Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja'far
Ringkasan dari Pelajaran Ust. Dr. Firanda Andirja Hafidzahullahu
Live FB Firanda Andirja
Jum'at, 17 Sya'ban 1441 H / 10 April 2020
Nahwu
Isim dibagi menjadi 2 menurut bangunan akhirnya :
1. Isim Mu'rob - maknanya : isim yang harokat akhirnya bisa berubah - (sudah selesai pembahasannya di pertemuan sebelumnya)
2. Isim Mabni, yaitu isim yang tidak berubah harokat akhirnya (dalam kondisi marfu, mansub ataupun majrur)
Pembagian Mabni ada 4
1. Selalu sukun
المَبْنِيْ عَلَى السُّكُوْنِ
2. Selalu fathah
المَبْنِيْ عَلَى الفَتْحِ
3. Selalu dommah
المَبْنِيْ عَلَى الضَّمِّ
4. Selalu kasroh
المَبْنِيْ عَلَى الكَسْرَةِ
Contoh isim mabni :
الَّذِيْ
"kata sambung (isim maushul)" : artinya" yang"
جَاءَ الَّذِيْ أَكْرَمْتُهُ
"Telah datang (orang) yang aku muliakan"
الَّذِيْ
Sebagai Subyek harus Marfu
رَأَيْتُ الَّذِيْ أَكْرَمْتُهُ
"Aku melihat (orang) yang aku muliakan"
الَّذِيْ
Sebagai Objek harus Mansub
مَرَرْتُ بِالَّذِيْ أَكْرَمْتُهُ
"Aku melewati (orang) yang aku muliakan"
الَّذِيْ
Kemasukan huruf jar, harus majrurDalam tiga keadaan diatas, harokat الَّذِيْ tetap (sukun) tidak berubah sama sekali dalam keadaan apapun, karena الَّذِيْ isim mabni.
Contoh lagi
هَذِهِ
"Kata tunjuk muannast (isim isyarat)" = artinya"ini"
جَاءَ هَذِهِ
"Telah datang ini"
هَذِهِ
Sebagai Subyek harus Marfu
رَأَيْتُ هَذِهِ
"Aku melihat ini"
هَذِهِ
Sebagai Objek harus Mansub
مَرَرْتُ بِهَذِهِ
"Aku melewati ini"
هَذِهِ
Kemasukan huruf jar, harus majrurDalam tiga keadaan diatas, harokat هَذِهِ tetap (kasroh) tidak berubah sama sekali dalam keadaan apapun, karena هَذِهِ isim mabni.
Macam-macam Isim Mabni
1. Dhomir, artinya kata ganti, dhomir terbagi menjadi 2 bagian :
a. Dhomir Mustatir, yaitu dhomir (kata ganti) yang tidak nampak atau tersimpan pada fi’ilnya.
Misal :
دَرَسَ، يَدْرُسُ، اُدْرُسْ
Kalau di nampakkan begini
(دَرَسَ (هُوَ) ، يَدْرُسُ(هُوَ) ،اُدْرُسْ (أَنْتَ
b. Dhomir Dzohir, yaitu dhomir yang nampak bersama fi’ilnya.
Jenis-jenis dhomir dzohir (munfasil - tidak bersambung dgn yang lain - dan muttasil - bersambung dengan yang lainnya-) :
• Dhomir rofa’ munfashil, artinya dhomir yang rofa’ dan terpisah dari fi’ilnya, contoh :
هُوَ، هُمَا، هُمْ، هِيَ، هُمَا، هُنَّ، أَنْتَ، أَنْتُمَا، أَنْتُمْ، أَنْتِ، أَنْتُمَا، أَنْتُنَّ، أَنَا، نَحْنُ
• Dhomir nashob munfashil, artinya dhomir yang nashob dan terpisah dari fi’ilnya, contoh :
إِيَّاهُ، إِيَّاهُمَا، إِيَّاهُمْ، إِيَّاهَا، إِيَّاهُمَا، إِيَّاهُنَّ، إِيَّاكَ، إِيَّاكُمَا، إِيَّاكُمْ، إِيَّاكِ، إِيَّاكُمَا، إِيَّاكُنَّ، إِيَّايَ، إِيَّانَا
• Dhomir rofa’ muttashil, yaitu dhomir rofa’ yang bersambung dengan fi’ilnya dan dhomir tersebut sebagai pelakunya, contoh :
كَتَبَا، كَتَبُوْا، كَتَبَتَا، كَتَبْنَ، كَتَبْتَ، كَتَبْتُمَا، كَتَبْتُمْ، كَتَبْتِ، كَتَبْتُمَا، كَتَبْتُنَّ، كَتَبْتُ، كَتَبْنَا
