HOME

Senin, 30 Januari 2017

Kajian Kitab Ushul At-Tsalatsah-4 (Tafsir Bismillah)


oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja'far


Muqoddimah


الحمد لله حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه ، كما يحب ربنا و يرضى، و أشهد أن لا إله إلا الله و أن محمدا عبده ورسوله.

قال الله تعالى : يأيهآ الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته، و لا تموتون إلا و أنتم مسلمون.

وإن أصدق الحديث كتاب الله تعالى، و خير الهدي هدي النبي صلى الله عليه وسلم ، و شر الأمور محدثاتها فإن كل محدثات بدعة و كل بدعة ضلالة.

أما بعد ، 


Puji Syukur kehadirat Allah Ta'ala atas segala limpahan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita bisa tetap berada di atas keimanan dan Islam sampai saat ini, dan juga masih diberi kesempatan untuk mengkaji Al-Quran dan Sunnah Nabi Salallahu'alaihissalam sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi Radhiyallahu'Anhum.


*Risalah Pertama*
“Tafsir Bismillah”
بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَحِيْمِ
Beliau mengawali kitab dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sebagaimana Al-Qur’an juga diawali dengan bismillah dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihissalam dalam surat-suratnya yang di kirim ke raja-raja untuk menyerukan dakwah Islam. Hal ini juga sesuai hadist berikut :
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَا يُبْدَأْ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ فَهُوَ أَبْتَر
“Setiap perkara yang tidak di awali dengan bismilah maka akan kacau (hilang keberkahannya)[1]

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata: “Ada perselisihan diantara para ulama’ mengenai ke shohihan hadist ini, ada yang menshohihkannya (membenarkannya) dan bersandar kepadanya seperti Imam An-Nawawi, ada pula yang mendo’ifkannya (melemahkannya), akan tetapi diantara para ulama menerima hadist ini sehingga mereka meletakkan hadist ini di kitab-kitab mereka, hal ini menujukkan bahwa hadist ini ada asalnya”[2]

Secara bahasa kalimat (بِ) di kalimat ini adalah untuk meminta pertolongan, jadi kalimat bismillah disini berarti : Aku minta pertolongan kepada Allah yang maha pengasih lagi Maha Penyayang.
            Ada kalimat yang dihilangkan dalam bismillah, kalau dalam ilmu bahasa arab istilahnya “Mahdzuf” taqdirnya adalah  بِسْمِ اللهِ أَكْتُبُ  (Aku minta pertolongan dengan Nama Allah untuk menulis kitab ini)
Kalimat (اِسْمِ) secara bahasa ada 2 pendapat dikalangan ulama Kufah dan Bashra :
Pendapat Ulama Kufah, berasal dari kata (السِّمَةُ  (bermakna (العَلَامَةُ) Tanda, sedangkan Ulama Basrah, berasal dari kata (السُمُوْ) bermakna (الرَفْعَةُ وَ العُلُو) Tinggi. Dari kedua pendapat ini yang paling benar adalah pendapat ke-2 dengan dalil jama’ dari isim tersebut yaitu (أَسْمَاءُ) dan tasghirnya yaitu (سُمِيَ).
Kalimat (الله) adalah Nama salah satu nama dari Dzat yang maha suci, tidak boleh satupun dari makhluknya menamai diri-dirinya dengan kalimat “Allah”. Para Ulama mengatakan bahwa Kalimat (الله) adalah Nama paling besar dan mulia buat Dzat Allah yang Masa Suci. Perlu di ketahui bahwa Allah itu mempunyai banyak Nama dan Sifat yang mulia, yang wajib bagi kita untuk beriman dengannya. Nama Allah tidak sebatas 99 saja, akan tetapi angka 99 itu hanya sebagian saja karena dalam hadist (yang menyebutkan) itu tidak mengandung pembatasan. Nabi salallahu ‘alaihissalam bersabda :
 أن لله تسعةً و تسعين اسما مائةً إلا واحدا من أحصاها دخل الجنة

