Muqoddimah
الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ ، كَمَا
يُحِبُّ رَبُّنَا وَ يَرْضَى ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَآيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَ لَا تَمُوْتُوْنَ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَ إِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ تَعَالَى ، وَ خيْرَ
الهَدْيِ هَدْيُ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ، وَ شَرَّ
الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتِهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَاتِ بِدْعَةٍ وَ كُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلَالَةٍ
أمَّا بَعْدُ ،
Puji Syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala limpahan Rahmat
dan kurnia-Nya, sehingga kita bisa tetap berada di atas keimanan dan Islam
sampai saat ini, dan juga masih diberi kesempatan untuk mengkaji Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Salallahu ‘alaihissalam sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi
Radiyallahu ‘anhu.
Risalah Penutup
Iman Kepada Rasul
Syaikh Muhammaad bin
Abdul Wahhab berkata :
وأرسل الله جميع الرسل مبشرين منذرين
Arti : “Allah Ta’ala mengutus para Rasul dengan membawa kabar
gembira dan peringatan”
Allah Ta’ala berfirman :
رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا
يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ
عَزِيزًا حَكِيمًا
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia
membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ : 165)
Syaikh Utsaimin mengatakan yang dimaksud kabar
gembira yaitu memberitahukan kepada yang taat kepada Allah, maka baginya surge
dan yang dimaksud membawa peringatan yaitu memberitahukan kepada yang durhaka kepada Allah, maka baginya
neraka.[1]
Rasul yang pertama adalah Nabi Nuh Alaihissalam
dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad salallahu ‘alaihissalam, beliau
juga penutup para Nabi. Dalil kalau Nabi Nuh itu sebagai rasul yang pertama,
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا
إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu
kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
kemudiannya”(QS. An-Nisa’: 163)
Yang dimaksud dengan النَّبِيِّينَ disitu yaitu para rasul.
Allah Ta’ala mengutus para rasul disetiap umat
dari mulai Nabi Nuh Alaihissalam sampai Nabi Muhammad salallahu
‘alaihissalam, semuanya diutus untuk menyerukan ibadah hanya kepada Allah
Ta’ala saja dan melarang untuk beribadah kepada thaghut. Dalilnya firman Allah
Ta’ala :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى
كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللَّهَ وَاجْتَنِبُواْ الْطَّـغُوتَ
فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَـلَةُ
فَسِيرُواْ فِى الاٌّرْضِ فَانظُرُواْ كَيْفَ كَانَ عَـقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ.
“Dan sungguhnya
Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu",
maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada
pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826].
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-Nahl :36) Allah Ta’ala
mewajibkan semua hamba-Nya kufur dengan thaghut dan beriman kepada Allah Ta’ala
saja.
Wajib bagi seorang muslim untuk
mengimani semua rasul yang diutus Allah Ta’ala, barangsiapa yang mendustakan
salah satu diantara rasul maka dia telah mendustakan semua rasul hal ini
sebagaimana perkataan Syaikh Abdul Aziz Alu-Syaikh.[2]
Perlu diingat bahwa setiap rasul
sudah pasti Nabi, tapi tidak setiap Nabi itu Rasul.
Faidah :
Tidak sempurna Iman seseorang
kalimat Tauhid kecauli dengan meyakini 2 hal :
a. Iman kepada Allah
b. Kufur kepada Thaghut
Demikian Penjelasan Kajian kita mengenai Syarh
kitab Tsalatsatu Al-Ushul 15. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita
serta menambah pengetahuan kita tentnag Islam. Wallahu ‘Alam.
0 komentar:
Posting Komentar