Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan kepada kita
nikmat hingga saat ini untuk hidup, semoga Allah memebrikan kita istiqomah
diatas Islam dan Iman hingga akhir kehidupan kita.
Pada kesempatan kali ini akan kami lanjutkan subuah cerita tentang
pasangan sejoli yang hancur diakibatkan sebuah dosa besar seorang istri. Sang
Istri akhirnya bertaubat dan menuliskan kisahnya ini agar kita semua dapat
mengambil pelajaran dari kejadian ini, agar tidak terjatuh kedalam lubang yang
sama. Simaklah kisahnya !!
Sumairah melanjutkan kisahnya berikut ini,
Ya Allah, Ya Allah…. Pipiku yang dulu sering diciumi oleh putriku
Fatimah, kini jadi bahan tamparan para hidung belang itu.
Tak henti-hentinya aku menangis, sampai pemuda beringas itu
mengantarku ke tempat kita bertemu sebelum akhirnya dia mengambil kehormatanku
dan kesucianku secara tragis dan mengerikan.
Setelah itu, aku masuk ke rumah orang tuaku sedangkan saat itu
kakiku sakit sekali buat melangkah, bergegas aku masuk ke kamar mandi, kucuci
mukaku dengan air lalu kutatap mukaku di kaca untuk melihat mukaku yang hina
ini, bekas tamparan yang di hantamkan pada wajahku.
Kucuci wajahku berkali-kali, lalu aku keluar dan bergegas masuk ke
kamarku dulu (sebelum aku menikah) yang sangat kasat dengan kenangan penuh
kemuliaan, kesucian dan rasa hormat. Aku mengunci pintu lalu ku lanjutkan
tangisanku sekencang-kencangnya sampai aku merasa bahwa aku akan buta
disebabkan tangisanku. Tiba-tiba Fatimah mengetuk pintu, seraya memanggil : Mama,
Mama, bukakan pintu !! Aku tambah menangis mendengar ketukan itu.
Gantian Ibuku mengetuk pintu, lalu dia berhasil membuka pintunya
dan menemukan aku dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Kemudian ibuku
memelukku dengat pelukan kasih saying, seraya berkata : “ Wahai anakku, cintaku
Sumairah, kamu kenapa ? Apa yang membuatmu begini ?
Aku menjawab : “Aku lagi sakit kepala wahai Ibu..,tadi aku
terpeleset ketika di Pasar, aku tidak bias menjaga keseimbangan.” (saat itu aku
berbohong pada Ibuku)
Ibu meningglakan aku, lalu kembali menutup pintu yang tadi
dibukanya. Saat itu Aku mendengar suara Mu’adzin mengumandangkan adzan Isya’,
dan adzannya sangat merdu, saat itulah Allah memanggilku, Seolah berkata padaku
: Apakah kamu mau bertaubat kepadaku ?
Tiga hari berlalu dari kejadian memilukan itu, aku tidak bisa tidur
nyenyak kala itu. Aku pura-para maka kalau lagi ada Ibu dan putriku Fatimah
padahal sebenarnya aku tidak makan. Badanku mulai melemah disebabkan banyak
menangis dan sedikit tidur serta jarang makan.
Ghanim datang dari safarnya, dia mendapati diriku lagi murung
karena kesedihanku yang mendalam, aku tidak berani melihat wajahnya.
Ghanim bertanya : “Wahai Sumairah kekasihku, apa yang membuatmu
nangis?” aku tidak menjawabnya. Aku hanya berkata : “Aku lelah”. Lalu dia
memegang tanganku. Tiba-tiba pikiranku melayang, bayangan mataku muter-muter
lalu aku jatuh pingsang.
Aku sadar setelah dua hari pingsan, tiba-tiba kudapati diriku
berada di ruang ICU. Suamiku berkata kepadaku : “kamu kemaren jatuh pingsan,
lalu aku bawa ke rumah sakit karena keadaanmu yang sangat lemah” aku kembali
menangis lagi, sambil berkata pada diriku sendiri : Aku sudah tidak pantas lagi
menjadi istri Ghanim, karena dia terlalu mulia untuk wanita seperti aku ini.