Dalam riwayat selain Bukhari dan Muslim,
مَنْ حَفِظَهَا دَخَلَ الجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah itu mempunyai 99 nama, barangsiapa menghitungnya /menghafalnya, maka pasti masuk surga”[3]
 Jadi tidak boleh bagi seseorang menamakan dirinya dengan “Allah”, Karena nama ini khusus buat Allah saja.
Kalimat (الرحمن الرحيم) : kedua kalimat ini adalah salah satu dari nama dan sifat Allah yang wajib kita Imani. Kedua kalimat itu terbentuk dari satu kata yaitu (الرَّحْمَةُ).
Dan perbedaan antara Ar-Rahman dan Ar-Rahiim, diantaranya :
Ar-Rahman : Kasih Allah berupa rezeki dan yang lain untuk orang beriman dan kafir di dunia.
Ar-Rahiim : Kasih sayang Allah berupa ampunan bagi orang beriman saja di akhirat nanti.

Faidah : Membaca bismillah dalam segala hal yang baik (selain perkara ibadah yang mahdoh/paten) adalah sunnah, misal : Ketika kita mau membaca buku entah itu buku agama atau buku pengetahuan umum, maka mulai dengan bismillah karena ini sunnah, contoh lain : Ketika akan masak, ketika akan nulis pesan (sms/chating) sebagaimana hal ini dilakukan Nabi ketika mengirim surat ke raja-raja. Ada juga perkara dunia yang dianjurkan untuk mengucap bismillah ketika akan melakukannya karena ada dalil khusus yang menjelaskan, misal : ketika mau makan, ketika masuk masjid. Ketika mau masuk kamar mandi, ketika melepas pakaian dll.

Tanbih/ Peringatan : Membaca bismillah tidak boleh dilakukan ketika ibadah muqoyyad (paten), misal mau sholat membaca bismillah, ini tidak dianjurkan karena tidak ada dalil khusus, jika ingin membacanya maka butuh dalil khusus. Contoh lain, mau adzan mengucap bismillah, ini juga tidak dianjurkan karena tidak ada dalil yang khusus dalam masalah ini. Wallahu A’lam.

