HOME

Rabu, 22 Februari 2017

Ke Tanah Suci Tak Harus Kaya_1 ( Kisah Nyataku )



Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far

Perjalanan ke Tanah Suci adalah perjalanan yang diinginkan oleh semua orang yang beriman dan ini tidak bisa kita pungkiri, senakal-nakal orang apabila ditawari untuk pergi haji atau umrah pasti dia mau, ya begitulah fitrah manusia. Ketahuilah bahwa ka’bah dan apa yang di sekitarnya adalah pemandangan terindah setelah melihat wajah kedua orang tua. Dari tempat-tempat wisata di seluruh dunia, hanya disanalah ada ketenangan dan kebahagiaan. Banyak keutamaan yang telah ditetapkan oleh Syari’at untuk berkunjung kesana diantaranya adalah menunaikan ibadah haji dan umrah. Coba perhatikan dalil-dalil di bawah ini:

1. Allah Ta’ala telah menetapkan Mekkah sebagai kota suci, yakni sejak penciptaan langit dan bumi. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada hari penaklukan kota Mekkah :
إِنَّ هَذَا الْبَلَدَ حَرَّمَهُ اللَّهُ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فَهُوَ حَرَامٌ بِحُرْمَةِ اللَّهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat “. (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَٰذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ ۖ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekkah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS. An-Naml : 91)
Dengan seizin Allah, Mekkah akan tetap dalam perlindunganNya, dan menjadi negeri aman tenteram. Hal ini sebagai wujud Allah telah mengabulkan doa Nabi Ibrahim. Allah Ta’ala berfirman :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata : “Ya Rabb-ku, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”. (QS. Ibrahim : 35)
Perlindungan Allah Ta’ala terhadap kota Mekkah, dan khususnya Ka’bah, telah dibuktikan. Sebagai contoh, Allah telah menjaga Ka’bah dari serbuan pasukan gajah pimpinan Raja Abrahah yang bertekad menghancurkannya.
2. Kota Mekkah, merupakan tempat yang paling dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seandainya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak terusir dari kota itu, niscaya beliau tidak akan meninggalkannya. Ini tercermin dari sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ
“Demi Allah. Engkau adalah sebaik-baik bumi, dan bumi Allah yang paling dicintaiNya. Seandainya aku tidak terusir darimu, aku tidak akan keluar (meninggalkanmu)” (HR. Tirmidzi)
3. Shalat di kota Mekkah, terlebih di Masjidil Haram memiliki derajat nilai sangat tinggi, sebanding dengan seratus ribu shalat di tempat lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
صَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ
“Satu shalat di Masjidil Haram, lebih utama dibandingkan seratus ribu shalat di tempat lainnya”. [HR Ahmad, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani]
Dengan keutamaan yang dimilikinya, Allah Ta’ala telah menetapkan hukum-hukum khusus berkaitan dengan kota Mekkah yang sarat dengan berkah ini. Beberapa hukum berkaitan dengan kota Mekkah, di antaranya :
a.       Orang kafir diharamkan memasuki kota Mekkah.
Allah berfirman dalam surat at Taubah ayat 28 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini …(tahun penaklukan kota Mekkah)” (QS. At-Taubah : 28)