Terlintas dalam fikiranku untuk minta cerai kepada suamiku. Tatkala
waktu berkunjung telah tiba, suamiku mendatangiku, lalu memegang taganku dengan
lembut, air mataku kembali mengalir. Ghanim bertanya : Apa yang sebenarnya
terjadi, apakah kamu merasakan sakit di bagian tubuhmu ? lisanku tertahan untuk
mengeluarkan kata-kata, padahal aku sangat ingin berbicara sesuatu, tapi aku
tidak memeberitahukan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku.
Ghanim terus bertanya padaku, aku berkata dengan rasa pilu dan
pedih di hatiku “ Ya Ghanim, Aku ingin kamu menceraikanku ! akhirnya kata-kata
itu keluar dari lisanku. Sebenarnya kalimat sangat mustahil untuk kukatakan,
akan tetapi sudah terlanjur keluar dari lisanku. Aku merasa sudah tidak pantas
buat suamiku Ghanim, aku wanita kotor. Permintaan cerai itu terus aku ungkapkan
padanya, sekali lagi aku katakan : “Aku mohon ya Ghanim, ceraikan aku, caraikan
aku ! aku tidak pantas buatmu. Lalu Ghanim menanggapi permintaan itu : “ Apakah
kamu sudah tidak waras wahai Sumairah ? Kembalilah (Taubatlah) kepada Allah
wahai Sumairah, bacalah Al-Qur’an, minta ampunlah kepada Allah !!
Aku mengangis dibuatnya, dia tidak tahu apa yang sudah menimpa
diriku. Tatkala aku sudah keluar dari rumah sakit, kembali lagi ke rumah orang
tuaku. Kesehatanku mulai membaik. Tapi sampai saat ini, aku terus minta cerai
kepada Ghanim. Aku sudah menghianatinya, Aku sudah menghianati perjanjian
dengan Allah.
Ghanim membiarkanku untuk sementara tinggal dirumah orang tuaku,
aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. Kembali aku masuk kamarku lalu ku
duduk di kursiku sambil bersandar di meja belajarku dulu dan aku menulis
ceritaku ini untuk para pemuda dan pemudi Islam.
Ingatlah…..Tidak ada cinta melalui layar komputer, handphone atau
hanya sekedar ketemuan, sesungguhnya cinta yang sesungguhnya itu datang melalui
jalur yang di syari’atkanoleh Allah dan disunnahkan oleh Rasulullah salallahu
‘alaihissalam.
Wahai para pembaca kisah ini, aku harap kalian untuk menyelipkan
do’a untuk ku agar Allah mengampuni dosa besar yang telah kulakukan, semoga
Allah juga mengampuni para pemuda dan pemudi yang pernah melalui masa lalu yang
kelam sebagaimana yang kulalui ini.
Ya Rabb, Ya Rabb… Aku Sumairah seseorang hamba yang berlumuran
dosa…sekarang aku berataubat Ya Rabb. Ampunilah dosaku dan terimalah taubatku
Ya Rabb !!
Wahai Rabbku Aku sudah capek berbuat dosa, telah berat punggungku
dengan segala, sudah berlalu hidupku dalam kemaksiatan, sekarang aku bertaubat.
Wahai pemuda dan pemudi Islam !!
Siapakah
yang memeberikan kita jasad?
Siapakah
yang memeberikan kita hati ?
Siapakah
yang meletakkan rasa cinta dan rindu di hati?
Bukankah
semua itu kehendak Allah Ta’ala ?
Jadi
Dia berhak untuk kita cintai, dan semua cinta tanpa keridhaannya maka akan
berakhir dengan penyesalan dan rasa sakit.
Wahai sauadraku !!
Coba
kita tanyakan pada diri kita sendiri, apakah kita benar-benar sudah mencintai
Allah Ta’ala? Coba tanyakan berkali-kali pertanyaan ini pada diri kita
masing-masing, apakah kita benar-benar sudah mencintai Allah Ta’ala?
