Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far
Berikut ini adalah Nasehat Ust. Dr. Firanda Andirja Hafidzahullahu,
yang kami rangkumkan dalam sebuah tulisan agar bermanfaat bagi semuanya.
Menjadi bagian dari Universitas Islam Madinah adalah impian hampir
jutaan manusia, tapi tidak semua bisa untuk belajar disana, oleh karenanya kita
harus mensyukuri nikmat ini dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Beberapa point yang beliau sampaikan agar di perhatikan oleh calon
mahasiswa baru sebelum tiba di Kota Nabi yang mulia :
1.
Ikhlaskan niat karena Allah, ini adalah point yang paling penting. Menuntut
ilmu adalah ibadah maka butuh terhadap keikhlasan.
Ibnul
Qoyyim mengatakan :" ilmu jika tidak menambah ketaqwaan kita kepada Allah
maka pasti ada yang salah dalam niat kita"
Ibnu
Abbas mengatakan :" Ilmu itu menyebabkan takut kepada Allah"
2.
Senantiasa beramal shaleh
Saya Haramkan antum untuk berada di kamar di waktu Abis ashar
sampai isya, karena waktu itu untuk menimba ilmu di Masjid Nabawi. Dan jangan
pernah meninggalkan masjid Nabawi selama keberadaan antum disana, kecuali
memang ada udzur syar'i, karena jika kita di Masjid Nabawi paling tidak kita
akan sibuk dengan beramal Shalih, entah itu Murojaah, duduk di majelis ilmu dan
aktivitas positif lainnya. Berbeda jika antum berada di kamar, banyak hal yang
antum akan lakukan, minimal antum terjatuh ke dalam hal yang sia-sia, semisal
nonton film, main game dan lainnya. Tentu hal ini sangat tidak layak bagi
penuntut ilmu.
Mulai sekrang dan seterusnya, jaga shalat malam. Karena shalat
malam adalah charger iman yang paling berpengaruh bagi penuntut ilmu, terlebih
ketika antum di Kota Nabi. Bahkan surat al muzammil yang berbicara masalah
shalat malam, dinamakan surat Zad Daiyyah (bekal untuk dai).
Al-Quran, seorang penuntut ilmu harus dekat dengan Al-Qur’an, kalau
antum sudah hafal Al-Quran sibukkan untuk Murojaah dan aktifitas lainnya,
terutama Murojaah pas sholat malam, dan ini sangat ampuh untuk memperkuat
hafalan. Adapun yang belum hafal Al-Quran maka berusahalah untuk menghafal
Al-Quran, gunakan waktu dari ashar sampai magrib untuk menghafal Al-Quran
ketika di Masjid Nabawi.
Menghafal Al-Quran adalah modal penting bagi Da'i, karena hal
tersebut akan mempermudah dalam istimbat (mengambil kesimpulan) sebuah hukum,
tentunya dengan perangkat yang lain.
Fahami Pelajaran di kelas sebelum antum meninggalkan kelas,
bertanya lah jika tidak faham, dan cari teman yang pandai. Sebagai motivasi dan
cara cepat agar antum bisa konsentrasi dalam mendengarkan dosen, maka niatkan
apa yang antum dengarkan dari dosen, akan antum sampaikan kepada masyarakat.
Catat selalu faidah yang keluar dari para masyayikh. Selain
Mulazamah di Masjid Nabawi, antum juga harus tambah dengan mendengarkan rekaman
kaset dari kitab-kitab para ulama di sela-sela waktu antum terutama habis isya,
dan dengarkan sampai selesai rekaman nya (dari awal hingga akhir) serta catat
faidah nya).
Jika antum jurusan hadist, maka dengarkan kaset ulama yang membahas
kitab-kitab fiqh, kalau antum jurusan Syariah, maka dengarkan kaset yang
membahas kitab-kitab Mustholah hadist, Aqidah dll. Jangan biarkan waktu berlalu
begitu saja.
3.
Hati-hati dengan Internet
Fitnah besar zaman ini, adalah habis waktu untuk Internet. Dan
fitnah terbesar zaman ini bagi pemuda adalah HP nya. Maka minimalisir untuk
Internetan, gunakan seperlunya.
Jangan unjuk gigi sebelum waktunya. Nanti biarkan Allah yang angkat
nama antum kepada manusia dengan kehendakNya, tidak perlu menyombongkan diri
sendiri.
Hati-hati dengan fitnah real, terutama godaan trevel. Hindari lebih
baik bagi antum, kecuali jika antum sudah berkeluarga, boleh cari nafkah, tapi
sekedarnya saja, bukan sebagai tujuan utama. Kalau mahasiswa sudah melihat
uang, akan lupa tujuan utamanya. Allahu Mustaan
4.
Teruslah berbakti kepada orang tua, karena kesuksesan seorang anak, tergantung
baktinya dia kepada ibu dan bapaknya. Betapa banyak kisah sukses seorang anak,
yang mana mereka sangat berbakti kepada Ibu dan bapaknya.
5.
Jauhi Politik
Mahasiswa tidak perlu sibuk dengan hal itu, nanti ada waktu nya
sendiri, karena kalau kita sibuk dengan hal itu akan menyebabkan perpecahan di
kalangan kaum muslimin. Dai itu milik umat, tidak milik sebagian kelompok
tertentu atau partai tertentu, oleh karenanya jangan sampai terkotak kotak
dengan politik. Politik itu penuh tipu muslihat, yang hari ini begini, besok
begitu. Waliyadzubillah.
Semoga Allah mudahkan segala urusan kita semua untuk menjadi
mahasiswa yang baik dan bermanfaat bagi umat ketika sudah pulang ke Tanah Air.
Di ringkas dengan singkat dan gaya bahasa yang berbeda tapi
semakna.
Barokallahu fikum
Cibubur,
23 Dzulhijjah 1440 H
0 komentar:
Posting Komentar