HOME

Selasa, 07 Februari 2017

Aku dan Kekasihku_2




Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan kepada kita nikmat hingga saat ini untuk menghirup udara segar secara gratis dari-Nya. Nikmat manakah yang kita dustakan ?

Pada kesempatan kali ini akan kami lanjutkan subuah cerita tentang pasangan sejoli yang hancur diakibatkan sebuah dosa besar seorang istri. Sang Istri akhirnya bertaubat dan menuliskan kisahnya ini agar kita semua dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini, agar tidak terjatuh kedalam lubang yang sama. Simaklah kisahnya !!

Sumairoh melanjutkan ceritanya, berikut ini ;
Waktuku disibukan dengan computer, rasa aingin tahuku sangat besar. Karena itu aku mulai ingin belajar bagaimana cara mengirim dan menerima sebuah pesan dan foto dari internet sampai aku mengalami kesusahan kala itu dan akhirnya bisa juga. Dengan berjalannya waktu, dikit-demi sedikit aku mulai mengulur-ulur waktu shalat, bahkan terkadang aku meninggalkannya. Suamiku selalu menegurku agar aku tidak disibukakan dengan internet yang bisa membuatku lalai dari shalat dan kewajiban lain.

Musibah ini datang, pada suatu hari aku berkenalan dengan seorang pemuda nerinisial (M) melalui chat, dia selalu mengirim kepadaku kalimat cinta dan kalimat-kalimat yang membuatku terpedaya hingga aku terbuai dengan lirih suaranya yang bernada itu sampai aku terpukau dengannya bagaikan budaknya.   
Seringkali aku mengatakan pada diriku tatkala chatingan dengannya “ اتقي الله يا سميرة Takutlah kepada Allah Wahai Sumairoh, karena saat ini kamu sedang berkhianat pada  suamimu !! Was-was itu semua tidak berguna tatkala syaithan sudah bereaksi, karena syaithan sangat kuat godaannya dalam mempengaruhi manusia agar sesat sepertinya. Lalu sekarang aku mengatakan (Tatkala sudah taubat) : Kalau saja aku dulu dekat dengan Allah pastinya syaitan kalah denganku. Tapi sayang dikala itu aku jauh dari Allah Ta’ala.
Setelah aku berkenal dengan pemuda itu, aku mulai mengabaikan tugas-tugas rumahku. Tatkala suamiku (Ghanim) pulang dari kantornya dia tidak lagi mendapati kerapian di dalam rumah sebagaimana dulu dipengantin baru. Bahkan anakku sampai nangis berjam-jam minta untuk disusui tapi tidak kupedulikan karena aku asyik bermain chatingan dengan pacar baruku itu.
Aku terheran-heran kepada diriku sendiri, kenapa bisa tergoda  dengan gombalan pemuda itu,  padaha suamiku sering mengatakan itu (gombalan yang sama) padaku, apakah karena suaranya yang lembut dan kata-katanya yang manis ?
Sampai aku sangat ingin segera melihat fotonya, berjam-jam kuhabiskan waktu di depan computer demi dia, kuabaikan semua perkara yang menggangguku, entah itu suara adzan, suara hati dilubuk paling dalam (yang mengingkari perbuatannya), entah aku sangat terperdaya dikala itu.
Dikala itu, rasa takutkukepada Allah sangat minim sekali, hal itu disebabkan karena aku jauh dari Al-Qur’an, Shalat, dan teman-teman yang shalihah. Suamiku sendiri sampai lelah mengingatkan ku terus-menurus agar tidak lagi menyia-nyiakan waktu, sampai pada akhirnya dibiarkanlah aku melakukan hal semauku.
Perkenalanku dengan pacar baruku itu sudah sangat intim sekali, sampai masalah rumah tanggaku ku ceritakan sama dia. Tapi apalah daya, dia selalu berkata : “cinta itu mempunyai rasa yang berbeda”. Pada suatu kesempatan pacarku itu mengirm fotonya kepadaku melalui email, aku memandanginya terkagum-kagum, padahal kala itu mata dipenuhi oleh tipu muslihat syaithan.
Terkadang terbesit dalam hatiku gundah, sungguh aku telah jauh dari Allah. Kuhabiskan malam-malamku untuk chatingan dengannya. Sampai pada puncaknya aku ingin bertemu dengannya, walaupun dalam hati kecilku menentangnya antara ya dan tidak. Tapi dengan rayuan gombalnya akhirnya aku meng-iyakan untuk ketemu dengannya, diantara gombalan pacarku itu “kamu adalah wanita paling manis di dunia ini”, sungguh aku sangat tahu bahwa itu adalah omongkosong, tapi kalimat itu telah merobek hatiku sampai aku lupa hadist Nabi salallahu alaihisalam :
ما خلا رجل بامرأة إلا كان الشيطان ثالثهما
“Tidaklah seorang pria berdua-dua dengan wanita (yang bukan mahram) maka yang ketiganya adalah Syaitan”
Aku telah lupa dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang dahulu pernah aku baca dan sebuah hadist yang sering ku dengar melalui radio suara Al-Qur’an Al-Kariim tatkala aku memulai kehidupan bersama suamiku (Ghanim) dahulu.
            Aku telah lemah dihadapan cinta, seakan-akan aku menjadi budak cinta, (Aku menagis tatkala menulis cerita sampai disini ). Akan ku kabaran kepada para pembaca yang budiman akhir dari cinta yang penuh dengan tipuan dan palsu itu.

Simak kisah selanjutnya diserial yang ke-3 !!

Faidah dari kisah ini :
  1.      Selingkuh adalah dosa besar, karena telah menghianati janji suci yang telah paten di akad pernikahan
  2.      Akibat jauh dari Allah adalah kemaksiatan yang beruntun
  3.      Kemaksiatan tidak menimbulkan ketenangan, melainkan hanya gelisah dan rasa bersalah
  4.      Menyia-nyiakan waktu untuk hal yang haram adalah dosa
  5.      Melalaikan kewajiban sebagai seorang istri adalah dosa
  6.      Menelantarkan anak hingga kelaparan juga dosa
  7.      Cinta sejati bukan diraih dari jalan haram
  8.      Penyesalan adalah di belakang bukan didepan
        Dll

Semoga kisah ini dapat kita jadikan sebuah renungan bagi siapa saja yang ingin mengarungi bahtera rumah tangga ataupun yang sudah berumah tangga. Jagalah keluarga kita dari fitnah yang berbahaya ini. Saya berdo’a kepada Allah agar kita selalu diberikan hidayah oleh Allah Ta’ala kejalan yang lurus sampai akhir hayat. Aamiin.

Wallahu ‘Alam

0 komentar:

Posting Komentar