Imam al Qurthubi berkata : “Diharamkan memberikan keleluasaan kepada orang musyrik untuk masuk tanah Haram. Apabila ia datang, hendaknya imam (penguasa) mengajaknya keluar wilayah tanah Haram untuk mendengarkan apa yang ingin ia sampaikan. Seandainya ia masuk dengan sembunyi-sembunyi dan kemudian mati, maka kuburnya harus dibongkar dan tulang-belulangnya dikeluarkan”. (Lihat Tafsir Al-Qurtubi)
b.      Di kota Mekkah, siapapun dilarang berbuat maksiat.
Perbuatan maksiat di kota Mekkah, dosanya sangat besar daripada di tempat lain. Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ الَّذِي جَعَلْنَاهُ لِلنَّاسِ سَوَاءً الْعَاكِفُ فِيهِ وَالْبَادِ ۚ وَمَن يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُّذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidilharam yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zhalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih” (QS. Al-Hajj : 25)
Ayat ini, menurut penjelasan Syaikh as Sa’di, mengandung kewajiban untuk menghormati tanah Haram, keharusan mengagungkannya dengan pengagungan yang besar, dan menjadi peringatan bagi yang ingin berbuat maksiat.(Lihat Tafsir Taisir Al-Karim Ar-Rahman)
c. Di tanah Mekkah diharamkan binatang buruan ataupun berusaha untuk mengejarnya, juga dilarang menebang pohon liar, memotong durinya, ataupun mencabut rerumputannya.
d. Barang temuan di tanah Haram tidak boleh diambil, kecuali bagi orang yang akan mengumumkannya selama-lamanya.
Dalil yang menunjukkan point (c) dan (d), yaitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لَا يُعْضَدُ شَوْكُهُ وَلَا يُنَفَّرُ صَيْدُهُ وَلَا يَلْتَقِطُ لُقَطَتَهُ إِلَّا مَنْ عَرَّفَهَا وَلَا يُخْتَلَى خَلَاهُ فَقَالَ الْعَبَّاسُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلَّا الْإِذْخِرَ فَإِنَّهُ لِقَيْنِهِمْ وَلِبُيُوتِهِمْ قَالَ إِلَّا الْإِذْخِرَ
“Tidak boleh dipatahkan durinya, tidak boleh dikejar hewan buruannya, dan tidak boleh diambil barang temuannya, kecuali bagi orang yang ingin mengumumkannya, dan tidak dicabut rerumputannya. Al ‘Abbas berkata,”Kecuali rumput idkhir, wahai Rasulullah.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Demikian keutamaan dan kemulian kota suci Mekkah dan sebagian hukum-hukum yang telah ditetapkan syari’at. Dengan mengetahui perkara ini, maka seorang muslim sudah semestinya bisa menjaga diri dari berbuat maksiat. Tidak menodainya dengan perbuatan-perbuatan terlarang.
Kisahku….`
Berikut ini adalah kisah perjalananku menuju ke Tanah Suci, untuk menunaikan ibadah Umrah yang akan berangkat besok Kamis, 23 Feb 2017 in syaa Allah. Berawal dari keinginan yang kuat untuk bisa menginjakkan kaki disana semenjak aku masih di Indonesia, tapi untuk kesana memang tidak mudah, harus melalui tahapan-tahapan yang sangat ketat, baik secara dokumen maupun kekuatan fisik dan juga biaya. Oh ya kenalan dulu, aku adalah Abu Yusuf Akhmad Ja’far, akrab dipanggil Ja’far atau Abu Yusuf dikalangan temen-temen. Saat ini aku menjalani pendidikan di salah satu Universitas Islam Tertua di dunia yaitu Universitas Al-Azhar Kairo fakultas Syariah Islamiyah, jadi otomatis saat ini aku sedang di Mesir semenjak bulan Agustus 2015 lalu dan belum merasakan lagi aroma kampung halaman di Indonesia selama kurang lebih 1 tahun setengah.

Hidup di Negara orang tentunya berbeda dengan hidup di Negeri sendiri, adapun perbedaanya banyak mungkin pada lain kesempatan aku ceritain deh, in syaa Allah.

