HOME

Jumat, 17 Februari 2017

Aku dan Kekasihku_5


Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan kepada kita nikmat hingga saat ini untuk hidup, semoga Allah memebrikan kita istiqomah diatas Islam dan Iman hingga akhir kehidupan kita.
Pada kesempatan kali ini akan kami lanjutkan subuah cerita tentang pasangan sejoli yang hancur diakibatkan sebuah dosa besar seorang istri. Sang Istri akhirnya bertaubat dan menuliskan kisahnya ini agar kita semua dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini, agar tidak terjatuh kedalam lubang yang sama. Simaklah kisahnya !!

Sumairah melanjutkan kisahnya berikut ini,

Ya Allah, Ya Allah…. Pipiku yang dulu sering diciumi oleh putriku Fatimah, kini jadi bahan tamparan para hidung belang itu.
Tak henti-hentinya aku menangis, sampai pemuda beringas itu mengantarku ke tempat kita bertemu sebelum akhirnya dia mengambil kehormatanku dan kesucianku secara tragis dan mengerikan.
Setelah itu, aku masuk ke rumah orang tuaku sedangkan saat itu kakiku sakit sekali buat melangkah, bergegas aku masuk ke kamar mandi, kucuci mukaku dengan air lalu kutatap mukaku di kaca untuk melihat mukaku yang hina ini, bekas tamparan yang di hantamkan pada wajahku.
Kucuci wajahku berkali-kali, lalu aku keluar dan bergegas masuk ke kamarku dulu (sebelum aku menikah) yang sangat kasat dengan kenangan penuh kemuliaan, kesucian dan rasa hormat. Aku mengunci pintu lalu ku lanjutkan tangisanku sekencang-kencangnya sampai aku merasa bahwa aku akan buta disebabkan tangisanku. Tiba-tiba Fatimah mengetuk pintu, seraya memanggil : Mama, Mama, bukakan pintu !! Aku tambah menangis mendengar ketukan itu.
Gantian Ibuku mengetuk pintu, lalu dia berhasil membuka pintunya dan menemukan aku dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Kemudian ibuku memelukku dengat pelukan kasih saying, seraya berkata : “ Wahai anakku, cintaku Sumairah, kamu kenapa ? Apa yang membuatmu begini ?
Aku menjawab : “Aku lagi sakit kepala wahai Ibu..,tadi aku terpeleset ketika di Pasar, aku tidak bias menjaga keseimbangan.” (saat itu aku berbohong pada Ibuku)
Ibu meningglakan aku, lalu kembali menutup pintu yang tadi dibukanya. Saat itu Aku mendengar suara Mu’adzin mengumandangkan adzan Isya’, dan adzannya sangat merdu, saat itulah Allah memanggilku, Seolah berkata padaku : Apakah kamu mau bertaubat kepadaku ?
Tiga hari berlalu dari kejadian memilukan itu, aku tidak bisa tidur nyenyak kala itu. Aku pura-para maka kalau lagi ada Ibu dan putriku Fatimah padahal sebenarnya aku tidak makan. Badanku mulai melemah disebabkan banyak menangis dan sedikit tidur serta jarang makan.
Ghanim datang dari safarnya, dia mendapati diriku lagi murung karena kesedihanku yang mendalam, aku tidak berani melihat wajahnya.
Ghanim bertanya : “Wahai Sumairah kekasihku, apa yang membuatmu nangis?” aku tidak menjawabnya. Aku hanya berkata : “Aku lelah”. Lalu dia memegang tanganku. Tiba-tiba pikiranku melayang, bayangan mataku muter-muter lalu aku jatuh pingsang.
