HOME

Senin, 13 Februari 2017

Aku dan Kekasihku_3



Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far


Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan kepada kita nikmat hingga saat ini untuk hidup, semoga Allah memebrikan kita istiqomah diatas Islam dan Iman hingga akhir kehidupan kita.

Pada kesempatan kali ini akan kami lanjutkan subuah cerita tentang pasangan sejoli yang hancur diakibatkan sebuah dosa besar seorang istri. Sang Istri akhirnya bertaubat dan menuliskan kisahnya ini agar kita semua dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini, agar tidak terjatuh kedalam lubang yang sama. Simaklah kisahnya !!

Aku telah lemah dihadapan cinta, seakan-akan aku menjadi budak cinta, (Aku menagis tatkala menulis cerita sampai disini ). Akan ku kabaran kepada para pembaca yang budiman akhir dari cinta yang penuh dengan tipuan dan palsu itu.   

Sesungguhnya cinta yang tidak ada ridho dari Allah adalah cinta yang sia-sia, cinta dusta. Wahai pamuda muslimah !!! Wahai pamuda muslimah !!!

Perhatikanlah bagi siapa saja yang membaca kisahku ini, entah dengan pendengaran (diceritakan oleh orang lain) atau penglihatan (baca kisah secara langsung). Kepada semua yang tersentuh/terenyuh dengan kisahku ini, Sesungguhnya cinta yang tidak ada ridho dari Allah adalah cinta yang menghasilkan sakit hati, kecewa dan berujung kepada keputusasaan.

Aku telah membuat kesalahan yang besar, ya benar !! kuberikan nomor handphone ku kepada sang kasih gelapku itu, seringkali aku berfikir untuk tidak mengasih nomorku kepadanya, tapi dia sering sekali memintaku agar mau di ajak telfonan sama dia, hanya sekedar ingin mendegar suaraku’. katanya. Karena rasanya berbeda dengan hanya sekedar chatingan lewat computer, katanya lagi.
         
Beberapa hari kemudian, aku mendengar kabar bahwa suamiku akan ditugaskan ke luar kota oleh perusahaannya selama 3 hari. Menurutku ini adalah kabar gembira, serasa lepas dari tahanan. Sebelum berangkat sang suami berkata pada Sumairah “ Ya Sumairah, kau sudah tidak seperti dulu lagi, kamu benar-benar telah berubah, ada apa denganmu? kamu sudah tidak memperdulikan tugas rumah, kuperhatikan kamu sering sekali telat shalat bahkan sampai meningglkan shalat, kamu juga menyia-nyiakan anak-anak kita Fatimah, bahkan pelayananmu kepadaku sudah tidak kayak dulu. Padahal aku sudah kerahkan seluruh rasa cinta dan sayangku padamu, yang mana hal itu tidak kuberikan kepada cewek lain. Kamu sekarang suka marah-marah tanpa sebab, bahkan kamu berani membentak kepadaku. Apa yang terjadi denganmu itu, karena jauhnya kamu dari Allah wahai istriku’’

Sang suami terus mencurahkan isi hatinya selama ini atas perlakuan dari istrinya; Wahai istriku, tatkala aku tanyakan kepada dirimu, apa yang terjadi sebenarnya padamu? Lalu kamu selalu menjawab dengan entengnya; Tidak ada apa-apa, sudahalah kamu itu (Ghanim) tidak tahu apa-apa masalah pendidikan anak, bagaimana mengatur kehidupannya, mencuci pakaiannya, jelaslah pekerjaan ini yang sangat menyita waktu banyak, yang menjadikanku seperti ini’’ bantahmu wahai istriku.
           
Pada saat aku (Sumairah) menuliskan kisah ini aku mengakui, sebenarnya bantahanku terhadap suamiku adalah suatu kebohongan, suatu alasan yang sengaja aku buat untuk menghindar darinya, agar kedokku tidak ketahuan bahwa aku telah selingkuh.
            Suamiku akan meninggalkanku selama 3 hari, otomatis dia menitipkan aku dan anak-anakku ke rumah orang tuaku. Setelah aku diantarkan sampai ke rumah orang tuaku, disitu pula kita berpisah, dia berangkat ke luar kota untuk menyelesaikan tugas kantornya.
      
Berlalu beberapa jam, tibalah saat itu waktu shalat Ashar. Aku minta pada Ibuku untuk mengemong (menjaga) anak-anakku, karena aku akan pergi ke pasar untuk membeli suatu kebutuhanku.