Aku berasal dari keluarga yang sederhana, bapakku rahimahullahu sudah lama meninggal sekitar tahun 2009 lalu dan sejak itu tanggungan rumah tangga ada di punggung makku (ibuku). Perlu diketahui mak dan bapakku adalah seorang pekerja keras dari mulai pengantin baru, mereka berdua berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga untuk bisa memperbaiki kehidupan, ya harus kerja keras, buat makan aja susah apalagi buat lain-lain. Bapakku sendiri profesi aslinya adalah tukang buat kursi mebel sewaktu mudanya, ya maklumlah karena hanya lulusan SD, pekerjaan itu dijalani sampai setelah menikah dengan makku, yang pada akhirnya beliau berubah profesi karena suatu hal atau sebab lain yang aku kurang faham menjadi seorang sopir di pabrik kayu dan nyambi jualan baju dll, adapun makku adalah orang desa yang menikah dengan bapakku sehingga dibawa oleh bapakku ke pinggiran kota Pasurua- Jawa Timur. Pada awalnya makku tidak bekerja karena minim pengalaman dan beda bahasa juga, karena makku bahasanya Madura sehingga bahasa jawanya kurang terlalu bisa, tapi setelah beberapa waktu, makku bisa berjualan di SD Gentong (tempat sekolahku dulu), pekerjaan ini di tekuni sampai aku lahir pada tahun 1996, karena aku tidak ada yang merawat waktu itu, sedangkan nenek dan kakekku yang biasanya merawat aku sedang sibuk dengan urusannya. Dan akhirnya makku membuka toko kecil-kecilan dan nyambi jualan sayur-mayur serta lauk-pauk kalau pagi hari di rumahku. Oh ya, aku mempunyai 2 saudara kandung, kakak perempuan 1 (kelahiran tahun 1986, sudah menikah dan mempunyai anak 2) dan adek laki-laki 1 (kelahiran 1999 dan sekarang masih kelas 2 SMA) jadi kami tiga bersaudara, aku anak kedua.

Jadi intinya, setelah bekerja keras selama ini, orang tuaku punya beberapa rumah dan mobil butut, karena mobil adalah kebutuhan untuk pekerjaan bapakku. Jadi saat itu keluargaku tergolong keluarga yang sederhana dan cukup. Bahkan pada tahun 2003 kedua orang tuaku bisa pergi haji ke baitullah. Mungkin disitu puncak kesuksesan mereka berdua. Pada saat itu aku masih belum tahu apa-apa soal kerasnya kehidupan, karena dikala itu usiaku masih 7 tahun. Yang aku tahu, aku bisa sekolah dan maen.

Pada tahun 2007 bapakku mulai terserang sakit sehingga harus berobat dan pada akhirnya harus menjalani operasi, sempat sembuh beberapa saat tapi tidak lama kemudian beliau sakit kembali hingga sering sekali keluar masuk rumah sakit, baik itu dalam kota ataupun luar kota.sakit yang di derita pada awalnya adalah Usus Buntu, kemudian menjalan ke ginjal dan akhirnya komplikasi di berbagai organ tubuhnya. Pada saat itu keuangan keluarga tidak karuan, mobil terjual untuk biaya operasi, belum lagi perabotan yang lain juga habis bahkan sampai banyak hutang puluhan juta hanya untuk membiayai bapak diwaktu sakitnya, sampai pada puncaknya tahun 2009, bapakku (semoga Allah mengampuni dosa-dosanya) pergi untuk menghadap kepada Allah Ta’ala. Saat itu aku duduk di bangku kelas 1 SMP. Rasa sedih sangat dalam yang kualami saat itu, bagaimana tidak, pada usiaku yang baru dewasa sudah harus hidup tanpa bapak, sehingga akulah yang menjadi penerusnya untuk menjaga keluargaku.

Akhirnya keadaan keluargaku seperti itu, tapi dalam kondisi seperti ini,emakku terus berjuang dan selalu sabar menghadapi kesusahan dalam memperjuangkan anak-anaknya serta melunasi semua hutang yang ditinggalkan oleh bapakku. Kondisi keluargaku sekarang tidak jauh berbeda dari keadaan seperti awal ditinggal bapak meninggal. Karena hutang-hutang itu belum terlunasi sampai saat ini, meskipun sudah ada sebagian yang sudah lunas.

