Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far
Apakah yang terbesit dari benak anda saat membca judul di atas? Mungkin
ada yang berfikir baik, mungkin pula ada yang berfikir buruk, mungkin juga
tidak terbesit apa-apa, yah begitulah keadaan manusia !!. Apa saja yang anda pikir
sekarang itu tidaklah penting, yang terpenting adalah saat ini anda akan
membaca sebuah jalan cerita yang dikisahkan oleh Syaikh Muhammad Shawi dalam
bukunya "أنا و حبيبتي".
Sebuah kisah yang sangat memilukan antara sepasang sejoli yang saling
mencintai, akan tetapi ditengah perjalanan ada suatu masalah besar yang menghambat
bahtera rumah tangganya. Masalah apakah itu? Ya, Apalagi kalau bukan masalah
perselingkuhan.
Apa
penyebabnya ?
Siapa
yang selingkuh?
Penasaran?
Simaklah kisah yang sangat menyayat
hati ini dengan seksama !! Dengan harapan bisa mengambil ibrah dari kejadian
ini agar kita dapat terhindar darinya dan tidak ingin mencobanya.
Sebelum menyimak kisah ini, sejenak
akan saya tuliskan sebuah muqoddimah yang tidak kalah menarik dari kisahnya,
oleh karenanya ikuti terus tulisan ini sampai selesai.
Para sahabat yang dimuliakan Allah.
Sungguh kehidupan ini sungguh sangat melelahkan jika hanya diperuntukan untuk
syahwat dunia. Begitulah jalan cerita yang akan anda simak ini, betapa tidak?
Allah Ta’ala sudah memeberikan suatu kenikmatan berupa suami yang taat dan
cukup, akan tetapi nikmat itu tersia-siakan hingga penyesalan yang datang yang
hanya bisa menghabiskan air mata.
Sumairoh dan Ghonim adalah sepasang
kekasih yang diikat dengan ikatan halal. Pada suatu hari Sumairoh menceritakan sebuah
kejadian yang terjadi pada rumah tangganya, kejadian yang tidak akan pernah
dilupakannya seumur hidupnya. Kejadian apa itu? Simak kisahnya !!
Perkenalkan namaku adalah Sumairoh. Aku
menuliskan kisah ini di sebuah kamar kecil bersama anakku yang sedang kususui
dipangkuanku, sedangkan dia dalam keadaan tidur, sebut saja namnaya “Murad”
Aku mencoba menulis kisah ini,
meskipun rasa pilu dan sedih selalu melanda hati ini.
Aku
adalah wanita biasa, sebagaimana umumnya para wanita yang lain, dimana selalu
bermimpi dengan impian yang melangit nan indah.
Diantara
mimpi indah itu adalah menikah, dimana suatu saat aku akan mengenakan gaun
pengantin menempel indah ditubuhku, hidup bahagia dalam bingkai rumah tangga
dengan seorang pria yang sholeh.
Akhirnya mimpi yang selam ini ku impikan tercapai juga, Allah Ta’ala
memberikan aku rezeki seorang suami yang sholeh. Ku lalui hidup bersamanya dengan
indah nan bahagia. Setiap aku memandang apa saja yang ada didekatnya kurasakan sebagai
sebuah keindahan yang menghiasi dirinya . Aku selalu mendengar kalimat-kalimat
merdu dirumahku. Sampai pada suatu hari bibit cinta kami berdua telah nampak dengan
kehamilan, yang pada akhirnya Allah Ta’ala memberikan kepadaku dan keluargaku
seorang gadis mungil cantik jelita, yang kami beri nama Fatimah. Dengan kehadirannya
rumah tangga kami sangat bahagia nan indah.
Suamiku (Ghanim) adalah seorang pekerja di suatu perusahaan, dan gajinya cukup tinggi menurutku (ini adalah
nikmat dari Allah Ta’ala). Keluarga kami hidup dalam kecukupan dan kedamaian
begitu juga lingkungan disekitar kami. Jika suamiku pulang dari kantor, rumah
sudah kutata dengan rapi, kebiasanku adalah menunggunya di depan pintu
menyambut kedatangannya seraya menanti saat dia memeberikan ciuaman hangat
padaku, lalu suamiku berkata padaku dengan suara lirih dan merdu : Apakah kamu sudah sholat wahai Sumairah ? maka
Aku menjawab : sudah duhai suamiku. Kemudian aku bersegera melepasakan dasi dan
kemejanya, serta kusiapkan sebuah sandal buatnya untuk menyelesaikan hajatnya di
kamar mandi, seperti mencuci muka atau yang lainnya. Disela-sela dia di kamar
mandi, ku siapkan makanan untuknya. Begitulah kehidupan indah yang kujalani dan
kurasakan sampai sekarang, penuh ketaatan dan khidmah kepada suami.
