Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan kepada kita
nikmat hingga saat ini untuk hidup, semoga Allah memebrikan kita istiqomah
diatas Islam dan Iman hingga akhir kehidupan kita.
Pada kesempatan kali ini akan kami lanjutkan subuah cerita tentang
pasangan sejoli yang hancur diakibatkan sebuah dosa besar seorang istri. Sang
Istri akhirnya bertaubat dan menuliskan kisahnya ini agar kita semua dapat
mengambil pelajaran dari kejadian ini, agar tidak terjatuh kedalam lubang yang
sama. Simaklah kisahnya !!
Aku telah lemah dihadapan cinta, seakan-akan aku menjadi budak
cinta, (Aku menagis tatkala menulis cerita sampai disini ). Akan ku kabaran
kepada para pembaca yang budiman akhir dari cinta yang penuh dengan tipuan dan
palsu itu.
Sesungguhnya cinta yang tidak ada ridho dari Allah adalah cinta
yang sia-sia, cinta dusta. Wahai pamuda muslimah !!! Wahai pamuda muslimah !!!
Perhatikanlah bagi siapa saja yang membaca kisahku ini, entah
dengan pendengaran (diceritakan oleh orang lain) atau penglihatan (baca kisah
secara langsung). Kepada semua yang tersentuh/terenyuh dengan kisahku ini, Sesungguhnya
cinta yang tidak ada ridho dari Allah adalah cinta yang menghasilkan sakit
hati, kecewa dan berujung kepada keputusasaan.
Aku telah membuat kesalahan yang besar, ya benar !! kuberikan nomor
handphone ku kepada sang kasih gelapku itu, seringkali aku berfikir untuk tidak
mengasih nomorku kepadanya, tapi dia sering sekali memintaku agar mau di ajak
telfonan sama dia, hanya sekedar ingin mendegar suaraku’. katanya. Karena
rasanya berbeda dengan hanya sekedar chatingan lewat computer, katanya lagi.
Beberapa hari kemudian, aku
mendengar kabar bahwa suamiku akan ditugaskan ke luar kota oleh perusahaannya
selama 3 hari. Menurutku ini adalah kabar gembira, serasa lepas dari tahanan. Sebelum
berangkat sang suami berkata pada Sumairah “ Ya Sumairah, kau sudah tidak
seperti dulu lagi, kamu benar-benar telah berubah, ada apa denganmu? kamu sudah
tidak memperdulikan tugas rumah, kuperhatikan kamu sering sekali telat shalat
bahkan sampai meningglkan shalat, kamu juga menyia-nyiakan anak-anak kita
Fatimah, bahkan pelayananmu kepadaku sudah tidak kayak dulu. Padahal aku sudah
kerahkan seluruh rasa cinta dan sayangku padamu, yang mana hal itu tidak kuberikan
kepada cewek lain. Kamu sekarang suka marah-marah tanpa sebab, bahkan kamu
berani membentak kepadaku. Apa yang terjadi denganmu itu, karena jauhnya kamu
dari Allah wahai istriku’’
Sang suami terus mencurahkan isi hatinya selama ini atas perlakuan
dari istrinya; Wahai istriku, tatkala aku tanyakan kepada dirimu, apa yang
terjadi sebenarnya padamu? Lalu kamu selalu menjawab dengan entengnya; Tidak
ada apa-apa, sudahalah kamu itu (Ghanim) tidak tahu apa-apa masalah pendidikan
anak, bagaimana mengatur kehidupannya, mencuci pakaiannya, jelaslah pekerjaan
ini yang sangat menyita waktu banyak, yang menjadikanku seperti ini’’ bantahmu
wahai istriku.
Pada saat aku (Sumairah) menuliskan
kisah ini aku mengakui, sebenarnya bantahanku terhadap suamiku adalah suatu
kebohongan, suatu alasan yang sengaja aku buat untuk menghindar darinya, agar
kedokku tidak ketahuan bahwa aku telah selingkuh.
Suamiku akan meninggalkanku selama 3
hari, otomatis dia menitipkan aku dan anak-anakku ke rumah orang tuaku. Setelah
aku diantarkan sampai ke rumah orang tuaku, disitu pula kita berpisah, dia
berangkat ke luar kota untuk menyelesaikan tugas kantornya.
Berlalu beberapa jam, tibalah saat
itu waktu shalat Ashar. Aku minta pada Ibuku untuk mengemong (menjaga)
anak-anakku, karena aku akan pergi ke pasar untuk membeli suatu kebutuhanku.
Saat ini adalah pertama kalinya aku keluar rumah sendirian setelah
menikah dengan Ghanim, Aku benar-benar merasakan sesatu yang aneh pada diriku
sendiri, seakan-akan aku adalah satu orang saja disitu (pasar) karena tidak ada
yang mengenalku. Sama sekali tidak terbesit dalam hatiku, bagaimana jika
terjadi apa-apa padaku, lalu bagaimana caranya menghubungi keluragaku. Sungguh
telah ku ketahui bahwa di dalam Islam, seorang wanita tidak boleh keluar tanpa
mahramya, karena wanita bagaikan permata yang sangat mahal, oleh karenanya
harus ada yang menjaganya dan melindunginya.
