HOME

Sabtu, 25 Februari 2017

Kajian Kitab Ushul At-Tsalatsah-15



Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far

Muqoddimah
الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَ يَرْضَى ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَآيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَ لَا تَمُوْتُوْنَ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَ إِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ تَعَالَى ، وَ خيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ، وَ شَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتِهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَاتِ بِدْعَةٍ وَ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٍ
أمَّا بَعْدُ ،
Puji Syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala limpahan Rahmat dan kurnia-Nya, sehingga kita bisa tetap berada di atas keimanan dan Islam sampai saat ini, dan juga masih diberi kesempatan untuk mengkaji Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Salallahu ‘alaihissalam sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi Radiyallahu ‘anhu.
Risalah Penutup
Iman Kepada Rasul

Syaikh Muhammaad bin Abdul Wahhab berkata :
وأرسل الله جميع الرسل مبشرين منذرين
Arti : “Allah Ta’ala mengutus para Rasul dengan membawa kabar gembira dan peringatan”
Allah Ta’ala berfirman :
رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ : 165)
Syaikh Utsaimin mengatakan yang dimaksud kabar gembira yaitu memberitahukan kepada yang taat kepada Allah, maka baginya surge dan yang dimaksud membawa peringatan yaitu memberitahukan  kepada yang durhaka kepada Allah, maka baginya neraka.[1]
Rasul yang pertama adalah Nabi Nuh Alaihissalam dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad salallahu ‘alaihissalam, beliau juga penutup para Nabi. Dalil kalau Nabi Nuh itu sebagai rasul yang pertama, Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ 
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya”(QS. An-Nisa’: 163)
Yang dimaksud dengan النَّبِيِّينَ disitu yaitu para rasul.
Allah Ta’ala mengutus para rasul disetiap umat dari mulai Nabi Nuh Alaihissalam sampai Nabi Muhammad salallahu ‘alaihissalam, semuanya diutus untuk menyerukan ibadah hanya kepada Allah Ta’ala saja dan melarang untuk beribadah kepada thaghut. Dalilnya firman Allah Ta’ala :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللَّهَ وَاجْتَنِبُواْ الْطَّـغُوتَ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَـلَةُ فَسِيرُواْ فِى الاٌّرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَـقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ.
    
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-Nahl :36) Allah Ta’ala mewajibkan semua hamba-Nya kufur dengan thaghut dan beriman kepada Allah Ta’ala saja.

Wajib bagi seorang muslim untuk mengimani semua rasul yang diutus Allah Ta’ala, barangsiapa yang mendustakan salah satu diantara rasul maka dia telah mendustakan semua rasul hal ini sebagaimana perkataan Syaikh Abdul Aziz Alu-Syaikh.[2]

Perlu diingat bahwa setiap rasul sudah pasti Nabi, tapi tidak setiap Nabi itu Rasul.

Faidah :
Tidak sempurna Iman seseorang kalimat Tauhid kecauli dengan meyakini 2 hal :
a.       Iman kepada Allah
b.      Kufur kepada Thaghut

Demikian Penjelasan Kajian kita mengenai Syarh kitab Tsalatsatu Al-Ushul 15. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita serta menambah pengetahuan kita tentnag Islam. Wallahu ‘Alam.




[1] Lihat Syarh Tsalatsatu Al-Ushul oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, hal 148.
[2] Lihat syarh Al-Ushul At-Tsalatsah oleh Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh, hal 100

0 komentar:

Posting Komentar