Sampai pada suatu waktu awal musibah datang. Aku mempunyai tetangga
(wanita) seorang guru yang ahli dalam bidangnya, pada suatu malam dia mengundangku
ke rumahnya kebetulan dia mumpunyai perangkat computer (PC) yang digunakan
untuk internetan, sehingga gara-gara itu aku sering mengunjungi rumahnya, dan
aku mendapatinya sedang chattingan dengan seseorang, lalu dia memberitahu
kepadaku bahwa dia mempunyai beberapa teman di dumay. Karena tertarik dengan
apa yang dilakukan tetanggaku, maka aku memberanikan diri untuk minta dibelikan
perangkat computer (PC) kepada suamiku
sebagaimana tetangganya itu (sehingga bisa internetan dll). Pada suatu waktu
kudapati tetanggaku itu saling balas chatting dengan temannya yang ada di dumay
tersebut, pembahsannya mengenai cinta dan suatu yang menggelikan menurtuku.
Bagaimana dia bisa bermain-main mesra dengan temannya di internet sedangkan dia
sendirian di rumahnya? Tanyaku dalam hati. Hal ini menambah penasaranku
terhadap computer dan internet.
Aku terus mendesak suamiku agar segera memebelikanku computer,
awalnya memang dia menolaknya. Tapi dia berjanji akan membelikanku computer kalau
kami sudah mempunyai anak lagi (anak ke 2). Tidak lama kemudian dengan berjalannya
waktu Allah memeberikan rezeki kepada keluarga kami berupa kehamilanku hingga akhirnya terlahir dari
rahimku seorang anak laki-laki yang kami beri nama Murad.
Sesuai dengan janji suamiku bahwa dia akan membelikan seperangkat computer
untukku kini sudah dipenuhinya. Tatkala suamiku telah pergi ke kantor ataupun
waktu dia pergi ke masjid untuk sholat 5 waktu berjama’ah, Aku mulai memainkan computer
dan mencoba untuk mengetahui dumay lebih dalam lagi, hingga sibuk menyelimutiku.
Kecintaanku pada suamiku sangatlah besar, karena dialah pria yang sabar
menghadapiku dan melewati hari-harinya denganku tanpa mengeluh sediktpun. Aku berani
bersumpah atas nama Allah bahwa suamiku sampai saat belum pernah mengeluh
selama hidup denganku. Tapi saat ini internet sudah menyibukkan aku hingga pada
suatu hari, suamiku tiba-tiba masuk rumah, sedangkan aku sedang asyik dengan
internet, dengan bergegas dan rasa gugup aku tutup halaman berandaku yang ada
di layar computer. Kemudian suamiku berkata kepadaku : Ada apa duhai Sumairah ?
lalu aku menjawab : Tidak ada apa-apa kok, hanya saja komputernya agak lemot
sedikit, kataku berbohong padanya. Lalu dia senyum dan hilanglah rasa penasaran
yang tadi dia tanyakan padaku.
Waktuku disibukan dengan computer, rasa aingin tahuku sangat besar.
Karena itu aku mulai ingin belajar bagaimana cara mengirim dan menerima sebuah
pesan dan foto dari internet sampai aku mengalami kesusahan kala itu dan akhirnya
bisa juga. Dengan berjalannya waktu, dikit-demi sedikit aku mulai mengulur-ulur
waktu shalat, bahkan terkadang aku meninggalkannya. Suamiku selalu menegurku
agar aku tidak disibukakan dengan internet yang bisa membuatku lalai dari shalat
dan kewajiban lain.
Musibah ini datang, pada suatu hari aku berkenalan dengan seorang
pemuda nerinisial (M) melalui chat, dia selalu mengirim kepadaku kalimat cinta
dan kalimat-kalimat yang membuatku terpedaya hingga aku terbuai dengan lirih
suaranya yang bernada itu sampai aku terpukau dengannya bagaikan budaknya.
Kisah akan berlanjut ke serial ke-2 in syaa Allah. Tunggu saja di
chanel yang sama.
Faidah
yang bisa kita ambil dari potongn kisah diatas adalah
1.
Pilihlah
teman yang baik dan tinggalkan yang buruk tentunya dengan cara menasehatinya
terlebih dahulu, tapi kalau dia tetap dalam keburukannya maka carilah teman
yang lain.
2.
Banyakkan
oleh kalian bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepadamu.
3.
Ketaatan
bagi istri terhadap suami adalah suatu kewajiban
4. Mengurus
anak dan melayani suami itu sebuah kewajiban istri, oleh karenya jangan
sibukkan diri dengan hal yang lain
N 5. Memasukkan
lelaki lain (orang lain) dalam rumah tangga adalah awal musibah (simak cerita
berikutnya)
6.
Gunakan
internetmu sebagai washilah ketaatan bukan sebaliknya
7.
Waktumu
akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta’ala, maka gunakan untuk
melakukan ketaatan padanya
Semoga
bisa memberikan manfaat bagi kita dan sebagai bahan renungan. Ingat hadist Nabi
Salallahu ‘alaihissalam :
إذا
صلت المرأة خمسها و صامت شهرها و حفظت فرجها و أطاعت زوجها قيل لها ادخلي الجنة من
أي أبواب الجنة شئت
“Jika seorang wanita
selalu menjaga sholat 5 waktu, juga berpuasa sebulan (dibulan Ramadhan), serta
betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada
suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat yang mulia ini “
Masuklah surga dari pintu mana saja yang
kau sukai” ” (HR. Ahmad)
Wallahu ‘Alam
0 komentar:
Posting Komentar