Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far
Muqoddimah
الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ ، كَمَا
يُحِبُّ رَبُّنَا وَ يَرْضَى ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَآيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَ لَا تَمُوْتُوْنَ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَ إِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ تَعَالَى ، وَ خيْرَ
الهَدْيِ هَدْيُ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ، وَ شَرَّ
الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتِهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَاتِ بِدْعَةٍ وَ كُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلَالَةٍ
أمَّا بَعْدُ ،
Puji Syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala limpahan Rahmat
dan kurnia-Nya, sehingga kita bias tetap berada di atas keimanan dan Islam
sampai saat ini, dan juga masih diberi kesempatan untuk mengkaji Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Salallahu ‘alaihissalam sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi
Radiyallahu ‘anhum
Tingkatan_2&3 Iman dan Ihsan
Tingkatan_2
Iman
Setelah kami paparkan tingkatan Agama Islam yang pertama pada
pertemuan sebelumnya, maka kali ini kita akan bahas tingkatan kedua dan ketiga,
Yaitu Iman dan Ihsan.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata :
المَرْتَبَةُ
الثَّانِيَةُ : الإيْمَانُ، وَهُوَ : بِضْعٌ وَ سَبْعُوْنَ شُعْبَةً ، فَأَعْلَاهَا
: قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللُه، وَ أَدْنَاهَا : إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ
، وَ الحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الِإيْمَانِ
Tingkatan kedua yaitu Iman. Iman itu memiliki
70 (makna bidh’un yaitu bilangan 3-9) cabang lebih, cabang yang paling tinggi
adalah perkataan La Ilaha Illa Allahu, dan cabang yang paling rendah
adalah menyingkirkan gangguan di tengah jalan, Malu itu cabang dari keimanan.
Makna Iman secara bahasa adalah Pembenaran
dan Ikrar (التَّصْدِيْقُ وَ
الإِقْرَارُ), adapun secara istilah yaitu
pembenaran seyakin-yakinnya kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab, para Raasul,
hari kiamat dan Qoda’ Qadar yang baik dan buruk.
Rukun Iman ada 6 :
1.
Beriman kepada Allah
Beriman kepada Allah mencakup 4
perkara :
-
Beriman akan adanya Allah
-
Beriman kepada Tauhid Rububiyyah Allah, bahwasanya Allah
yang menciptakan kita, memeberi rezeki kita dan memberi nikmat kepada kita dll
-
Beriman kepada Tauhid Uluhiyah, yang mana tidak boleh
memalingkan ibadah kepada selain Allah, karena hanya Allah lah yang berhak
disembah.
-
Beriman kepada Nama dan Sifat Allah sebagaimana yang telah
disebutkan dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah.
2.
Malaikat
Secara bahasa kalimat المَلَائِكَةُ jama’ مَلَكُ
kalimat ini berasal dari (الأَلُوْكُ) yang berarti Risalah, sedangkan makna secara
istilah malaikat adalah salah satu makhluk Allah berbentuk cahaya, juga bisa
menyamar dengan bentuk yang indah lainnya, malaikat mempunyai kekuatan yang
sangat kuat, jumlahnya sangat banyak, tidak ada yang mengetahui kecuali Allah,
malaikat dipilih oleh Allah untuk tunduk ataas perintahnya, selalu melaksanakan
perintah Allah dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah.
Malaikat diciptakan dari Nur,
sebagaimana sabda Nabi salallahu ‘alaihissalam :
خُلِقَتْ المَلَاِئكَةُ مِنْ نُوْرٍ ، وَ خُلِقَ الجَانُّ مِنْ
مَارِجٍ مِنْ نَاٍر ، وَ خُلِقَ آدَمُ مِمَا وُصِفَ لَكُمْ
“Malaikat diciptakan dari cahaya,
Jin diciptakan dari api yang menyala, Adam diciptakan dari tanah” (Muttafaq
‘Alaihi)
Ini buktinya bahwa jumlah malaikat
itu tidak ada yang mengetahui kecuali Allah, karena jumlahnya sangat banyak.
