HOME

Senin, 06 Februari 2017

Aku dan Kekasihku_1


Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far

Apakah yang terbesit dari benak anda saat membca judul di atas? Mungkin ada yang berfikir baik, mungkin pula ada yang berfikir buruk, mungkin juga tidak terbesit apa-apa, yah begitulah keadaan manusia !!. Apa saja yang anda pikir sekarang itu tidaklah penting, yang terpenting adalah saat ini anda akan membaca sebuah jalan cerita yang dikisahkan oleh Syaikh Muhammad Shawi dalam bukunya "أنا و حبيبتي".

Sebuah kisah yang sangat memilukan antara sepasang sejoli yang saling mencintai, akan tetapi ditengah perjalanan ada suatu masalah besar yang menghambat bahtera rumah tangganya. Masalah apakah itu? Ya, Apalagi kalau bukan masalah perselingkuhan.
Apa penyebabnya ?
Siapa yang selingkuh?
Penasaran?
            Simaklah kisah yang sangat menyayat hati ini dengan seksama !! Dengan harapan bisa mengambil ibrah dari kejadian ini agar kita dapat terhindar darinya dan tidak ingin mencobanya.
            Sebelum menyimak kisah ini, sejenak akan saya tuliskan sebuah muqoddimah yang tidak kalah menarik dari kisahnya, oleh karenanya ikuti terus tulisan ini sampai selesai.
            Para sahabat yang dimuliakan Allah. Sungguh kehidupan ini sungguh sangat melelahkan jika hanya diperuntukan untuk syahwat dunia. Begitulah jalan cerita yang akan anda simak ini, betapa tidak? Allah Ta’ala sudah memeberikan suatu kenikmatan berupa suami yang taat dan cukup, akan tetapi nikmat itu tersia-siakan hingga penyesalan yang datang yang hanya bisa menghabiskan air mata.
            Sumairoh dan Ghonim adalah sepasang kekasih yang diikat dengan ikatan halal. Pada suatu hari Sumairoh menceritakan sebuah kejadian yang terjadi pada rumah tangganya, kejadian yang tidak akan pernah dilupakannya seumur hidupnya. Kejadian apa itu? Simak kisahnya !!
            Perkenalkan namaku adalah Sumairoh. Aku menuliskan kisah ini di sebuah kamar kecil bersama anakku yang sedang kususui dipangkuanku, sedangkan dia dalam keadaan tidur, sebut saja namnaya “Murad”
            Aku mencoba menulis kisah ini, meskipun rasa pilu dan sedih selalu melanda hati ini.
Aku adalah wanita biasa, sebagaimana umumnya para wanita yang lain, dimana selalu bermimpi dengan impian yang melangit nan indah.
Diantara mimpi indah itu adalah menikah, dimana suatu saat aku akan mengenakan gaun pengantin menempel indah ditubuhku, hidup bahagia dalam bingkai rumah tangga dengan seorang pria yang sholeh.
Akhirnya mimpi yang selam ini ku impikan tercapai juga, Allah Ta’ala memberikan aku rezeki seorang suami yang sholeh. Ku lalui hidup bersamanya dengan indah nan bahagia. Setiap aku memandang apa saja yang ada didekatnya kurasakan sebagai sebuah keindahan yang menghiasi dirinya . Aku selalu mendengar kalimat-kalimat merdu dirumahku. Sampai pada suatu hari bibit cinta kami berdua telah nampak dengan kehamilan, yang pada akhirnya Allah Ta’ala memberikan kepadaku dan keluargaku seorang gadis mungil cantik jelita, yang kami beri nama Fatimah. Dengan kehadirannya rumah tangga kami sangat bahagia nan indah.
Suamiku (Ghanim) adalah seorang pekerja di suatu perusahaan, dan  gajinya cukup tinggi menurutku (ini adalah nikmat dari Allah Ta’ala). Keluarga kami hidup dalam kecukupan dan kedamaian begitu juga lingkungan disekitar kami. Jika suamiku pulang dari kantor, rumah sudah kutata dengan rapi, kebiasanku adalah menunggunya di depan pintu menyambut kedatangannya seraya menanti saat dia memeberikan ciuaman hangat padaku, lalu suamiku berkata padaku dengan suara lirih dan merdu :  Apakah kamu sudah sholat wahai Sumairah ? maka Aku menjawab : sudah duhai suamiku. Kemudian aku bersegera melepasakan dasi dan kemejanya, serta kusiapkan sebuah sandal buatnya untuk menyelesaikan hajatnya di kamar mandi, seperti mencuci muka atau yang lainnya. Disela-sela dia di kamar mandi, ku siapkan makanan untuknya. Begitulah kehidupan indah yang kujalani dan kurasakan sampai sekarang, penuh ketaatan dan khidmah kepada suami.
Sampai pada suatu waktu awal musibah datang. Aku mempunyai tetangga (wanita) seorang guru yang ahli dalam bidangnya, pada suatu malam dia mengundangku ke rumahnya kebetulan dia mumpunyai perangkat computer (PC) yang digunakan untuk internetan, sehingga gara-gara itu aku sering mengunjungi rumahnya, dan aku mendapatinya sedang chattingan dengan seseorang, lalu dia memberitahu kepadaku bahwa dia mempunyai beberapa teman di dumay. Karena tertarik dengan apa yang dilakukan tetanggaku, maka aku memberanikan diri untuk minta dibelikan  perangkat computer (PC) kepada suamiku sebagaimana tetangganya itu (sehingga bisa internetan dll). Pada suatu waktu kudapati tetanggaku itu saling balas chatting dengan temannya yang ada di dumay tersebut, pembahsannya mengenai cinta dan suatu yang menggelikan menurtuku. Bagaimana dia bisa bermain-main mesra dengan temannya di internet sedangkan dia sendirian di rumahnya? Tanyaku dalam hati. Hal ini menambah penasaranku terhadap computer dan internet.
Aku terus mendesak suamiku agar segera memebelikanku computer, awalnya memang dia menolaknya. Tapi dia berjanji akan membelikanku computer kalau kami sudah mempunyai anak lagi (anak ke 2). Tidak lama kemudian dengan berjalannya waktu Allah memeberikan rezeki kepada keluarga kami berupa  kehamilanku hingga akhirnya terlahir dari rahimku seorang anak laki-laki yang kami beri nama Murad.
Sesuai dengan janji suamiku bahwa dia akan membelikan seperangkat computer untukku kini sudah dipenuhinya. Tatkala suamiku telah pergi ke kantor ataupun waktu dia pergi ke masjid untuk sholat 5 waktu berjama’ah, Aku mulai memainkan computer dan mencoba untuk mengetahui dumay lebih dalam lagi, hingga sibuk menyelimutiku. Kecintaanku pada suamiku sangatlah besar, karena dialah pria yang sabar menghadapiku dan melewati hari-harinya denganku tanpa mengeluh sediktpun. Aku berani bersumpah atas nama Allah bahwa suamiku sampai saat belum pernah mengeluh selama hidup denganku. Tapi saat ini internet sudah menyibukkan aku hingga pada suatu hari, suamiku tiba-tiba masuk rumah, sedangkan aku sedang asyik dengan internet, dengan bergegas dan rasa gugup aku tutup halaman berandaku yang ada di layar computer. Kemudian suamiku berkata kepadaku : Ada apa duhai Sumairah ? lalu aku menjawab : Tidak ada apa-apa kok, hanya saja komputernya agak lemot sedikit, kataku berbohong padanya. Lalu dia senyum dan hilanglah rasa penasaran yang tadi dia tanyakan padaku.

