HOME

Sabtu, 13 Mei 2017

HATI-HATI MODUS PENIPUAN UNTUK KULIAH DI TIMUR TEGAH


Oleh : Aang Saeful Milah

Sekarang ini adalah musimnya pendaftaran ke Universitas-Universitas di Timur tengah tentunya tidak sedikit yang daftar, setiap tahunnya bisa mencapai angka 3000 hingga 4000, sedangkan kuota penerimaan hanya beberapa persen dari banyaknya pendaftar. Seiring dengan adanya hal itu ada beberapa oknum yang menawarkan jalan pintas untuk menuju salah satu Univ di Timur Tengah tanpa jalur resmi dari pihak kemenag.

Ada sebuah kisah yang menarik untuk kita simak dan renungkan semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua

Beberapa waktu lalu, seorang kawan Dosen senior UIN, menghubungi saya. mengabarkan bahwa saudaranya sedang studi di Azhar ( Darul Lughoh). Dan saat ini, saudaranya itu terkatung-katung di Mesir. Tidak ada visa dan tidak bisa masuk kuliah di Darul Lughoh Azhar. Begitu cerita beliau.
Mendengar kabar itu, saya minta ke beliau, agar saudaranya itu silaturahim ke kediaman saya di Darasah (Wilayah dekat dengan Univ. Al-Azhar Pusat dan Masjid Al-Azhar) untuk mengetahui kabar sesungguhnya.

Tadi malam, anak itu ke kediaman kami. Dia cerita proses keberangkatannya ke Mesir, melalui salah satu fasilitator (Gelap), yang juga alumni Azhar. Karena dijanjikan berangkat dan kuliah di Azhar. Dia beserta teman temannya, berangkat ke Cairo bulan Oktober 2016 dengan membayar biaya 14 juta. Sampai di Cairo, anak ini sempat masuk DL di Muatawasith Awal, namun ketika naik ke tingkat Mutawasith Tsani, diberhentikan oleh pihak DL. Karena tidak ada rekomendasi/surat keterangan dari KBRI.
Nah, cerita anak ini, ternyata dia tidak sendiri mengalami hal ini, ada sekitar 120 an, yang kondisinya hampir sama. Sekitar 70 orang berangkat hampir bersamaan dengan anak ini dari indonesia ke Kairo. Sisanya, sudah menetap lebih dulu di Cairo. Anak ini, kemudian konsultasi ke salah satu staf Atdik. Sarannya, harus pulang kembali ke Indonesia. Karena kedatangannya, tidak sesuai prosedur/ menyalahi aturan yang berlaku. Saya memahami kebijakan staff atdik ini. Karena aturannya memang demikian.

Dengan penuh kebingungan dan kesedihan anak ini bercerita ke saya. Kalau pulang, apakah orang tua ada biaya tuk berangkat lagi? Karena biaya 14 juta dulu aja, harus kesana kemari dulu. Akhirnya, keluarga di Indo bermusyawarah. Saya dapat info, anak ini diminta pulang ke indo dan daftar resmi minggu depan ke kemenag. Untuk biaya berangkatnya lagi akan ditanggung sama kakeknya dan saudara saudaranya. Teman temannya juga, katanya sebagian sudah pulang ke Indonesia, untuk ikut ujian resmi di kemenag.
Meski, mereka sangat kecewa dengan apa yang dialami ini, saya menghibur mereka, dengan ungkapan klasik, "In syaa Allah ada hikmahnya".

Kawan Dosen senior ini, suaminya sebagai Hakim di Mahkamah Agung. Sangat bisa, jika ini diproses. Saya sempat konsultasi ke kawan yang di Kemenlu terkait ini. Mereka minta, saya mendalami berita ini lebih dalam. Dan mengirimkan datanya ke mereka  namun saya menolaknya, karena saya bukan orang yang berwenang dan saat ini status saya sedang tugas belajar.

 Tulisan ini, saya maksudkan agar kita semua, ikut menyampaikan ke saudara saudara kita, adik, tetangga atau siapapun yang berkeinginan studi di Univ. Al-Azhar Mesir. Agak menempuh jalur/ prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tidak melalui, terjun bebas atau calo yang menjanjikan ini dan itu  sehingga tidak ada korban lagi. Kasian, tidak semua orang dengan mudah mengumpulkan uang 14 juta. Mungkin, orang tuanya bersusah payah, karena ingin memenuhi keinginan kuat anaknya yang ingin kuliah di kampus kebanggaan dunia islam, al-Azhar. Tadi, saya sudah musyawarah dengan beberapa senior tentang kasus ini.

Harapan saya, tolonglah kepada siapa pun, yang aktiv dalam memfasilitasi keberangkatan adik adik kita, agar khidmah dengan baik dan jujur terhadap orang yang ingin menuntut ilmu.
Demikian, himbauan ini. Semoga ada manfaatnya.


Penulis Kisah : Aang Saeful Milah. 
Editor : Abu Yusuf Akhmad Ja'far (Mahasiswa Fakultas Syariah Univ. Al-Azhar Kairo)
Untuk Info hub : +201069600655 (Hanya Melayani WA)

0 komentar:

Posting Komentar