Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan kepada kita
nikmat hingga saat ini untuk menghirup udara segar secara gratis dari-Nya.
Nikmat manakah yang kita dustakan ?
Pada kesempatan kali ini akan kami lanjutkan subuah cerita tentang
pasangan sejoli yang hancur diakibatkan sebuah dosa besar seorang istri. Sang
Istri akhirnya bertaubat dan menuliskan kisahnya ini agar kita semua dapat
mengambil pelajaran dari kejadian ini, agar tidak terjatuh kedalam lubang yang
sama. Simaklah kisahnya !!
Sumairoh melanjutkan ceritanya, berikut ini ;
Waktuku disibukan dengan computer, rasa aingin tahuku sangat besar.
Karena itu aku mulai ingin belajar bagaimana cara mengirim dan menerima sebuah
pesan dan foto dari internet sampai aku mengalami kesusahan kala itu dan akhirnya
bisa juga. Dengan berjalannya waktu, dikit-demi sedikit aku mulai mengulur-ulur
waktu shalat, bahkan terkadang aku meninggalkannya. Suamiku selalu menegurku
agar aku tidak disibukakan dengan internet yang bisa membuatku lalai dari shalat
dan kewajiban lain.
Musibah ini datang, pada suatu hari aku berkenalan dengan seorang
pemuda nerinisial (M) melalui chat, dia selalu mengirim kepadaku kalimat cinta
dan kalimat-kalimat yang membuatku terpedaya hingga aku terbuai dengan lirih
suaranya yang bernada itu sampai aku terpukau dengannya bagaikan budaknya.
Seringkali aku mengatakan pada diriku tatkala chatingan dengannya “
اتقي الله يا سميرة ” Takutlah kepada Allah Wahai Sumairoh, karena saat ini kamu
sedang berkhianat pada suamimu !! Was-was
itu semua tidak berguna tatkala syaithan sudah bereaksi, karena syaithan sangat
kuat godaannya dalam mempengaruhi manusia agar sesat sepertinya. Lalu sekarang
aku mengatakan (Tatkala sudah taubat) : Kalau saja aku dulu dekat dengan Allah
pastinya syaitan kalah denganku. Tapi sayang dikala itu aku jauh dari Allah Ta’ala.
Setelah aku berkenal dengan pemuda itu, aku mulai mengabaikan
tugas-tugas rumahku. Tatkala suamiku (Ghanim) pulang dari kantornya dia tidak lagi
mendapati kerapian di dalam rumah sebagaimana dulu dipengantin baru. Bahkan
anakku sampai nangis berjam-jam minta untuk disusui tapi tidak kupedulikan karena
aku asyik bermain chatingan dengan pacar baruku itu.
Aku terheran-heran kepada diriku sendiri, kenapa bisa tergoda dengan gombalan pemuda itu, padaha suamiku sering mengatakan itu (gombalan
yang sama) padaku, apakah karena suaranya yang lembut dan kata-katanya yang
manis ?
Sampai aku sangat ingin segera melihat fotonya, berjam-jam
kuhabiskan waktu di depan computer demi dia, kuabaikan semua perkara yang
menggangguku, entah itu suara adzan, suara hati dilubuk paling dalam (yang
mengingkari perbuatannya), entah aku sangat terperdaya dikala itu.
Dikala itu, rasa takutkukepada Allah sangat minim sekali, hal itu
disebabkan karena aku jauh dari Al-Qur’an, Shalat, dan teman-teman yang
shalihah. Suamiku sendiri sampai lelah mengingatkan ku terus-menurus agar tidak
lagi menyia-nyiakan waktu, sampai pada akhirnya dibiarkanlah aku melakukan hal
semauku.
Perkenalanku dengan pacar baruku itu sudah sangat intim sekali,
sampai masalah rumah tanggaku ku ceritakan sama dia. Tapi apalah daya, dia
selalu berkata : “cinta itu mempunyai rasa yang berbeda”. Pada suatu kesempatan
pacarku itu mengirm fotonya kepadaku melalui email, aku memandanginya
terkagum-kagum, padahal kala itu mata dipenuhi oleh tipu muslihat syaithan.
Terkadang terbesit dalam hatiku gundah, sungguh aku telah jauh dari
Allah. Kuhabiskan malam-malamku untuk chatingan dengannya. Sampai pada
puncaknya aku ingin bertemu dengannya, walaupun dalam hati kecilku menentangnya
antara ya dan tidak. Tapi dengan rayuan gombalnya akhirnya aku meng-iyakan
untuk ketemu dengannya, diantara gombalan pacarku itu “kamu adalah wanita
paling manis di dunia ini”, sungguh aku sangat tahu bahwa itu adalah
omongkosong, tapi kalimat itu telah merobek hatiku sampai aku lupa hadist Nabi salallahu
alaihisalam :
ما
خلا رجل بامرأة إلا كان الشيطان ثالثهما
“Tidaklah
seorang pria berdua-dua dengan wanita (yang bukan mahram) maka yang ketiganya
adalah Syaitan”
Aku
telah lupa dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang dahulu pernah aku baca dan sebuah
hadist yang sering ku dengar melalui radio suara Al-Qur’an Al-Kariim tatkala
aku memulai kehidupan bersama suamiku (Ghanim) dahulu.
Aku telah lemah dihadapan cinta,
seakan-akan aku menjadi budak cinta, (Aku menagis tatkala menulis cerita sampai
disini ). Akan ku kabaran kepada para pembaca yang budiman akhir dari cinta
yang penuh dengan tipuan dan palsu itu.
Simak
kisah selanjutnya diserial yang ke-3 !!
Faidah
dari kisah ini :
1.
Selingkuh
adalah dosa besar, karena telah menghianati janji suci yang telah paten di akad
pernikahan
2.
Akibat
jauh dari Allah adalah kemaksiatan yang beruntun
3.
Kemaksiatan
tidak menimbulkan ketenangan, melainkan hanya gelisah dan rasa bersalah
4.
Menyia-nyiakan
waktu untuk hal yang haram adalah dosa
5.
Melalaikan
kewajiban sebagai seorang istri adalah dosa
6.
Menelantarkan
anak hingga kelaparan juga dosa
7.
Cinta
sejati bukan diraih dari jalan haram
8.
Penyesalan
adalah di belakang bukan didepan
Dll
Semoga
kisah ini dapat kita jadikan sebuah renungan bagi siapa saja yang ingin
mengarungi bahtera rumah tangga ataupun yang sudah berumah tangga. Jagalah keluarga
kita dari fitnah yang berbahaya ini. Saya berdo’a kepada Allah agar kita selalu
diberikan hidayah oleh Allah Ta’ala kejalan yang lurus sampai akhir hayat.
Aamiin.
Wallahu ‘Alam
0 komentar:
Posting Komentar