Oleh Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah, MA. حفظه الله
تعالى
(Alumni
Doktoral Universitas Islam Madinah)
Tidak
ada satu sekte sesat di muka bumi ini, yang menisbatkan dirinya kepada Islam,
kecuali mereka memiliki dalil.
Tidak
ada satu bid’ah dari bid’ah yang dilakukan melainkan pelakunya mempunyai dalil,
dari dhahir-dhahir ayat Al-Qur’an atau Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Tatkala Syi’ah mengajak kepada imamnya yang dua belas, mengkafirkan
para shahabat Nabi & istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
menghalalkan mut’ah, merekapun mempersembahkan dalil – dalil kepada ummat
Tatkala Ahmadiyah menyatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi
setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka merekapun mendatangkan
dalil-dalilnya
Tatkala Liberal, menyatakan Al-Qur’an perlu direvisi, Al-Qur’an
yang ada sudah tidak sesuai dengan masa kini, homoseks diperbolehkan, pornoaksi
& pornografi halal, maka merekapun tidak omong kosong, mereka mendatangkan
dalil-dalilnya dari Al-Qur’an & Sunnah yang menguatkan pemahaman mereka
Tatkala sekelompok Shufi Exstrim (;edt), dengan berbagai bid’ah
mereka, bahkan sampai ada yang menyatakan Allah dapat menyatu dengan mahluknya,
mereka juga menuliskan dalil-dalilnya dalam lembaran-lembaran buku yang banyak
Terus apakah dengan mendatangkan dalil-dalil tersebut, mereka dapat
melegalkan ajaran mereka, karena mereka bersandar kepada dalil-dalil dari
Al-Qur’an & Sunnah ??
Kalau seperti itu, akan dibawa kemana umat ini, kalau ternyata
semuanya memiliki dalil…
Bahkan Orientalis yang mengatakan islam adalah agama bangsa arab,
hadits bikinan para ulama’ dll, merekapun juga mendatangkan dalil dari
Al-Qur’an & Sunnah
Imam
Syatibi berkata;
”Oleh
karena itu, tidaklah kamu mendapati salah satu sekte dari sekte-sekte sesat
atau tidak satu orangpun yang menyelisihi pendapatmu dalam hukum-hukum, baik
itu furu’iah atau yang prinsipil, yang tidak mampu untuk berdalil atas
kebenaran mazhabnya dengan dhohir-dhohir dalil…
Bahkan kami mendapati orang-orang fasik yang berdalil dalam
perkara" kefasikan dengan dalil-dalil yang ia sandarkan kepada syariat yg
suci…
Bahkan orang-orang nashrani menguatkan ajaran mereka dengan
Al-Qur’an…
Oleh karena itu selazimnya bagi yang mengkaji suatu dalil syar’i
untuk memperhatikan pemahaman orang-orang pertama (para sahabat) &
pengamalan mereka dengan dalil itu, karena itu lebih layak untuk menepati
kebenaran & lebih lurus dalam berilmu & beramal”.
(Al
Muwafaqat 3/288-289).
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam telah memberikan solusi,
tapi kadang berat hati ini untuk mengikutinya, karena sebagian hidup di
lingkungan yang sudah turun-temurun meyakini hal itu.. Atau karena termakan
tulisan-tulisan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, disamping ilmu agama
yang minim.
Apa
solusi itu…?
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ
تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
_*“Maka
sungguh, siapa yang hidup di antara kalian akan menyaksikan perselisihan yang
banyak, maka wajib hendaklah kalian mengikuti Sunnahku & Sunnah Al-Khulafa
yg mendapat bimbingan & petunjuk, pegang eratlah Sunnah itu & gigitlah
dengan geraham-geraham kalian.”*_
(HR.
Imam Abu Dawud no. 4607 & Imam At-Tirmidzi no. 2676)
Maka
demi kejayaan Islam
Demi
persaudaraan Islam
Saatnya
kita kembali kepada Sunnah yang dipahami oleh Para Sahabat & Ulama' Rabbani
(;edt)
Dalam
urusan agama, cukuplah kita mengamalkan apa yang mereka amalkan. Yang tidak, ya
tidak perlu dibahas, tidak perlu dibikin ruwet.
Kita
terus meniti jalan mereka, sampai kita berjumpa dengan Allah
Insya
Allah kita akan dihimpun bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam &
para sahabatnya
آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ..
0 komentar:
Posting Komentar