Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far
Nasehat
dari Dr. Emha Hasan Ayatullah, MA Hafidzahullah Ta’ala
Judul yang sangat menarik bagi mahasiswa baru yang baru saja menginjakkan kakinya di Kota Nabi tercinta salallahu alaihissalam. Kali ini pihak PPMI mengundang Ust. Emha Hasan Ayatullah, MA (Mahasiswa Doktoral bidang Hadist) untuk memberikan penyemangat sekaligus berbagi pengalaman beliau yang sudah 15 tahun menimba ilmu di Kota Nabi ini.
Tepatnya Ba'da Magrib acara di mulai di Masjid Bin Baz (dalam
kampus UIM) Adapun nasehat yang beliau sampaikan, kami rangkum secara singkat
berikut ini,
Pertama : Beliau ucapkan terima kasih kepada ppmi madinah atas
segala jerih payah nya memfasilitasi kegiatan ini, ini merupakan hal yang patut
kita syukuri. Karena tidak semua tulab dari setiap negara dapat bimbingan
seperti yang di lakukan ppmi madinah.
Kedua : Selamat datang di Kota Nabi Dari semua mahasiswa yang di
terima tahun ini 160 an (yang sudah sampai ke kota Nabi) , ana berharap dari
antum, mudah mudahan semuanya atau sebagian besar pulang ke Indonesia menjadi
dai-dai yang menyerukan kepada ajaran sunnah yang murni.
Keadaan umat tidak lepas dari dua hal, dikatakan oleh Syaikh
Abdussalam Barjas Rahimahullah Ta'ala
1. Banyak kebodohan
2. Banyak sekali Pemikiran sesat Tantangan di Indonesia sangat luar
biasa, banyak sekali penyimpangan yang sangat besar, tapi dianggap bukan
penyimpangan. Bahkan belakangan ini ada seorang doktor menghalalkan zina,
waliyadzubillah billah.
Ini tugas kita semua untuk menjelaskan kepada umat, minimal kita
lawan dengan title juga. Betapa banyak orang bertitle di Masjid masjid besar
tapi baca Al-Quran saja kalah sama antum ketika Sma dulu di pondok.
Tanggung jawab kita ini besar Dunia dan Akhirat Nabi salallahu
alaihissalam mengatakan
لا يأتي زمان إلا التي بعده شر منه
“Tidaklah Datang sebuah zaman, Kecuali yang setelah nya lebih buruk”
Ibnu hajar ingin mencari makna atau tafsir yang pas dari sabda Nabi
ini, apakah pemimpin nya yang kurang adil? Ternyata tidak, ada yang lebih bagus
setelah nya. Berarti bukan itu tafsirnya. Aku menemukan tafsir yang pas, yaitu
Sebagaimana perkataan Ibnu Mas'ud " zaman dimana ilmu lebih sedikit"
Kita harapkan antum untuk tidak main-main disini. Kita harus
berusaha, Serius, Fokus dan sungguh-sungguh. Agar langkah belajar kita
senantiasa terjaga. Ada sebuah atsar buat renungan kita.
Salman Al-Farisi berkata:
المدينة
لا تقدس أحدا و إنما يقدس المرء عمله
"Kota Madinah Tidak mensucikan orang, akan tetapi yang
mensucikan orang adalah amalannya".
Kita belajar di madinah bukan berarti langsung jadi Syaikhul islam.
pulang pulang lalu jadi mufti, tidak ya ikhwah. bahkan ada ketika pulang ke
Indonesia malah bikin keonaran. Allahu Mustaan
Makanya tugas kita ini bertambah, bukan malah selesai ketika antum
sudah sampai sini. Sungguh nikmat dunia akhirat belajar di Madinah.
Ingat
beberapa point berikut ini
Point Pertama : Bagi waktu
yang baik ketika di madinah Ketika musim panas dan musim dingin berbeda
pembagian waktunya. Karena malam lebih panjang ketika musim dingin, adapun
musim panas malam nya sebentar. Pandai-pandailah mengatur.
Misal : ketika musim dingin, antum jangan tidur kecuali setelah jam
12 malam. Waktu sebelum jam 12 malam gunakan untuk belajar. Perhatikan skala
prioritas Hal paling wajib bagi kita disini adalah masuk kuliah. Jangan sampai
menyibukkan sesuatu yang bukan wajib, hingga yang wajib ketinggalan ataupun
terbengkalai.
من
شغله الفرض عن الندب معذور
"sibuk dengan wajib atas sunnah ini dimaklumi" , Tapi kalau,
من شعله الندب عن الفرض محروم
"sibuk dengan sunnah atas yang wajib ini tertipu/keliru"
Contoh memilih kegiatan tambahan : Talaqqi / menghafal mutun /
belajar bareng teman. Jika talaqi pilih yang bersama ulama kibar, ketika
belajar bareng pilih di Masjid Nabawi Dalam belajar antum tidak lepas dari 3
hal
1. Menghafal -rugi kalau tidak menghafal, tentunya setelah
menghafal Al-Quran adalah menghafal hadist dan hal yang penting lainnya. Jangan
mubadzirkan otak antum, mumpung masih muda.
2. Membaca Usahakan baca semua muqoror antum habiskan semua selama
satu semester. Ini minimal kalau emang males baca. Tapi kalau bisa targetkan
dalam membaca, kalau bisa sehari 20 halaman lebih, agar banyak kutub yang antum
telaah.
3. Duduk di majelis Kibar Syaikh Inilah yang menjadi ciri khas
belajar di Madinah. Kalau antum tidak hadir di majelis Syaikh, maka tidak ada
bedanya antum dengan kuliah di Jakarta. Pilih satu Syaikh minimal untuk di
tekuni, tuntunya Syaikh yang kibar, semisal Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad,
Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily, Syaikh Sholih Ash-Shuhaimi, Syaikh Ibrahim
Ar-Ruhaily dan yang lainnya. Point kedua : Pilih kawan yang baik dan shalih
Hati-hati dengan kakak kelas yang akan mempengaruhi hal yang tidak baik. Pilih
kawan yang mendorong antum untuk belajar, kuliah dan datang majelis Syaikh di
Masjid Nabawi.
Beda, antara komunitas yang rajin kuliah dengan yg sering bolos.
Beda, antara komunitas yang setiap hari ke harom dengan yang tidak. Semua ada
di jamiah komunitas diatas.
Bikin kaidah buat diri antum : "Setiap hari harus ke Masjid
Nabawi kecuali Udzur syari" Jangan habiskan waktu untuk Internet, buka hp
dll jika tidak penting.
Point Akhir : Berdoa dari
sekarang untuk bisa diterima di S2 dan selalu berdoa agar dapat Taufik dari
Allah selama belajar di madinah. Banyak orang yang tidak sukses dalam belajar,
Ada yang di DO (drop out) karena rosib. Banyak yang rosib karena banyak maen
game bukan karena ketidakmampuan. Jangan sungkan untuk berteman dengan
orang-orang yang mumtaz , baik itu nilainya dan ibadah nya. Jangan berteman
dengan orang yang mumtaz di nilai/IPK saja, tapi ibadah nya rosib (misalnya
subuhnya di waktu dhuha berkali-kali dan jarang sholat jamaah) .
Demikian rangkuman yang bisa kami tulis Mohon Maaf jika ada kekurangan.
Semoga bermanfaat.
_Abu Yusuf _
0 komentar:
Posting Komentar