Dibalik itu semua, Aku salut dan sangat menghargai perjuangan emakku buat anak-anaknya agar bisa tetap sekolah setinggi-tingginya, pahit manis telah kulalui semenjak kepergian bapak. Terkadang melihat orang yang bisa-bisa jalan-jalan bareng, liburan bersama bapaknya dan keluarganya, minta duit ke bapaknya, aku suka sedih dan kadang sampai meneteskan air mata. Rasa iri itu ada, tapi apalah daya. Aku hanya bisa sabar menghadapi ini semua.

Lihat cerita lebih lengkap di website :


Cerita singkatnya, aku sekarang sedang di Mesir seperti yang aku katakan tadi, awalnya untuk kesini aku terkendala oleh biaya yang sangat mahal sebesar 14 juta rupiah. Memang rencana Allah dan pertolongannya itu indah, aku berhasil memperoleh uang sebesar itu dari muhsinin yang bergabung di suatu lembaga umum yang bergelut di bidang social dakwah di daerah Bekasi, sebut saja nama yayasan itu Sahabat Yamima, bisa di lihat di fecebook dan you tube. Aku memperoleh bantuan itu melalui perantara guru/dosenku Ust. Syarif Mahya Lubis sewaktu kuliah di L-SIA Bekasi selama kurang lebih 1 tahun dengan membawa pulang gelar D1. Beliau punya hubungan baik dengan lembaga itu sehingga Allah menyalurkan bantuan-Nya  melalui tangan-tangan mereka (semoga Allah menjaga mereka semua terutama direktur Sahabat Yamima, Pak Rizal Abu Fathi).

Ketahui bahwa kehidupan di Mesir tidaklah mudah, apalagi bagiku seorang yang tak punya biaya untuk kuliah tapi nekat untuk bisa tetap kuliah. Saat awal-awal di Mesir, banyak sekali biaya yang harus aku keluarkan untuk bayar sewa rumah, bayar biaya SPP sewaktu di Markas Lughah dll. Saat itu uang sakuku yang kudapat dari muhsinin dan tetangga-tetanggaku bisa mencukupi untuk bayar itu , akan tetapi hanya untuk 2 bulan pertama. Tapi untuk bulan-bulan berikutnya aku sudah tidak punya uang sama sekali. Alhamdulillah pada saat itu yayasan Sahabat Yamima masih mengirim uang kepadaku setiap bulan dengan nominal yang menurutku lumayan besar, tapi ternyata hal itu belum mencukupi untuk biaya SPP dan segala macam kebutuhan sehingga mau tidak mau aku harus bekerja, Ya bekerja.

Tepat 4 bulan setelah kedatanganku di Mesir aku kerja di salah satu rumah makan Indonesia yang ada disini, awalnya sih seminggu sekali kerjanya, lama-lama jadi 2 hari selama seminggu. Gajinya memang tidak seberapa, tapi minimal ada pemasukanlah, kira-kira begitu. Bahkan yang lebih menyentuh dan tidak akan kulupakan selama hidupku, bahwa aku selalu gajian di depan (awal bulan), karena memang pada awal bulan harus bayar sewa rumah dan SPP di markas lughah sehingga pada akhir bulannya aku hanya dapat sisa gaji yang hanya bisa buat beli indomie 3, bahkan kadang mines.

Ditengah kesibukan kuliah markas lughah, tahfidz, dll aku harus kerja. Ya minimal bisa untuk lanjut kuliah dan bisa makan karena itulah kebutuhan utamaku, aku bukun tipe orang yang boros bahkan bisa dibilang ngirit (hemat). Bahkan aku pernah punya hutang yang banyak sekali sama temen. Tapi lama-lama habis juga hutangnya, meskipun sampai saat ini masih gali lobang tutup lobang.

Kesusahanku diatas hampir semua tidak aku ceritakan sama orang tua, karena aku tidak mau membuat emakku kepikiran. Karena aku lelaki yang masih punya kekuatan untuk membiayai kehidupanku sendiri, maka aku rela mengorbankan banyak waktu untuk mencari uang, meskipun sangat capek, tapi aku berusaha sabar untuk menghadapi semua itu. Aku yakin suatu nanti aku akan sukses, karena kesuksesan membutuhkan pengorbanan.