Waktuku disibukan dengan computer, rasa aingin tahuku sangat besar. Karena itu aku mulai ingin belajar bagaimana cara mengirim dan menerima sebuah pesan dan foto dari internet sampai aku mengalami kesusahan kala itu dan akhirnya bisa juga. Dengan berjalannya waktu, dikit-demi sedikit aku mulai mengulur-ulur waktu shalat, bahkan terkadang aku meninggalkannya. Suamiku selalu menegurku agar aku tidak disibukakan dengan internet yang bisa membuatku lalai dari shalat dan kewajiban lain.
Musibah ini datang, pada suatu hari aku berkenalan dengan seorang pemuda nerinisial (M) melalui chat, dia selalu mengirim kepadaku kalimat cinta dan kalimat-kalimat yang membuatku terpedaya hingga aku terbuai dengan lirih suaranya yang bernada itu sampai aku terpukau dengannya bagaikan budaknya.   

Kisah akan berlanjut ke serial ke-2 in syaa Allah. Tunggu saja di chanel yang sama.

Faidah yang bisa kita ambil dari potongn kisah diatas adalah
   1.      Pilihlah teman yang baik dan tinggalkan yang buruk tentunya dengan cara menasehatinya terlebih dahulu, tapi kalau dia tetap dalam keburukannya maka carilah teman yang lain.
    2.      Banyakkan oleh kalian bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepadamu.
    3.      Ketaatan bagi istri terhadap suami adalah suatu kewajiban
   4.   Mengurus anak dan melayani suami itu sebuah kewajiban istri, oleh karenya jangan sibukkan diri dengan hal yang lain
N 5.    Memasukkan lelaki lain (orang lain) dalam rumah tangga adalah awal musibah (simak cerita berikutnya)
    6.      Gunakan internetmu sebagai washilah ketaatan bukan sebaliknya
   7.      Waktumu akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta’ala, maka gunakan untuk melakukan ketaatan padanya

Semoga bisa memberikan manfaat bagi kita dan sebagai bahan renungan. Ingat hadist Nabi Salallahu ‘alaihissalam :
إذا صلت المرأة خمسها و صامت شهرها و حفظت فرجها و أطاعت زوجها قيل لها ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت
Jika seorang wanita selalu menjaga sholat 5 waktu, juga berpuasa sebulan (dibulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat yang mulia ini “ Masuklah surga  dari pintu mana saja yang kau sukai” ” (HR. Ahmad)

Wallahu ‘Alam
            

0 komentar:

Posting Komentar