*Permasalahan Fiqh*
Para ulama’ bersepakat bahwa بسم الله الرحمن الرحيم termasuk bagian dari ayat Al-Qur’an, yaitu terdapat di surat An-Naml : 30. Dan mereka (Para Ulama’) berselisih mengenai bismillah dalam surat al-fatihah dan pada awal surat kecuali surat At-Taubah, apakah itu termasuk dalam surat Al-Fatihah dan termasuk pada awal surat (kecuali surat At-Taubah) atau tidak?
Ada 3 perkataan dalam masalah ini :
1.                  Pendapat Imam Malik, Abu Hanifah, Al-Auza’i dll, ,mengatakan bahwa bismillah bukan termasuk surat Al-Fatihah dan awal surat lainnya, akan tetapi bismillah hanya pembuka saja.
Dalilnya :
عن عائشة رضي الله عنها قالت : (( كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يستفتح الصلاة بالتكبير، و القراءة ب "الحمد لله رب العالمين"
Dari Aisyah Radiyallhu ‘anha, beliau berkata : “Bahwasannya Rasulullah salallahu ‘alaihissalam memulai sholat dengan takbir dan memulai membaca (yang dikeraskan) dengan -Alhamdulillahi robbil Al-‘Alaamiin-” (HR. Muslim. No.497)
عن أنس بن مالك رضي الله عنهه، أنه قال : (( صَلَّيْتُ خلفَ النبي صلى الله عليه وسلم و أبي بكر ، و عمر ، و عثمان ، فكانوا يستفتحون  ب "الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ" لا يذكرون "بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَحِيْمِ" فِيْ أَوَّلِ قِرَاءَةٍ ، ولا في آخرها
Dari Anas bin Malik Radiyallhu ‘anhu berkata :  Aku sholat dibelakang Nabi salallahu ‘alaihissalam , Abu Bakr,  Umar, ‘Ustman dan mereka memulai sholatnya dengan -Alhamdulillahi robbil Al-‘Alaamiin- dan tidak disebutkan bahwa mereka membaca bismillah diawal dan diakhir sholat” (HR. Muslim. No. 399)
  عن أبي هريرة رضي الله عنهه  عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (( إن سورةً من القرآن ثلاثون آيةً شَفَعَتْ لرجل حتى غُفِرَ لَهُ ، و هي سورةُ تباركَ الذي بيده الملك )) و لا يختلف العادون أنها ثلاثون آية من غير البسملة.
Dari Abu Hurairah Radiyallhu ‘anhu dari Nabi salallahu ‘alaihissalam bersabda : “Ada surat dalam Al-Qur’an berjumlah 30 ayat yang bisa memberikan syafaat pada seseorang sampai Allah mengampuninya, Surat itu adalah Tabarakalladzi biyadihil mulk (Al-Mulk)”(HR. Tirmidzi no.2891 ) dan tidak ada khilaf dikalangan ulama’ bahwa jumlah surat Al-Mulk : 30 ayat tanpa bismillah masuk di dalamnya.
عن أبي هريرة رضي الله عنهه ، قال  : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : (( قال الله تعالى : قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِيْ و بين عبدي نصفين، و لعبدي ما سأل، فإذا قال العبد "الحمد لله رب العالمين" ، قال  الله تعالى : حَمَدَنِيْ عَبْدِي ، و إذا قال : "الرحمن الرحيم" قال الله تعالى : أثنى على غبدي، و إذا قال : "مالك يوم الدين"، قال مَجَدَنِيْ عبدي – و قال مرة : فوض إلي عبدي – فإذا قال:" إياك نعبد و إياك نستعين" قال : هذا بيني و بين عبدي، و لعبدي ما سأل، فإذا قال : "اهدنا الصراط المستقيم" "صراط الذين أنعمت عليهم" "غير المغضوب عليهم و لا الضالين"، قال : هذا لعبدي، و لعبدي ما سأل))
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu berkata :  Aku mendengar Rasulullah salallahu ‘alaihissalam  bersabda : Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (doa/bacaan salat) antaraKu dan hambaKu dua bagian, dan untuk hambaKu apa yang dia minta. Jika seorang hamba mengucap: الحمد لله رب العالمين (segala puji bagi Allah, Tuhan pengatur sekalian alam), Allah berfirman: HambaKu telah memuji-Ku. Jika seorang hamba mengucap: الرحمن الرحيم (Yang maha Pengasih lagi maha Penyayang), Allah berfirman: Hamba-Ku memuji-Ku. Jika dia berkata:مالك يوم الدين . Allah berfirman: Jika seorang hamba mengucap: إياك نعبد وإياك نستعين (hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan). Allah berfirman: Ini bagian Aku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta. Jika sorang hamba mengucap: اهدنا الصراط المستقيم صراط اللذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين (Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahkan nikmat kepada mereka, bukan mereka yang dimurkai atau mereka yang sesat) Allah berfirman: Ini bagian hamba-Ku dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta. (HR. Muslim. No.395)
Mereka berkata : Ini adalah dalil bahwa bismillah bukan ayat dari Al-fatihah , kalau seandainya saja bismillah itu termasuk dari al-fatihah maka akan masuk dalam hitungan,