Aku bekerja di rumah makan selama (kurang lebih) setengah tahun, dari situ aku mendapatkan banyak pengalaman dan relasi yang sangat banyak. Pada bulan Mei 2015 aku lulus kuliah di markas lughah dan pada saat itu aku memutuskan untuk berhenti kerja di rumah makan tersebut (karena kalau sudah masuk di Univ. Al-Azhar nanti tidak ada biaya SPP), disisi lain banyak menghabiskan waktu, capek juga. Bayangkan saja, kerja dari jam 12.00 atau 12.30 sampai jam 23.00 malam, sedangkan paginya kuliah. Ya begitulah pengalaman yang telah aku jalani. Belum lagi saat itu musim dingin sehingga harus berjuang untuk melawati masa-masa itu.

Sebelum aku memutuskan untuk keluar dari pekerjaan di rumah makan, aku sudah mempunyai sampingan lain yang bisa menopang hidupku, yaitu membuka jasa penukaran uang asing. Pekerjaan ini sampai saat ini aku tekuni. Sebenarnya aku tidak mempunyai modal untuk bisnis itu, karena hasil kerja dan kiriman dari yayasan sudah habis buat baiaya SPP selama kurang lebih 5 tingkat, yang ditempuh selama (kurang lebih) 8 bulan. Tapi aku tidak kehabisan akal, aku tawari saja temen-temenku yang punya uang lebih untuk ngasih modal kepadaku, lalu kita bagi hasil (system mudharabah). Dari sini mulai membaik sisi ekonomiku, minimal tidak harus kerja berjam-jam untuk mendapatkan gaji 50-60 pound (dulu sekitar 100 rb rupiah).  

Selain waktuku sangat berharga kalau harus bekerja berjam-jam tapi hasilnya sama dengan bekerja yang memakan sedikit, aku putar otak sehingga bisa bekerja dengan mudah dan menghasilkan uang yang sama bahkan lebih per hari waktu yang hanya bermodal hp dan sedikit kelincahan dalam tawar-menawar. Kira-kira begitulah perjalananku. Sehingga waktuku untuk bertalaqi/menghadiri pengajian bersama para masyayikh sangat banyak.

Pada bulan Oktober 2016 aku resmi menjadi Mahasiswa Al-Azhar Kairo, setelah melewati masa-masa kuliah di markas lughoh yang memakan biaya sangat banyak.

Keinginanku untuk ke Tanah Suci sangatlah kuat….!!
Sambil terus berdoa di dalam sujud dan waktu-waktu mustajab untuk bisa pergi ke tanah suci, aku terus berusaha. Sebelum keberangkatanku banyak sekali ujian dan tantangan yang aku hadapi. Tapi selama itu pula aku bersabar, karena aku yakin bahwa suatu saat nanti aku bisa berangkat, bukan karena aku kaya atau banyak duit, tapi murni karena panggilan Allah Ta’ala.

Bayangkan saja, beberapa bulan ini bisnisku kesendat karena kurs dollar dan pound naik turun sehingga aku mengalami kerugian besar sebanyak ribuan pound beberapa saat itu, meskipun pada akhirnya bisa tercover juga kerugian itu, tentunya dengan perjuangan yang berat. Tapi niat dan doa terus kupanjatkan kepada Allah agar selalu mempermudah langkahku untuk memenuhi panggilannya.

Uangku yang ku sisikan dari keuntungan kerjaku sangat mepet buat daftar umrah, tapi aku yakin nanti ada rezeki lagi dari Allah. Akhirnya aku memberanikan diri untuk daftar, dengan hanya menyerahkan paspor dan surat keterangan dari KBRI untuk pengurusan visa, yang akan dilakukan di Indonesia. Beberapa hari setelah itu pasporku  sudah sampai di Indonesia yang dibawa pulang oleh temen untuk diurus visanya.