Lalu
berfikirlah sejenak dan bayangkan apa yang ada disekitar kita, apakah kita
mempunyai sesuatu bukti bahwa kita ini benar-benar mencintai Allah? Coba
bayangkan shalat kita, muamalah kita, makan, minuman, silaturahmi, bakti kita
kapada orang tua, bacaan Al-Qur’an kita, pendidikan anak an suadara kita, coba
lihat dihati kita apakah masih ada rasa benci, iri dan dengki ?
Apakah
semua itu sudah di ridhoi Allah ? lantas bagaimana mencintai Allah ?
Sesungguhnya
cinta yang hakiki itu, tatkala kita melihat wanita cantik, kita otomatis
menundukkan mata. Dan berkata kepada diri sendiri : “Jangan wahai diri,
bertakwalah kepada Allah, hal itu tidak diridhoi Allah ! Bisa saja dengan satu
pandangan itu akan mengatarkanku kepada kebinasaan”
Sesungguhnya
cinta yang hakiki itu, tatkala kita melihat cowok cakep atau melihatnya lewat
layar atau sedang berbicara dengannya, maka yang harus kita lakuakan adalah
menahan diri dari hal-hal yang mengantarkan kepada ketidak ridhoan Allah,
katakanlah pada diri sendiri : “Jangan wahai diri, bertakwalah kepada Allah,
hal itu tidak diridhoi Allah !”
Wahai
saudaraku !! coba perhatiakan aku sebentar !!
Ini
adalah sebuah keadaan yang menakjubkan yang dikabarkan oleh Allah Ta’ala, bahwa
kita tidak boleh mendahulukan cinta kepada dunia dari kecintaan kita kepada
Allah Ta’ala, Rasulnya dan Agama Islam.
Coba
dengarkan firman Allah !! Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ
وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا
وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ
مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ
اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad
di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah : 24)
Maha suci Allah, Maha suci Allah !
Kita takut termasuk orang-orang yang fasik,
jika kita mengedepankan cinta dunia daripada cinta kepada Allah, Rasulnya dan
Agamanya.
Wahai pemuda dan pemudi Islam !!
Sudah berapa kalikah kita bermain internet,
berapa kalikah kita melihat film-film yang tidak layak (porno)? Atau kita lihat
video orang-orang yang menghina Allah atau RasulNya, kitab suci-Nya ? lalu
tidak bergetar hati kita, tidak bangkit kemarahan kita ?
Wahai saudaraku cobalah resep ini untuk
menggapai cinta Allah !
Bangunlah malam sekitar jam 3, keluarlah dari
kamarmu menuju kamar mandi untuk wudhu dll, lalu baliklah ke kamarku, kemudian
tutup, sholatlah…!! Ucapkan Allahu Akbar…
Ya Allah betapa indahnya hal ini, sebuah waktu
yang sangat nikmat untuk memupuk cinta kepadaMu melebihi cinta kepada dunia,
apabila telah kalian lakuakan apakah kalaian merasakan nikmat iman?
Saat ini lah yang tepat unuk kita mengadukan
pilu kita kepada Allah, memohon belas kasihan kepadaNya atas kesalahan yang
pernah kita lakukan.
SELESAI
Faidah dari kisah ini :
1. Tidak
ada jalan keluar dari kesusahan kecuali kembali kepada Allah
2. Taubat
adalah sebaik-baik jalan
3. Penyesalan
akan tiba diakhir
4. Perbanyak
minta ampun kepada Allah
5. Seringlah
shalat malam, karena itu akan membuat kita istiqomah dalam proses hijrah
6. Jangan
pernah mencoba untuk bermain-main dengan cinta dengan jalan yang haram
7. Jagalah
keutuhan rumah tangga, jagan sampai melibatkan orang lain yang berpotensi
merusak keluarga kita
Semoga
kisah ini dapat kita jadikan sebuah renungan bagi siapa saja yang ingin
mengarungi bahtera rumah tangga ataupun yang sudah berumah tangga. Jagalah
keluarga kita dari fitnah yang berbahaya ini. Saya berdo’a kepada Allah agar
kita selalu diberikan hidayah oleh Allah Ta’ala kejalan yang lurus sampai akhir
hayat. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar