oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja'far
Muqoddimah
الحمد لله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه ، كما يحب ربنا و يرضى، و أشهد أن لا إله إلا الله و أن محمدا عبده ورسوله.
قال الله تعالى : يأيهآ الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته، و لا تموتون إلا و أنتم مسلمون.
وإن أصدق الحديث كتاب الله تعالى، و خير الهدي هدي النبي صلى الله عليه وسلم ، و شر الأمور محدثاتها فإن كل محدثات بدعة و كل بدعة ضلالة.
أما بعد ،
Puji Syukur kehadirat Allah Ta'ala atas segala limpahan
Rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita bisa tetap berada di atas keimanan dan
Islam sampai saat ini, dan juga masih diberi kesempatan untuk mengkaji Al-Quran
dan Sunnah Nabi Salallahu'alaihissalam sesuai dengan pemahaman para
sahabat Nabi Radhiyallahu'Anhum.
*Risalah Pertama*
“Tafsir Bismillah”
بِسْمِ
اللهِ الرَحْمَنِ الرَحِيْمِ
Beliau mengawali kitab dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang sebagaimana Al-Qur’an juga diawali dengan bismillah
dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihissalam dalam
surat-suratnya yang di kirim ke raja-raja untuk menyerukan dakwah Islam. Hal
ini juga sesuai hadist berikut :
كُلُّ
أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأْ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ فَهُوَ أَبْتَر
“Setiap
perkara yang tidak di awali dengan bismilah maka akan kacau (hilang
keberkahannya)”[1]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata: “Ada perselisihan
diantara para ulama’ mengenai ke shohihan hadist ini, ada yang menshohihkannya
(membenarkannya) dan bersandar kepadanya seperti Imam An-Nawawi, ada pula yang
mendo’ifkannya (melemahkannya), akan tetapi diantara para ulama menerima hadist
ini sehingga mereka meletakkan hadist ini di kitab-kitab mereka, hal ini
menujukkan bahwa hadist ini ada asalnya”[2]
Secara bahasa kalimat (بِ) di kalimat ini
adalah untuk meminta pertolongan, jadi kalimat bismillah disini berarti
: Aku minta pertolongan kepada Allah yang maha pengasih lagi Maha Penyayang.
Ada
kalimat yang dihilangkan dalam bismillah, kalau dalam ilmu bahasa arab
istilahnya “Mahdzuf” taqdirnya adalah
بِسْمِ اللهِ أَكْتُبُ (Aku minta pertolongan dengan Nama Allah untuk
menulis kitab ini)
Kalimat (اِسْمِ) secara bahasa ada 2 pendapat dikalangan ulama Kufah dan Bashra
:
Pendapat Ulama Kufah, berasal dari kata (السِّمَةُ (bermakna (العَلَامَةُ) Tanda, sedangkan Ulama Basrah,
berasal dari kata (السُمُوْ) bermakna (الرَفْعَةُ وَ
العُلُو) Tinggi. Dari kedua pendapat ini yang
paling benar adalah pendapat ke-2 dengan dalil jama’ dari isim tersebut yaitu (أَسْمَاءُ) dan tasghirnya yaitu (سُمِيَ).
Kalimat (الله) adalah Nama salah satu nama dari Dzat yang maha suci, tidak
boleh satupun dari makhluknya menamai diri-dirinya dengan kalimat “Allah”.
Para Ulama mengatakan bahwa Kalimat (الله) adalah Nama paling besar dan mulia buat Dzat Allah yang Masa
Suci. Perlu di ketahui bahwa Allah itu mempunyai banyak Nama dan Sifat yang
mulia, yang wajib bagi kita untuk beriman dengannya. Nama Allah tidak sebatas
99 saja, akan tetapi angka 99 itu hanya sebagian saja karena dalam hadist (yang
menyebutkan) itu tidak mengandung pembatasan. Nabi salallahu ‘alaihissalam
bersabda :
أن لله تسعةً و تسعين
اسما مائةً إلا واحدا من أحصاها دخل الجنة
Dalam
riwayat selain Bukhari dan Muslim,
مَنْ
حَفِظَهَا دَخَلَ الجَنَّةَ
“Sesungguhnya
Allah itu mempunyai 99 nama, barangsiapa menghitungnya /menghafalnya, maka
pasti masuk surga”[3]
Jadi tidak boleh bagi
seseorang menamakan dirinya dengan “Allah”, Karena nama ini khusus buat
Allah saja.