Cemas menunggu, cobaan demi cobaan menimpaku, salah satunya yaitu hpku hilang, yang mana disitu banyak sekali hal-hal penting, apalagi masalah bisnisku. Tapi apalah daya, mungkin ini cobaan yang mau tak mau harus kuterima, toh sebagai aplikasi mengimani adanya takdir yang buruk.

Semalaman tidak bisa tidur karena kepikiran hp, tiba-tiba pagi hari dikabarkan bahwa visa turun. Aku seneng banget meskipun di sisi lain sedih karena artinya aku harus segera membayar uang umrah itu sebanyak 450$ (sekitar 7 juta rupiah), sedangkan duitku kurang, ditambah lagi buat beli hp, yang mana hp bagiku suatu hal yang urgent, ya untuk bisnis dan berbagi ilmu dengan temen-temen di Indonesia. Tapi saat itu adalah masa-masa gentingku, sehingga  aku yakin dan terus  berdoa kepada Allah agar memberi jalan keluar, akhirnya aku telpon ke emakku di Indonesia mengabari hal ini, awalnya ingin minta bantuan tapi akhirnya tidak bisa karena keadaan keluarga di Indonesia juga memprihatinkan. Makku nangis saat itu, karena tidak bisa membantu aku. Tapi aku hanya minta di doakan saja oleh makku agar diberi jalan keluar.

Pada waktu pembayaran aku harus minjem uang teman dulu, karena saat itu benar-benar genting dan mepet. Tapi minjemnya juga tidak banyak. Yang terpenting sudah terbayar saat itu aku sudah lega.

Singkat cerita, Setelah beli hp bekas dengan harga yang murah, aku bener-bener tidak punya uang, entah darimana uang sakuku nanti buat bekal disana ?, ah sudahlah aku tidak terlalu berfikir hal itu, yang penting aku terus berdoa agar ada rezeki lagi buat pegangan nanti.

Allah Ta’ala mulai menunjukkan kebesarannya, tepat beberapa hari sebelum aku berangkat, rezeki itu ada saja yang datang, tiba-tiba dapat kiriman dari Yayasan sebanyak 1 juta, lalu diberi muhsinin di Mesir melalui Ust. Syakir sebayak 1400 pound (kira-kira 1 jut lebih), belum lagi yang di kasih Syaikh Wahid bin Abdissalam Bali beberapa ratus pound. Sungguh ini seperti mimpi, sampai air mataku menetes saat menerima itu semua. Tidak lepas-lepas aku memuji Allah Ta’ala dan bersyukur atas bantuannya yang benar-benar tidak aku sangka. Oleh karenya aku berkesimpulan bahwa pergi ke Tanah suci tidak harus kaya raya nunggu uang numpuk, karena memang unutk pergi kesana adalah murni panggilan dari Allah Ta’ala. Semoga Allah memeberi keberkahan di perjalanan nanti.

Sebelum berangkat air mataku sering menetes karena mengingat betapa besar nikmat Allah yang diberikan padaku. Sekarang aku sudah menjadi pelaku dari scenario Allah yang sangat hebat dan tidak disangka-sangka. Dan juga karena sudah sangat rindu untuk segera melihat ka’bah dan beribadah disana, mengumandangkan talbiyah dan melakukan syi’ar-syi’ar Umrah yang lainnya.

Semoga siapa saja yang membaca ini ataupun yang tidak membaca ini, bisa pergi ke Tanah suci untuk mekakukan Ibadah Haji maupun Umrah.

Inilah sebuah cerita singkat yang bisa kutuangkan disini, semoga memberi kita motivasi dan semangat untuk bisa pergi ke Tanah Suci.

Simak kisah selanjutnya tentang perjalanan saat Umrah…!!


Silahkan bagi yang mau sharing atau urusan apapun dengan aku, bisa langsung hubungi nomer WA : +201069600655. Semoga bermanfaat.





Ditulis semalam sebelum keberangkatan dari Kairo menuju Madinah Al-Munawwarah.

.

0 komentar:

Posting Komentar