Allah Ta’ala berfirman :
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ
بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا
وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
“(Malaikat-malaikat)
yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat
dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
menyala-nyala,” (QS. Ghafir : 7)
Rasulullah salallahu ‘alaihissalam bersabda, “Para malaikat turun datang berganti-gantian
kepada kalian pada waktu malam dan siang hari. Mereka berkumpul saat sholat
subuh dan ashar. Kemudian yang menjaga kalian diwaktu malam naik. Kemudian
Allah, yang Maha Mengetahui urusan mereka, bertanya para malaikat
tersebut; ‘Bagaimanakah keadaan hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan? Mereka
menjawab: Kami tinggalkan mereka ketika sedang shalat dan kami datang juga
ketika mereka sedang shalat.” (HR. Muslim)
Jadi kita harus mengimani adanya
malaikat secara global dan terperinci, jikalau Allah menyebutkan nama dan
tugas-tugasnya maka kita Imani, jikalau tidak disebutkan secara terperinci,
baikitu namanya atau tugasnya maka cukup mengimaninya secara global (garis besar).
3.
Kitab-kitab
Kita harus mengimani semua kitab yang telah diturunkan oleh
Allah secara global dan terperinci. Dan kita juga harus meyakini bahwa
Al-Qur’an datang untuk menggantikan kitab-kitab sebelumnya, jadi harus beramal
dengan Al-Qur’an, bukan dengan kitab-kitab sebelumnya.
Kita harus meyakini bahwa kitab-kitab
sebelum Al-Qur’an, seperti Taurat dan Injil telah dita’rif (diubah-ubah), jadi
bukan asli lagi. Adapun kitab-kitab yang hilang seperti kitab Zabur dan Suhuf Musa,
kita cukup mengimani saja bahwa kitab itu dahulu pernah ada.
4.
Para Rasul
Ada beberapa point yang harus kita
tanamkan dalam beriman kepada Rasul, diantaranya :
a.
Kita harus beriman kepada Para Rasul yang kita tahu dari
mereka secara terperinci, dan kita juga beriman kepada Rasul yang tidak ketahui
secara global bahwa Rasul itu benar adanya.
b.
Kita harus beriman bahwa semua Rasul yang diutus itu membawa
misi yang sama, yaitu Tauhid meskipun berbeda-beda dalam sisi syari’at (tata
cara ibadah).
c.
Kita juga harus beriman bahwa semua Rasul itu manusia biasa
yang Allah Ta’ala istimewakan dengan wahyu, dan mereka tidak punya kekhususan
dalam Rububiyah dan Uluhiyah sehingga tidak boleh menyembah para Rasul.
d.
Kita harus tahu bahwa Rasul itu bertingkat-tingkat
keutamaannya, dan yang paling Afdhol adalah Ulul Azmi yaitu Nuh,Ibrahim, Musa,
Isa, Muhammad Alaihissalam, dan sayyid dari semua itu adalah Nabi kita Muhammad
salallahu’alaihisslam.
e.
Kita harus mengimani adanya mu’jizat bagi para Rasul, dan
yang masyhur diantara mukjizat ada 8,
yaitu
1. Kapalnya Nabi Nuh
2. Ontanya Nabi Shaleh
3. Melunakkan besi oleh Nabi Dawud
4. Bias menakhlukkan angin, burung dan
jin oleh Nabi Sulaiman
5. Tidak mempan dibakan Nabi Ibahim
6. Tongkat dan kekuatan tangan oleh Nabi
Musa
7. Mampu menghidupkan orang mati,
menyembuhkan orang buta dll oleh Nabi Isa
8. Al-Qur’an oleh Nabi Muhammad salallahu
alaihissalam
Semua ini atas izin dari Allah Ta’ala.
5.
Hari Kiamat
Tanda-tanda hari kiamat besar ada 10 :
a.
Munculnya Dajjal
b.
Turunnya Nabi Isa
c.
Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
d.
Keluarnya Dabbah
e.
Matahari terbit dari barat
f.
Dukhan
g.
Kegelapan (Khasf) di Timur
h.
Kegelapan (Khasf) di Barat
i.
Api yang keluar dari Qo’ri ‘And di Yaman
Adapun point yang harus kita
perhatikan dalam beriman pada hari akhir sebagai berikut :
a.
Beriman akan adanya hari kebangkitan
b.
Beriman akan adanya Telaga Nabi
c.
Beriman akan adanya Syafaat
d.