Kalimat (الرحمن الرحيم) : kedua kalimat ini adalah salah satu dari nama dan sifat
Allah yang wajib kita Imani. Kedua kalimat itu terbentuk dari satu kata yaitu (الرَّحْمَةُ).
Dan
perbedaan antara Ar-Rahman dan Ar-Rahiim, diantaranya :
Ar-Rahman : Kasih Allah berupa rezeki dan yang lain untuk orang beriman dan
kafir di dunia.
Ar-Rahiim : Kasih sayang Allah berupa ampunan bagi orang beriman saja di
akhirat nanti.
Faidah : Membaca bismillah dalam segala hal yang baik
(selain perkara ibadah yang mahdoh/paten) adalah sunnah, misal : Ketika kita
mau membaca buku entah itu buku agama atau buku pengetahuan umum, maka mulai
dengan bismillah karena ini sunnah, contoh lain : Ketika akan masak,
ketika akan nulis pesan (sms/chating) sebagaimana hal ini dilakukan Nabi ketika
mengirim surat ke raja-raja. Ada juga perkara dunia yang dianjurkan untuk
mengucap bismillah ketika akan melakukannya karena ada dalil khusus yang
menjelaskan, misal : ketika mau makan, ketika masuk masjid. Ketika mau masuk
kamar mandi, ketika melepas pakaian dll.
Tanbih/ Peringatan : Membaca bismillah tidak boleh dilakukan
ketika ibadah muqoyyad (paten), misal mau sholat membaca bismillah, ini
tidak dianjurkan karena tidak ada dalil khusus, jika ingin membacanya maka
butuh dalil khusus. Contoh lain, mau adzan mengucap bismillah, ini juga
tidak dianjurkan karena tidak ada dalil yang khusus dalam masalah ini. Wallahu
A’lam.
*Permasalahan Fiqh*
Para ulama’ bersepakat bahwa بسم
الله الرحمن الرحيم termasuk bagian dari
ayat Al-Qur’an, yaitu terdapat di surat An-Naml : 30. Dan mereka (Para Ulama’)
berselisih mengenai bismillah dalam surat al-fatihah dan pada awal surat
kecuali surat At-Taubah, apakah itu termasuk dalam surat Al-Fatihah dan
termasuk pada awal surat (kecuali surat At-Taubah) atau tidak?
Ada
3 perkataan dalam masalah ini :
1.
Pendapat
Imam Malik, Abu Hanifah, Al-Auza’i dll, ,mengatakan bahwa bismillah
bukan termasuk surat Al-Fatihah dan awal surat lainnya, akan tetapi bismillah
hanya pembuka saja.
Dalilnya
:
عن
عائشة رضي الله عنها قالت : (( كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يستفتح الصلاة
بالتكبير، و القراءة ب "الحمد لله رب العالمين"
Dari
Aisyah Radiyallhu ‘anha, beliau berkata : “Bahwasannya Rasulullah
salallahu ‘alaihissalam memulai sholat dengan takbir dan memulai membaca (yang
dikeraskan) dengan -Alhamdulillahi robbil Al-‘Alaamiin-” (HR. Muslim.
No.497)
عن
أنس بن مالك رضي الله عنهه، أنه قال : (( صَلَّيْتُ خلفَ النبي صلى الله عليه وسلم
و أبي بكر ، و عمر ، و عثمان ، فكانوا يستفتحون
ب "الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ" لا يذكرون "بِسْمِ
اللهِ الرَحْمَنِ الرَحِيْمِ" فِيْ أَوَّلِ قِرَاءَةٍ ، ولا في آخرها
Dari
Anas bin Malik Radiyallhu ‘anhu berkata : Aku sholat dibelakang Nabi salallahu
‘alaihissalam , Abu Bakr, Umar, ‘Ustman
dan mereka memulai sholatnya dengan -Alhamdulillahi robbil Al-‘Alaamiin- dan
tidak disebutkan bahwa mereka membaca bismillah diawal dan diakhir sholat”
(HR. Muslim. No. 399)
عن أبي هريرة رضي الله
عنهه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
(( إن سورةً من القرآن ثلاثون آيةً شَفَعَتْ لرجل حتى غُفِرَ لَهُ ، و هي سورةُ
تباركَ الذي بيده الملك )) و لا يختلف العادون أنها ثلاثون آية من غير البسملة.