• Dhomir Nashob Muttashil, yaitu dhomir yang bersambung dengan fi’ilnya dan dia sebagai maf’ul bih (objek), contoh :
كَتَبَه، كَتَبَهُمَا، كَتَبَهُمْ، كَتَبَهَا، كَتَبَهُمَا، كَتَبَهُنَّ، كَتَبَكَ، كَتَبَكُمَا، كَتَبَكُمْ، كَتَبَكِ، كَتَبَكُمَا، كَتَبَكُنَّ، كَتَبَنِي، كَتَبَنَا
menulis = كَتَبَ
أَبُوْكَ ، أَبَاكَ، بِأَبِيْكَ
كِتَابُهُ، كِتَابُهَا
*Ada sedikit tambahan dari penjelasan ust Firanda
2. Isim Isyaroh, yaitu kata petunjuk, diantaranya :
a. Untuk kata tunjuk laki-laki yang dekat (Artinya : ini) :
هَذَا (mufrod)
، هَذَان (musanna)
ِ، هَؤُلاَءِ(jama)
b. Untuk kata tunjuk perempuan yang dekat :
هَذَهِ، هَتَانِ، هَؤُلاَءِ
c. Untuk kata tunjuk laki-laki yang jauh (Artinya : itu) :
ذَلِكَ، ذَانِكَ، أُوْلَئِكَ
d. Untuk kata tunjuk perempuan yang jauh :
تِلْكَ، تَانِكَ، أُوْلَئِكَ
e. Untuk kata tunjuk laki-laki & perempuan yang dekat :
هُنَا
f. Untuk kata tunjuk laki-laki & perempuan yang jauh :
هُنَاكَ
Catatan : khusus untuk هَذَانِ & هَتَانِ keduanya mu’rob.Contohnya bisa simak di penjelasan ust di papan tulis.
3. Isim Maushul, yaitu kata sambung yang artinya adalah “yang”.
Terdiri dari :
الَّذِيْ، اللَّذَانِ، الَّذِيْنَ، الَّتِيْ، اللَّتَانِيْ، اللَّاتِيْ، اللَّائِيْ، مَنْ، مَا
Catatan : khusus untuk اللذان & اللتان keduanya mu’rob.No 3 sudah di contohkam diatas
4. Adad Murokkab, yaitu bilangan 11 sampai 19 kecuali 12. :
أحدَ عشرَ، ثلاثةَ عشرَ، أربعةَ عشرَ، خمسةَ عشرَ، ستةَ عشرَ، سبعةَ عشرَ، ثمَانِيَةَ عَشَرَ، تِسْعَةَ عَشَرَ
No 4 tidak dijelaskan oleh ust, disini kami tambahkan hanya untuk menambah pengetahuan.
Nasehat :
Beliau menasehatkan kepada kita, bahwa pelajaran kita saat ini adalah tahap mengenal dan menghafal, belum banyak berfikir.
Adapun beberapa pertemuan lagi, in syaa Allah akan banyak berfikir.
Semoga memberikan kita kesabaran dan keistiqomahan
Bersabarlah untuk belajar bahasa Arab, agar nanti kita punya hujjah di hadapan Allah, bahwa sudah pernah belajar meskipun tidak bisa bisa.
Semoga bermanfaat
Ringkasan 1
http://wawasanislamdunia.blogspot.com/2020/04/belajar-bahasa-arab-dari-nol-1.html?m=1
Ringkasan 2
http://wawasanislamdunia.blogspot.com/2020/04/belajar-bahasa-arab-dari-nol-2.html?m=1
Ringkasan 3
http://wawasanislamdunia.blogspot.com/2020/04/belajar-bahasa-arab-dari-nol-3.html?m=1
Ringkasan 4
http://wawasanislamdunia.blogspot.com/2020/04/belajar-bahasa-arab-dari-nol-4.html?m=0
Ringkasan 5
http://wawasanislamdunia.blogspot.com/2020/04/belajar-bahasa-arab-dari-nol-5.html?m=1
Ringkasan 6
http://wawasanislamdunia.blogspot.com/2020/04/belajar-bahasa-arab-dari-nol-6.html?m=1
Ringkasan 7
http://wawasanislamdunia.blogspot.com/2020/04/belajar-bahasa-arab-dari-nol-7.html?m=0
Ringkasan 8
https://wawasanislamdunia.blogspot.com/2020/04/belajar-bahasa-arab-dari-nol-8.html
Madinah, 17 Sya'ban 1441 H
0 komentar:
Posting Komentar