HOME

Selasa, 14 April 2020

Fiqh Puasa Kitab Ar-Risalah Al-Jamiah wat Tadzkiroh An-Nafiah 3 (Khatam)




Silsilah Ngaji #Fiqh Syafii#
Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja'far

و من تمام الصوم
Kesempurnaan Pahala Puasa

كف الجوارح عما يكرهه الله تعالى من الأعضاء السبعة الآتي ذكرها
Menjaga Anggota tubuh yang 7 dari apa-apa yang di benci oleh Allah Ta’ala, akan disebutkan perinciannya
ففي الحديث : خمس يفطرن الصائم : الكذب، و الغيبة، و النميمة، و اليمين الكاذبة، والنظر بشهوة
Dalam sebuah hadist, ada lima hal yang membatalkan (pahala) puasa, yaitu Bohong, Menggunjing, Adu Domba, Sumpah Palsu dan Melihat sesuatu (yang harom) dengan Syahwat.

Jika seorang melakukan kemaksiatan diatas, yang batal bukan puasanya melainkan pahalanya berkurang bahkan tidak dapat sama sekali, sebagaimana dikatan Imam Al-Mawardi (di nukil di Kitab Ad-Dilalah An-Nafi'ah - semakna-).

Hadist ini lemah sebagaimana di sebutkan oleh As-Subki di dalam Syarh Minhaj (di nukil oleh penulis Kitab Al-Budur Ath-Thaliah di catatan kaki dalam rangka mengomentari hadist ini)

Hadist itu di keluarkan oleh Ad-Dailamy dari Anas bin Malik, hal ini termaktub di Kitab Ittihaf Sadah Al-Muttaqin syarh Ihya Ulumiddiin dan Kanzul Ummal, dan hadist ini sangat lemah dan mendekati palsu.

Adapun hadist-hadist yang shahih yang semakna dengan hadist di atas sebagai berikut,
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari ).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim)

Dan hadist-hadist yang lainnya

Adapun 7 anggota badan yang di maksud penulis adalah, Perut, Lisan, Mata, Telinga, Tangan, Kaki, dan Kemaluan.

Tujuh anggota badan inilah yang bisa bermanfaat untuk melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala dengan amalan Sholih, dan juga dapat menjerumuskan kepada kemaksiatan. Waliyadzubillah

Perbuatan Ghibah, Namimah, Melihat sesuatu yang haram, Sumpah Palsu dan Bohong, itu semua perbuatan haram di luar Ramadhan, adapaun di dalam bulan Ramadhan lebih haram lagi.

Karenan hakikat puasa adalah menjauhi segala perbuatan haram, melemahkan syahwat, bukan hanya sekedar menahan makan dan minum.
Marwan bin Mihran mengatakan,

أَهْوَنُ الصِّيَامُ تَرْكُ الشَّرَابِ وَ الطَّعَامِ

“Tingkatan puasa yang paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan saja.” (atsar ini di nukil Ibnu Hazm dalam Muhalla)

Penulis melanjutkan
ومن تمام الصوم : تحرى الإفطار على الحلال، و عدم الاستكثار من الأكل
Kesempurnaan Pahala Puasa, berbuka dengan sesuatu yang halal (menjauhi yang haram dan syubhat), dan tidak banyak makan (di kala berbuka dan sahur) .

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Penulis melanjutkan
و ينبغي الاستكثار من الصوم، لا سيما الايام الفاضلة في الشرع
Dianjurkan untuk memberbanyak puasa, terlebih lagi di hari hari yang mulia menurut syariat.

Perlu di ketahui, bahwa selain Ramadhan umat Islam juga dianjurkan memberbanyak puasa sunnah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

لا يَصُوْمُ عَبْدٌ يَوْمًا فِي سَبِيْلِ الله. إلا بَاعَدَ اللهُ، بِذَلِكَ اليَوْمِ، وَجْهَهُ عَنِ النَارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفاً

“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka (dengan puasa itu) sejauh 70 tahun jarak perjalanan.” (HR. Bukhari Muslim dan yang lainnya)

Dan puasa sunnah itu berulang,
1. Setiap Pekan
Puasa Senin dan Kamis
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Amal-amal ditampakkan pada hari senin dan kamis, maka aku suka jika ditampakkan amalku dan aku dalam keadaan berpuasa.” (Shahih, riwayat An-Nasa’i)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari senin, beliau bersabda:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ. وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أَنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ

“Ia adalah hari ketika aku dilahirkan dan hari ketika aku diutus (atau diturunkan (wahyu) kepadaku ” (HR. Muslim)

2. Setiap Bulan
Puasa Ayyamul Bidh (13,14 & 15)
Berdasarkan perkataan salah seorang sahabat radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَصُوْمَ مِنَ الشَّهْر ِثَلاثَةَ أَيَّامِ البَيْضِ: ثَلاثَ عَشْرَةَ، وَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk berpuasa pada tiga hari ‘baidh’: tanggal 13, 14 dan 15.” (Hadits Hasan, dikeluarkan oleh An-nasa’i dan yang lainnya)

3. Setiap Tahun
Puasa Syawal (6 hari)
Dari Abu Ayyub Al-Anshory bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ. ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّال. كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkan dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka seperti ia berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)
, Puasa Awal Bulan Dzulhijjah
Keumuman hadist Ibnu Abbas disebutkan,
« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».
“Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah pun tidak bisa mengalahkan kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sedikit pun.” (HR. Abu Daud , At Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
, Puasa Arafah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَام ُيَوْمِ عَرَفَةَ أحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ. وَالسَّنَةَ الّتِي بَعْدَهُ
“Puasa pada hari Arofah, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
Puasa ini diperuntukkan kepada orang yang sedang tidak melakukan haji, adapaun yang sedang wukuf di arofah maka tidak dianjurkan.
, Puasa Tasuah dan Asyuro
Dari Abu Qotadah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa pada hari ‘Asyuro’, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لأَصُوْمَنَّ التَاسِعَ

“Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan.” (HR. Muslim)
, Puasa di Bulan Sya'ban.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata:

فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidaklah saya melihat beliau memperbanyak puasa dalam suatu bulan seperti banyaknya beliau berpuasa pada bulan sya’ban.” (HR. Bukhari)
Adapun puasa di hari Syak (30 sya'ban) maka tidak diperbolehkan.

Wallaahua’lam

Kajian Sebelumnya
Serial 1 :
Serial 2 :


Semoga bermanfaat bagi kita semua. 


0 komentar:

Posting Komentar