Dari
Abu Hurairah Radiyallhu ‘anhu dari Nabi salallahu ‘alaihissalam
bersabda : “Ada surat dalam Al-Qur’an berjumlah 30 ayat yang bisa memberikan
syafaat pada seseorang sampai Allah mengampuninya, Surat itu adalah
Tabarakalladzi biyadihil mulk (Al-Mulk)”(HR. Tirmidzi no.2891 ) dan
tidak ada khilaf dikalangan ulama’ bahwa jumlah surat Al-Mulk : 30 ayat tanpa
bismillah masuk di dalamnya.
عن
أبي هريرة رضي الله عنهه ، قال : سمعت
رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : (( قال الله تعالى : قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِيْ
و بين عبدي نصفين، و لعبدي ما سأل، فإذا قال العبد "الحمد لله رب العالمين"
، قال الله تعالى : حَمَدَنِيْ عَبْدِي ،
و إذا قال : "الرحمن الرحيم" قال الله تعالى : أثنى على غبدي، و إذا قال
: "مالك يوم الدين"، قال مَجَدَنِيْ عبدي – و قال مرة : فوض إلي عبدي –
فإذا قال:" إياك نعبد و إياك نستعين" قال : هذا بيني و بين عبدي، و
لعبدي ما سأل، فإذا قال : "اهدنا الصراط المستقيم" "صراط الذين
أنعمت عليهم" "غير المغضوب عليهم و لا الضالين"، قال : هذا لعبدي،
و لعبدي ما سأل))
Dari
Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu berkata :
Aku mendengar Rasulullah salallahu ‘alaihissalam bersabda : Allah Ta’ala berfirman: Aku
membagi shalat (doa/bacaan salat) antaraKu dan hambaKu dua bagian, dan untuk
hambaKu apa yang dia minta. Jika seorang hamba mengucap: الحمد
لله رب العالمين (segala puji bagi Allah, Tuhan pengatur sekalian alam), Allah
berfirman: HambaKu telah memuji-Ku. Jika seorang hamba mengucap: الرحمن الرحيم (Yang
maha Pengasih lagi maha Penyayang), Allah berfirman: Hamba-Ku memuji-Ku. Jika
dia berkata:مالك
يوم الدين . Allah berfirman:
Jika seorang hamba mengucap: إياك
نعبد وإياك نستعين (hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta
pertolongan). Allah berfirman: Ini bagian Aku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku
apa yang dia minta. Jika sorang hamba mengucap: اهدنا الصراط
المستقيم صراط اللذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين (Tunjukilah
kami ke jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahkan nikmat
kepada mereka, bukan mereka yang dimurkai atau mereka yang sesat) Allah
berfirman: Ini bagian hamba-Ku dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta. (HR. Muslim. No.395)
Mereka berkata : Ini adalah dalil bahwa bismillah bukan ayat
dari Al-fatihah , kalau seandainya saja bismillah itu termasuk dari
al-fatihah maka akan masuk dalam hitungan,
2.
Pendapat
At-Tsauri, Abdullah bin Mubarok, Sebagian Ulama’ Syafi’iyah dan Sebagian Ulama
Hanabilah dll mengatakan bahwa : Bismillah termasuk surat al-fatihah dan
semua surat di dalam Al-Qur’an kecuali Surat At-Taubah.
