HOME

Sabtu, 01 Januari 2022

Bahaya Belajar Setengah-setengah



Dalam kesempatan pengembaraan mencari kitab-kitab para ulama yang dipesan oleh sebagian asatidz di Indonesia, sambil lihat-lihat kitab terkadang kami membuka kitab-kitab yang judulnya bagus lalu menyempatkan untuk membaca singkat, minimal daftar isi dan muqoddimah, jikalau ada pembahasan menarik maka langsung cari babnya. Kebetulan kami menemukan kitab dibawah ini. Judulnya bagus dan isinya Masya Allah luar biasa yang menjelaskan tentang hadist-hadist yang sering dijadikan hujjah oleh orang-orang yang menyelisihi hadist itu sendiri.



Contoh : Hadist tentang niat, mereka yang ngajinya tidak tuntas berkesimpulan : " Yang penting Niatnya". Lalu jadi orang sok paham hadist.


Misal : Wanita yang tidak pakai jilbab, lalu meremehkan jilbab, menganggap bahwa jilbab itu kurungan (seperti tenda kemah) lalu niqob itu bla,bla..lalu mereka mengatakan : Agama itu tidak dilihat dari apa yang nampak dan bentuknya, karena Allah tidak melihat perawakan kita (casing), tapi Allah melihat pada hati kita. Kalau ( tidak berjilbab ) itu mempunyai niat baik (positif) dalam hal itu maka tidak ada masalah.
Nah ini kan jahil, kalau pemahaman seperti ini.
Paham satu dua hadist lalu berkesimpulan kayak gini.
Jangan fikir mereka (orang-orang yang menyimpang) tidak pake dalil, mereka pakai dalil, bahkan hadist shohih yang dipakai. Tapi bedanya dengan Ahlussunah, mereka pakai dalil untuk menguatkan hawa nafsunya, adapun Ahlussunah pakai dalil untuk diamalkan.
Orang-orang yang punya faham demikian banyak di sekitar kita, bahkan di kampus-kampus Islam, (Katanya kampus Islam). Tapi Wal'iyadzubillah.
PR dakwah masih panjang, teruslah belajar untuk memperbaiki diri yang serba kurang ini.
Dan banyak lagi contoh-contoh yang lain.


Kairo, 23 Muharram 1439 H
** Abu Yusuf Akhmad Ja'far **

0 komentar:

Posting Komentar