Saat ini adalah pertama kalinya aku keluar rumah sendirian setelah menikah dengan Ghanim, Aku benar-benar merasakan sesatu yang aneh pada diriku sendiri, seakan-akan aku adalah satu orang saja disitu (pasar) karena tidak ada yang mengenalku. Sama sekali tidak terbesit dalam hatiku, bagaimana jika terjadi apa-apa padaku, lalu bagaimana caranya menghubungi keluragaku. Sungguh telah ku ketahui bahwa di dalam Islam, seorang wanita tidak boleh keluar tanpa mahramya, karena wanita bagaikan permata yang sangat mahal, oleh karenanya harus ada yang menjaganya dan melindunginya.

Pada saat itu aku sudah kayak orang gila yang sedang kasmaran cinta, aku mencari wartel  umum, setelah kudapati ku keluarkan secarik kertas dikantongku berisikan nomer kasih gelapku itu. Mulailahh kupencet nomer demi nomer 1,2 dst, rasanya tanganku ketika itu bergetar, Siapa yang akan mengangkat telponku ini ? bel telepon terus berbunyi, tandanya sudah terhubung dengan nomer tujuan, lalu tiba-tiba terdengar suara indah dari kasih gelapku itu. Dia mengatakan (kasih gelap) “ Siapa ini ?” lalu ku jaawab : Aku adalah kekasihmu Sumairoh. Sungguh aku tidak bias mengendalikan diriku sendiri untuk tidak berkata-kata lemah lembut dan megandung banyak dosa tatkala berbicara dengannya. Dia (sang kasih gelap) Tanya padaku, Wahai Suamirah kamu dimana? Kemuian aku segera mengabarkan padanya lokasiku saat itu secarai detai padanya. Dia bilang akan menjeputku. Kemudian aku keluar dari wartel untuk menunggunya datang. Jujur saja di dalam hatiku yang paling dalam, aku sangat khawatir setengah takut melakukan perbuatan ini. Berbagai rasa campur aduk di hatiku, apakah aku kencan bersamanya atau aku pulang saja ke rumah ibuku atau aku hanya menemuinya saja, ya paling tidak melihatnya sekilas? pertanyaan ini saling bersautan di hatiku.
Kira-kira 15 menit kemudian, ada sebuah mobil mewah yang berhenti di depanku, kemudian sang pengemudi mobil itu menurunkan kacanya sedikit demi sedikit , akhirnya terlihatlah wajah kekasih gelapku itu yang duduk di dalam mobil mewah tersebut. Aku yakin bahwa itu adalah kekasihku, mirip seperti yang kulihat di foto sewaktu dia mengirimnya di komputer. Aku sangat takjub melihat rupanya, hamper-hampir aku tak percaya dibuatnya.
Aku dikagetkan tiba-tiba, sang kekasih berkata “ Wahai Sumairah Niklah !! akhirnya aku naik diiringi perasaan yang campur aduk antara senang dan sedih.

Semakin penasaran kan ? oleh karenanya simak kisah selanjutnya diserial yang ke-4 !!

Faidah dari kisah ini :
   1.      Selingkuh adalah dosa besar, karena telah menghianati janji suci yang telah paten di akad pernikahan, apalagi sampai ketemuan.
     2.      Akibat jauh dari Allah adalah kemaksiatan yang beruntun bahkan hingga perzinahan.
     3.      Kemaksiatan tidak menimbulkan ketenangan, melainkan hanya gelisah dan rasa bersalah
     4.      Menyia-nyiakan waktu untuk hal yang haram adalah dosa
     5.      Melalaikan kewajiban sebagai seorang istri adalah dosa
     6.      Menelantarkan anak hingga kelaparan juga dosa
     7.      Cinta sejati bukan diraih dari jalan haram
     8.      Penyesalan adalah di belakang bukan didepan
   9.      Tidak bolehnya bagi wanita untuk safar sendirian, hal ini sebagaiama sabda Nabi sallahu Alaihissalam :
لا تسافر المرأة إلا مع ذي محرم
“Tidak boleh bagi seorang wanita melakukan safar, kecuali ditemani mahramnya” (HR. Muslim)

     10.  Haram hukumnya durhaka kepada suami, apalagi sampai berkhianat padanya. Dia terkena ancaman termasuk penghuni neraka, karena seorang istri akan masuk surga jika melakukan hal ini, Nabi salallahu ‘alaihissalam bersabda :
Jika seorang wanita selalu menjaga sholat 5 waktu, juga berpuasa sebulan (dibulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat yang mulia ini “ Masuklah surga  dari pintu mana saja yang kau sukai” ” (HR. Ahmad)
     11.  Dll
Semoga kisah ini dapat kita jadikan sebuah renungan bagi siapa saja yang ingin mengarungi bahtera rumah tangga ataupun yang sudah berumah tangga. Jagalah keluarga kita dari fitnah yang berbahaya ini. Saya berdo’a kepada Allah agar kita selalu diberikan hidayah oleh Allah Ta’ala kejalan yang lurus sampai akhir hayat. Aamiin.
Wallahu ‘Alam




0 komentar:

Posting Komentar