Beriman akan adanya Surga dan Neraka
e.
Beriman akan adanya hari perkumpulan
f.
Beriman akan adanya Timbangan
g.
Beriman akan adanya Jembatan Shirat
6.
Beriman kepada Taqdir yang baik dan buruk
Urutan penetapan Taqdir ada 4 tingkatan
:
a.
Ilmu
Maknanya bahwasannya Allah mengetahui segala
sesuatu baik itu yang sudah ada, dan yang belum ada, yang akan terjadi, sesuatu
yang mustahil.
b.
Kitabah
Maknanya bahwasannya Allah telah menulisakan
segala sesuatu di Lauhil Mahfudz apa-apa yang akan terjadi hingga hari kiamat
nanti.
c.
Masyiah
Maknanya jika Allah berkehendak sesuatu maka
pasti akan terjadi, begitu sebaliknya jikalau Allah tidak berkendak maka tidak
akan pernah terjadi.
d.
Al-Khalaq
Maknanya bahwasannya Allah menciptakan segala
sesuatu dengan kemampuannya yang sangat sempurna.
Macam-macam taqdir ada 5
a.
Taqdir Azaly
Artinya taqdir yang ditulis 50 ribu tahun sebelum
diciptkannya langit dan bumi ketika diciptakan Qalam.
b.
Taqdir Umri
Artinya taqdir ketika diletakkannya air mani di
rahim
c.
Taqdir Yaumi
Artinya penerapan taqdir dari taqdir yang telah
di tetapkan sebelumnya
d.
Taqdir Mitsaqi
Artinya taqdir perjanjian yang diambil oleh Allah
dari hambanya, dan mereka di punggung bapaknya Nabi Adam.
e.
Taqdir Hauly
Artinya taqdir tahunan di malam lailatul Qadr
Pembagian iman menjadi 6 rukun sebagaimana hadist
Nabi salallahu ‘alaihissalam bersabda:
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ
عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ,
وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ.
قَالَ : صَدَقْتَ. رَوَاهُ مُسْلِم
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah;
malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada
takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” [HR Muslim]
Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
۞ لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا
وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ
وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى
الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي
الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ
وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa.” (QS.Al-Baqarah :
177)
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu
menurut taqdir.” (QS. Al-Qamar :
49)
Tingkatan_3
Ihsan
Definisi
Ihsan telah disabdakan oleh Nabi Salallahu ‘Alaihissalam dalam hadist berikut :
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ
اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya
Dia melihatmu.”
[HR Muslim]
[HR Muslim]
Allah
Ta’ala berfirman :
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ
مُحْسِنُونَ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”
(QS. An-Nahl : 128)
Syaikh
Shaleh Fauzan berkata : Ayat ini menunjukkan bahwasannya Allah bersama
orang-orang yang muhsin, mereka adalah orang-orang yang beribdah kepada Allah
seakan-akan mereka melihat Allah, sesugguhnya mereka bersama maiiyah Allah
secara khusus, maiyyah berupa pertolongan, dorongan selalu dekat dengan-Nya dan
berupa taufiq (Keistiqomahan) dari Allah. [1]
Allah
Ta’ala berfirman :
(219) وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ (218)
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ
(220) إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk
sembahyang) (218) dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara
orang-orang yang sujud (219) Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.(220)” (QS. As-Syu’ara :
218-220)
وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ
مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا
إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي
الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ
إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan
tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu
pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.
Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi
ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar
dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS, Yunus : 61)
Perbuatan ihsan ada dua macam :
1. Kepada Allah
Yaitu selalu beribadah seakan-akan dia melihat
Allah, kalau tidak demikian maka dia selalu merasa selalu diawasi oleh Allah. Ihsan
merupakan derajat yang paling tinggi dari sisi keagamaan seseorang.
2. Kepada manusia yaitu senantiasa berbuat baik, tolong menolong
dalam perkara yang ma’ruf, semuanya hanya mengharap ridha Allah Ta’ala.
Demikian Penjelasan Kajian kita mengenai Syarh
kitab Tsalatsatu Al-Ushul 12. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita
serta menambah pengetahuan kita tentnag Islam. Wallahu ‘Alam.
0 komentar:
Posting Komentar