Dalilnya
:
عن
أنس رضي الله عنهه ، قال : بَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذات يوم بين أظهرنا إذ أغفى إِغْفَاءَةً ثم رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا ، فقلنا
: ما أَضْحَكَكَ يا رسول الله ؟ قال : (( أنزلت علي آنفا سورة )) فقرأ: بسم الله الرحمن الرحيم (( إنا أعطيناك الكوثر
، فصلى لربك و انحر ، إن شانئك هو الأبتر))
Dari
Anas Radiyallahu ‘Anhu, dia berkata : Pada
suatu hari ketika Rasulullah berada di tengah kami, Beliau mengantuk sekejap,
kemudian mengangkat kepalanya sambil senyum. Maka kami bertanya : Apa yang
membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab.’’ Baru saja turun
kepadaku sebuah surat, maka beliau membaca bismillah dan membaca surat
Al-Kautsar 1-3 ……..” (HR. Muslim no.400)
Diantara dalil yang lain bahwa bismillah telah ada di dalam
Al-Qur’an, tertulis dengan pena dan nukilan, sebagaimana yang terdapat dalam
surat An-Naml. Sama-sama mutawatir riwaytnya.
Dijawab : Bahwa dalil diatas sudah benar, tapi perlu difahami dulu,
apakah diturunkan karena itu termasuk Al-Qur’an atau hanya sebagai penghubung
antara surat? Perhatikan riwayat dari Ibnu Abbas, beliau berkata, Bahwa Nabi
bersabda :
لا
يَعْرِفُ فَصْلَ السُّوْرَةِ حَتَّى تَنَزَّلَ عَلَيْهِ بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ
الرَّحِيْمِ
“Tidak
diketahui pemisah antara surat (di dalam Al-Qur’an) sampai turun bismillahirrahmanir
rahim” (HR. Abu Dawud. No.788)
Atau ditulis untuk mencari barokah, sebagaimana telah disepakati
oleh umat muslim atas ditulisnya bismillah di dalam kitab-kitab dan
surat-surat? Semua ini adalah penuh pertimbangan.
Al-Jariri
berkata : Al-Hasan ditanya tentang بسم
الله الرحمن الرحيم ,
maka beliau menjawab : letaknya di dalam surat-surat (surat An-Naml).
Dan
Al-Hasan berkata juga : “Belum pernah turun ” بسم الله الرحمن الرحيم” di dalam Al-Qur’an
kecuali di surat طس (surat
An-Naml : 30). (Lihat di Al-Jaami’ LiAhkaam Al-Qur’an oleh Imam
Al-Qurtubi).
3.
Pendapat
Imam Syaf’i mengatakan bahwa bismillah termasuk dalam surat Al-Fatihah
(bukan termasuk awal surat yang lain).
Dalilnya
:
عن أبي هريرة رضي الله
عنهه ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( إذا قرأتم : الحمد لله فَاقْرَءُوْا
: بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَّحِيْمِ ، إِنَّهَا أُمُّ القُرْآنِ ، وَ أُمُّ الكِتَابِ
، وَ السَّبْعُ المثَانِيْ ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ إِحْدَاهَا
Dari
Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu, Rasulullah salallahu ‘alaihissalam
bersabda : Apabila kalian membaca Alhamdulillah, bacalah
bismillahirrahmanirrahim. Sesungguhnya ia adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab,
Bacaan yang berulang. Dan bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu ayatnya ”
(HR. Daruqutni)
Hadist diatas ada yang mengatakan bahwa termasuk hadist do’if
sebagaimana dalam kitab At-Tahqiiq
fii Masaailil Al-Khilaf oleh Ibnu
Jauzi.
Kesimpulan
:
Pendapat yang rajih dari ketiga pendapat diatas, maka pendapat yang
pertama yang lebih rajih in syaa Allah dengan dua alasan :
1.
Dalilnya
kuat
2.
Lemahnya
dalil-dalil dari pendapat yang lain[4]
[1] Hadist ini
dikeluarkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam kitab Al-Jami’, dan hadist ini ada
bermacam-macam redaksi yang semakna dengan ini sebagaimana dijelaskan oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin di dalam syarhnya, lebih tepat dicatatan
kaki hadist yang kami bawakan ini
[2] Lihat Syarh
Tsalatsatul Ushul oleh Ibnu Utsaimin, hal 18
[3]
HR. Bukhori. No
6410 (lafadz berbeda tapi satu makna) dan Muslim. No 2677
[4]
Lihat kitab Jamii’
Al-Abhaats Al-Ilmiyyah oleh Syaikh Kholid Mahmud Al-Juhany, hal.106