2.                  Pendapat At-Tsauri, Abdullah bin Mubarok, Sebagian Ulama’ Syafi’iyah dan Sebagian Ulama Hanabilah dll mengatakan bahwa : Bismillah termasuk surat al-fatihah dan semua surat di dalam Al-Qur’an kecuali Surat At-Taubah.
Dalilnya :
عن أنس رضي الله عنهه ، قال : بَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذات يوم بين أظهرنا إذ أغفى إِغْفَاءَةً ثم رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا ، فقلنا : ما أَضْحَكَكَ يا رسول الله ؟ قال : (( أنزلت علي آنفا سورة )) فقرأ:   بسم الله الرحمن الرحيم (( إنا أعطيناك الكوثر ، فصلى لربك و انحر ، إن شانئك هو الأبتر))
Dari Anas  Radiyallahu ‘Anhu, dia berkata : Pada suatu hari ketika Rasulullah berada di tengah kami, Beliau mengantuk sekejap, kemudian mengangkat kepalanya sambil senyum. Maka kami bertanya : Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab.’’ Baru saja turun kepadaku sebuah surat, maka beliau membaca bismillah dan membaca surat Al-Kautsar 1-3 ……..” (HR. Muslim no.400)
Diantara dalil yang lain bahwa bismillah telah ada di dalam Al-Qur’an, tertulis dengan pena dan nukilan, sebagaimana yang terdapat dalam surat An-Naml. Sama-sama mutawatir riwaytnya.
Dijawab : Bahwa dalil diatas sudah benar, tapi perlu difahami dulu, apakah diturunkan karena itu termasuk Al-Qur’an atau hanya sebagai penghubung antara surat? Perhatikan riwayat dari Ibnu Abbas, beliau berkata, Bahwa Nabi bersabda :
لا يَعْرِفُ فَصْلَ السُّوْرَةِ حَتَّى تَنَزَّلَ عَلَيْهِ بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَّحِيْمِ
“Tidak diketahui pemisah antara surat (di dalam Al-Qur’an) sampai turun bismillahirrahmanir rahim” (HR. Abu Dawud. No.788)
Atau ditulis untuk mencari barokah, sebagaimana telah disepakati oleh umat muslim atas ditulisnya bismillah di dalam kitab-kitab dan surat-surat? Semua ini adalah penuh pertimbangan.
Al-Jariri berkata : Al-Hasan ditanya tentang بسم الله الرحمن الرحيم , maka beliau menjawab : letaknya di dalam surat-surat (surat An-Naml).
Dan Al-Hasan berkata juga : “Belum pernah turun ” بسم الله الرحمن الرحيم” di dalam Al-Qur’an kecuali di surat طس  (surat An-Naml : 30). (Lihat di Al-Jaami’ LiAhkaam Al-Qur’an oleh Imam Al-Qurtubi).

3.                  Pendapat Imam Syaf’i mengatakan bahwa bismillah termasuk dalam surat Al-Fatihah (bukan termasuk awal surat yang lain).  
Dalilnya :
 عن أبي هريرة رضي الله عنهه ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( إذا قرأتم : الحمد لله فَاقْرَءُوْا : بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَّحِيْمِ ، إِنَّهَا أُمُّ القُرْآنِ ، وَ أُمُّ الكِتَابِ ، وَ السَّبْعُ المثَانِيْ ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ إِحْدَاهَا
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu, Rasulullah salallahu ‘alaihissalam bersabda : Apabila kalian membaca Alhamdulillah, bacalah bismillahirrahmanirrahim. Sesungguhnya ia adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab, Bacaan yang berulang. Dan bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu ayatnya ” (HR. Daruqutni)
Hadist diatas ada yang mengatakan bahwa termasuk hadist do’if sebagaimana  dalam kitab At-Tahqiiq fii Masaailil Al-Khilaf  oleh Ibnu Jauzi.


Kesimpulan :
Pendapat yang rajih dari ketiga pendapat diatas, maka pendapat yang pertama yang lebih rajih in syaa Allah dengan dua alasan :
     1.      Dalilnya kuat
     2.      Lemahnya dalil-dalil dari pendapat yang lain[4]





[1] Hadist ini dikeluarkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam kitab Al-Jami’, dan hadist ini ada bermacam-macam redaksi yang semakna dengan ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin di dalam syarhnya, lebih tepat dicatatan kaki hadist yang kami bawakan ini
[2] Lihat Syarh Tsalatsatul Ushul oleh Ibnu Utsaimin, hal 18

[3] HR. Bukhori. No 6410 (lafadz berbeda tapi satu makna) dan Muslim. No 2677

[4] Lihat kitab Jamii’ Al-Abhaats Al-Ilmiyyah oleh Syaikh Kholid Mahmud Al-Juhany, hal.106

0 komentar:

Posting Komentar