Pada saat itu aku sudah kayak orang gila yang sedang kasmaran
cinta, aku mencari wartel umum, setelah
kudapati ku keluarkan secarik kertas dikantongku berisikan nomer kasih gelapku
itu. Mulailahh kupencet nomer demi nomer 1,2 dst, rasanya tanganku ketika itu
bergetar, Siapa yang akan mengangkat telponku ini ? bel telepon terus berbunyi,
tandanya sudah terhubung dengan nomer tujuan, lalu tiba-tiba terdengar suara
indah dari kasih gelapku itu. Dia mengatakan (kasih gelap) “ Siapa ini ?” lalu
ku jaawab : Aku adalah kekasihmu Sumairoh. Sungguh aku tidak bias mengendalikan
diriku sendiri untuk tidak berkata-kata lemah lembut dan megandung banyak dosa tatkala
berbicara dengannya. Dia (sang kasih gelap) Tanya padaku, Wahai Suamirah kamu
dimana? Kemuian aku segera mengabarkan padanya lokasiku saat itu secarai detai
padanya. Dia bilang akan menjeputku. Kemudian aku keluar dari wartel untuk
menunggunya datang. Jujur saja di dalam hatiku yang paling dalam, aku sangat khawatir
setengah takut melakukan perbuatan ini. Berbagai rasa campur aduk di hatiku,
apakah aku kencan bersamanya atau aku pulang saja ke rumah ibuku atau aku hanya
menemuinya saja, ya paling tidak melihatnya sekilas? pertanyaan ini saling
bersautan di hatiku.
Kira-kira 15 menit kemudian, ada sebuah mobil mewah yang berhenti
di depanku, kemudian sang pengemudi mobil itu menurunkan kacanya sedikit demi
sedikit , akhirnya terlihatlah wajah kekasih gelapku itu yang duduk di dalam
mobil mewah tersebut. Aku yakin bahwa itu adalah kekasihku, mirip seperti yang
kulihat di foto sewaktu dia mengirimnya di komputer. Aku sangat takjub melihat
rupanya, hamper-hampir aku tak percaya dibuatnya.
Aku dikagetkan tiba-tiba, sang kekasih berkata “ Wahai Sumairah
Niklah !! akhirnya aku naik diiringi perasaan yang campur aduk antara senang
dan sedih.
Semakin
penasaran kan ? oleh karenanya simak kisah selanjutnya diserial yang ke-4 !!
Faidah
dari kisah ini :
1.
Selingkuh
adalah dosa besar, karena telah menghianati janji suci yang telah paten di akad
pernikahan, apalagi sampai ketemuan.
2.
Akibat
jauh dari Allah adalah kemaksiatan yang beruntun bahkan hingga perzinahan.
3.
Kemaksiatan
tidak menimbulkan ketenangan, melainkan hanya gelisah dan rasa bersalah
4.
Menyia-nyiakan
waktu untuk hal yang haram adalah dosa
5.
Melalaikan
kewajiban sebagai seorang istri adalah dosa
6.
Menelantarkan
anak hingga kelaparan juga dosa
7.
Cinta
sejati bukan diraih dari jalan haram
8.
Penyesalan
adalah di belakang bukan didepan
9.
Tidak
bolehnya bagi wanita untuk safar sendirian, hal ini sebagaiama sabda Nabi
sallahu Alaihissalam :
لا
تسافر المرأة إلا مع ذي محرم
“Tidak boleh bagi seorang
wanita melakukan safar, kecuali ditemani mahramnya” (HR. Muslim)
10. Haram hukumnya durhaka kepada suami, apalagi sampai berkhianat
padanya. Dia terkena ancaman termasuk penghuni neraka, karena seorang istri
akan masuk surga jika melakukan hal ini, Nabi salallahu ‘alaihissalam bersabda
:
“Jika seorang wanita
selalu menjaga sholat 5 waktu, juga berpuasa sebulan (dibulan Ramadhan), serta
betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada
suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat yang mulia ini “
Masuklah surga dari pintu mana saja yang
kau sukai” ” (HR. Ahmad)
11. Dll
Semoga
kisah ini dapat kita jadikan sebuah renungan bagi siapa saja yang ingin
mengarungi bahtera rumah tangga ataupun yang sudah berumah tangga. Jagalah
keluarga kita dari fitnah yang berbahaya ini. Saya berdo’a kepada Allah agar
kita selalu diberikan hidayah oleh Allah Ta’ala kejalan yang lurus sampai akhir
hayat. Aamiin.
Wallahu ‘Alam
0 komentar:
Posting Komentar