Aku sadar setelah dua hari pingsan, tiba-tiba kudapati diriku berada di ruang ICU. Suamiku berkata kepadaku : “kamu kemaren jatuh pingsan, lalu aku bawa ke rumah sakit karena keadaanmu yang sangat lemah” aku kembali menangis lagi, sambil berkata pada diriku sendiri : Aku sudah tidak pantas lagi menjadi istri Ghanim, karena dia terlalu mulia untuk wanita seperti aku ini.
Terlintas dalam fikiranku untuk minta cerai kepada suamiku. Tatkala waktu berkunjung telah tiba, suamiku mendatangiku, lalu memegang taganku dengan lembut, air mataku kembali mengalir. Ghanim bertanya : Apa yang sebenarnya terjadi, apakah kamu merasakan sakit di bagian tubuhmu ? lisanku tertahan untuk mengeluarkan kata-kata, padahal aku sangat ingin berbicara sesuatu, tapi aku tidak memeberitahukan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku.
Ghanim terus bertanya padaku, aku berkata dengan rasa pilu dan pedih di hatiku “ Ya Ghanim, Aku ingin kamu menceraikanku ! akhirnya kata-kata itu keluar dari lisanku. Sebenarnya kalimat sangat mustahil untuk kukatakan, akan tetapi sudah terlanjur keluar dari lisanku. Aku merasa sudah tidak pantas buat suamiku Ghanim, aku wanita kotor. Permintaan cerai itu terus aku ungkapkan padanya, sekali lagi aku katakan : “Aku mohon ya Ghanim, ceraikan aku, caraikan aku ! aku tidak pantas buatmu. Lalu Ghanim menanggapi permintaan itu : “ Apakah kamu sudah tidak waras wahai Sumairah ? Kembalilah (Taubatlah) kepada Allah wahai Sumairah, bacalah Al-Qur’an, minta ampunlah kepada Allah !!
Aku mengangis dibuatnya, dia tidak tahu apa yang sudah menimpa diriku. Tatkala aku sudah keluar dari rumah sakit, kembali lagi ke rumah orang tuaku. Kesehatanku mulai membaik. Tapi sampai saat ini, aku terus minta cerai kepada Ghanim. Aku sudah menghianatinya, Aku sudah menghianati perjanjian dengan Allah.
Ghanim membiarkanku untuk sementara tinggal dirumah orang tuaku, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. Kembali aku masuk kamarku lalu ku duduk di kursiku sambil bersandar di meja belajarku dulu dan aku menulis ceritaku ini untuk para pemuda dan pemudi Islam.
Ingatlah…..Tidak ada cinta melalui layar komputer, handphone atau hanya sekedar ketemuan, sesungguhnya cinta yang sesungguhnya itu datang melalui jalur yang di syari’atkanoleh Allah dan disunnahkan oleh Rasulullah salallahu ‘alaihissalam.
Wahai para pembaca kisah ini, aku harap kalian untuk menyelipkan do’a untuk ku agar Allah mengampuni dosa besar yang telah kulakukan, semoga Allah juga mengampuni para pemuda dan pemudi yang pernah melalui masa lalu yang kelam sebagaimana yang kulalui ini.
Ya Rabb, Ya Rabb… Aku Sumairah seseorang hamba yang berlumuran dosa…sekarang aku berataubat Ya Rabb. Ampunilah dosaku dan terimalah taubatku Ya Rabb !!
Wahai Rabbku Aku sudah capek berbuat dosa, telah berat punggungku dengan segala, sudah berlalu hidupku dalam kemaksiatan, sekarang aku bertaubat.

Wahai pemuda dan pemudi Islam !!
Siapakah yang memeberikan kita jasad?
Siapakah yang memeberikan kita hati ?
Siapakah yang meletakkan rasa cinta dan rindu di hati?
Bukankah semua itu kehendak Allah Ta’ala ?
Jadi Dia berhak untuk kita cintai, dan semua cinta tanpa keridhaannya maka akan berakhir dengan penyesalan dan rasa sakit.
            
            Wahai sauadraku !!
Coba kita tanyakan pada diri kita sendiri, apakah kita benar-benar sudah mencintai Allah Ta’ala? Coba tanyakan berkali-kali pertanyaan ini pada diri kita masing-masing, apakah kita benar-benar sudah mencintai Allah Ta’ala?
Lalu berfikirlah sejenak dan bayangkan apa yang ada disekitar kita, apakah kita mempunyai sesuatu bukti bahwa kita ini benar-benar mencintai Allah? Coba bayangkan shalat kita, muamalah kita, makan, minuman, silaturahmi, bakti kita kapada orang tua, bacaan Al-Qur’an kita, pendidikan anak an suadara kita, coba lihat dihati kita apakah masih ada rasa benci, iri dan dengki ?

Apakah semua itu sudah di ridhoi Allah ? lantas bagaimana mencintai Allah ?

Sesungguhnya cinta yang hakiki itu, tatkala kita melihat wanita cantik, kita otomatis menundukkan mata. Dan berkata kepada diri sendiri : “Jangan wahai diri, bertakwalah kepada Allah, hal itu tidak diridhoi Allah ! Bisa saja dengan satu pandangan itu akan mengatarkanku kepada kebinasaan”
Sesungguhnya cinta yang hakiki itu, tatkala kita melihat cowok cakep atau melihatnya lewat layar atau sedang berbicara dengannya, maka yang harus kita lakuakan adalah menahan diri dari hal-hal yang mengantarkan kepada ketidak ridhoan Allah, katakanlah pada diri sendiri : “Jangan wahai diri, bertakwalah kepada Allah, hal itu tidak diridhoi Allah !”

Wahai saudaraku !! coba perhatiakan aku sebentar !!
Ini adalah sebuah keadaan yang menakjubkan yang dikabarkan oleh Allah Ta’ala, bahwa kita tidak boleh mendahulukan cinta kepada dunia dari kecintaan kita kepada Allah Ta’ala, Rasulnya dan Agama Islam.
Coba dengarkan firman Allah !! Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah : 24)

Maha suci Allah, Maha suci Allah !
Kita takut termasuk orang-orang yang fasik, jika kita mengedepankan cinta dunia daripada cinta kepada Allah, Rasulnya dan Agamanya.

Wahai pemuda dan pemudi Islam  !!
Sudah berapa kalikah kita bermain internet, berapa kalikah kita melihat film-film yang tidak layak (porno)? Atau kita lihat video orang-orang yang menghina Allah atau RasulNya, kitab suci-Nya ? lalu tidak bergetar hati kita, tidak bangkit kemarahan kita ?

Wahai saudaraku cobalah resep ini untuk menggapai cinta Allah !
Bangunlah malam sekitar jam 3, keluarlah dari kamarmu menuju kamar mandi untuk wudhu dll, lalu baliklah ke kamarku, kemudian tutup, sholatlah…!! Ucapkan Allahu Akbar…
Ya Allah betapa indahnya hal ini, sebuah waktu yang sangat nikmat untuk memupuk cinta kepadaMu melebihi cinta kepada dunia, apabila telah kalian lakuakan apakah kalaian merasakan nikmat iman?
Saat ini lah yang tepat unuk kita mengadukan pilu kita kepada Allah, memohon belas kasihan kepadaNya atas kesalahan yang pernah kita lakukan.

SELESAI

 Faidah dari kisah ini :

      1.  Tidak ada jalan keluar dari kesusahan kecuali kembali kepada Allah
      2.  Taubat adalah sebaik-baik jalan
      3.   Penyesalan akan tiba diakhir
      4.   Perbanyak minta ampun kepada Allah
      5.   Seringlah shalat malam, karena itu akan membuat kita istiqomah dalam proses hijrah
      6.   Jangan pernah mencoba untuk bermain-main dengan cinta dengan jalan yang haram
    7. Jagalah keutuhan rumah tangga, jagan sampai melibatkan orang lain yang berpotensi merusak keluarga kita


Semoga kisah ini dapat kita jadikan sebuah renungan bagi siapa saja yang ingin mengarungi bahtera rumah tangga ataupun yang sudah berumah tangga. Jagalah keluarga kita dari fitnah yang berbahaya ini. Saya berdo’a kepada Allah agar kita selalu diberikan hidayah oleh Allah Ta’ala kejalan yang lurus sampai akhir hayat. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar