HOME

Sabtu, 18 Februari 2017

Kajian Kitab Ushul At-Tsalatsah-12



Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far

Muqoddimah

الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَ يَرْضَى ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَآيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَ لَا تَمُوْتُوْنَ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَ إِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ تَعَالَى ، وَ خيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ، وَ شَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتِهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَاتِ بِدْعَةٍ وَ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٍ
أمَّا بَعْدُ ،
Puji Syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala limpahan Rahmat dan kurnia-Nya, sehingga kita bias tetap berada di atas keimanan dan Islam sampai saat ini, dan juga masih diberi kesempatan untuk mengkaji Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Salallahu ‘alaihissalam sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi Radiyallahu ‘anhum
Tingkatan_2&3 Iman dan Ihsan
Tingkatan_2
Iman
Setelah kami paparkan tingkatan Agama Islam yang pertama pada pertemuan sebelumnya, maka kali ini kita akan bahas tingkatan kedua dan ketiga, Yaitu Iman dan Ihsan.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata :
المَرْتَبَةُ الثَّانِيَةُ : الإيْمَانُ، وَهُوَ : بِضْعٌ وَ سَبْعُوْنَ شُعْبَةً ، فَأَعْلَاهَا : قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللُه، وَ أَدْنَاهَا : إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ ، وَ الحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الِإيْمَانِ
Tingkatan kedua yaitu Iman. Iman itu memiliki 70 (makna bidh’un yaitu bilangan 3-9) cabang lebih, cabang yang paling tinggi adalah perkataan La Ilaha Illa Allahu, dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di tengah jalan, Malu itu cabang dari keimanan.

Makna Iman secara bahasa adalah Pembenaran dan Ikrar (التَّصْدِيْقُ وَ الإِقْرَارُ), adapun secara istilah yaitu pembenaran seyakin-yakinnya kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab, para Raasul, hari kiamat dan Qoda’ Qadar yang baik dan buruk.
Rukun Iman ada 6 :
    1.      Beriman kepada Allah
Beriman kepada Allah mencakup 4 perkara :
-          Beriman akan adanya Allah
-          Beriman kepada Tauhid Rububiyyah Allah, bahwasanya Allah yang menciptakan kita, memeberi rezeki kita dan memberi nikmat kepada kita dll
-          Beriman kepada Tauhid Uluhiyah, yang mana tidak boleh memalingkan ibadah kepada selain Allah, karena hanya Allah lah yang berhak disembah.
-          Beriman kepada Nama dan Sifat Allah sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah.

    2.      Malaikat
Secara bahasa kalimat المَلَائِكَةُ  jama’ مَلَكُ kalimat ini berasal dari (الأَلُوْكُ) yang berarti Risalah, sedangkan makna secara istilah malaikat adalah salah satu makhluk Allah berbentuk cahaya, juga bisa menyamar dengan bentuk yang indah lainnya, malaikat mempunyai kekuatan yang sangat kuat, jumlahnya sangat banyak, tidak ada yang mengetahui kecuali Allah, malaikat dipilih oleh Allah untuk tunduk ataas perintahnya, selalu melaksanakan perintah Allah dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah.

Malaikat diciptakan dari Nur, sebagaimana sabda Nabi salallahu ‘alaihissalam :
خُلِقَتْ المَلَاِئكَةُ مِنْ نُوْرٍ ، وَ خُلِقَ الجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَاٍر ، وَ خُلِقَ آدَمُ مِمَا وُصِفَ لَكُمْ
“Malaikat diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari api yang menyala, Adam diciptakan dari tanah” (Muttafaq ‘Alaihi)

Ini buktinya bahwa jumlah malaikat itu tidak ada yang mengetahui kecuali Allah, karena jumlahnya sangat banyak. Allah Ta’ala berfirman :
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
“(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,” (QS. Ghafir : 7)

Rasulullah salallahu ‘alaihissalam bersabda, “Para malaikat turun datang berganti-gantian kepada kalian pada waktu malam dan siang hari. Mereka berkumpul saat sholat subuh dan ashar. Kemudian yang menjaga kalian diwaktu malam naik. Kemudian Allah, yang Maha Mengetahui  urusan mereka, bertanya para malaikat tersebut; ‘Bagaimanakah keadaan hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan? Mereka menjawab: Kami tinggalkan mereka ketika sedang shalat dan kami datang juga ketika mereka sedang shalat.” (HR. Muslim)

Jadi kita harus mengimani adanya malaikat secara global dan terperinci, jikalau Allah menyebutkan nama dan tugas-tugasnya maka kita Imani, jikalau tidak disebutkan secara terperinci, baikitu namanya atau tugasnya maka cukup mengimaninya secara global (garis besar).

3.      Kitab-kitab
 Kita harus mengimani semua kitab yang telah diturunkan oleh Allah secara global dan terperinci. Dan kita juga harus meyakini bahwa Al-Qur’an datang untuk menggantikan kitab-kitab sebelumnya, jadi harus beramal dengan Al-Qur’an, bukan dengan kitab-kitab sebelumnya.

Kita harus meyakini bahwa kitab-kitab sebelum Al-Qur’an, seperti Taurat dan Injil telah dita’rif (diubah-ubah), jadi bukan asli lagi. Adapun kitab-kitab yang hilang seperti kitab Zabur dan Suhuf Musa, kita cukup mengimani saja bahwa kitab itu dahulu pernah ada.

     4.      Para Rasul
Ada beberapa point yang harus kita tanamkan dalam beriman kepada Rasul, diantaranya :
a.       Kita harus beriman kepada Para Rasul yang kita tahu dari mereka secara terperinci, dan kita juga beriman kepada Rasul yang tidak ketahui secara global bahwa Rasul itu benar adanya.
b.      Kita harus beriman bahwa semua Rasul yang diutus itu membawa misi yang sama, yaitu Tauhid meskipun berbeda-beda dalam sisi syari’at (tata cara ibadah).
c.       Kita juga harus beriman bahwa semua Rasul itu manusia biasa yang Allah Ta’ala istimewakan dengan wahyu, dan mereka tidak punya kekhususan dalam Rububiyah dan Uluhiyah sehingga tidak boleh menyembah para Rasul.
d.      Kita harus tahu bahwa Rasul itu bertingkat-tingkat keutamaannya, dan yang paling Afdhol adalah Ulul Azmi yaitu Nuh,Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad Alaihissalam, dan sayyid dari semua itu adalah Nabi kita Muhammad salallahu’alaihisslam.
e.       Kita harus mengimani adanya mu’jizat bagi para Rasul, dan yang masyhur diantara mukjizat ada 8,  yaitu
1.      Kapalnya Nabi Nuh
2.      Ontanya Nabi Shaleh
3.      Melunakkan besi oleh Nabi Dawud
4.      Bias menakhlukkan angin, burung dan jin oleh Nabi Sulaiman
5.      Tidak mempan dibakan Nabi Ibahim
6.      Tongkat dan kekuatan tangan oleh Nabi Musa
7.      Mampu menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta dll oleh Nabi Isa
8.      Al-Qur’an oleh Nabi Muhammad salallahu alaihissalam
Semua ini atas izin dari Allah Ta’ala.


     5.      Hari Kiamat
Tanda-tanda hari kiamat besar ada 10 :
a.       Munculnya Dajjal
b.      Turunnya Nabi Isa
c.       Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
d.      Keluarnya Dabbah
e.       Matahari terbit dari barat
f.       Dukhan
g.      Kegelapan (Khasf) di Timur
h.      Kegelapan (Khasf) di Barat
i.        Api yang keluar dari Qo’ri ‘And di Yaman
Adapun point yang harus kita perhatikan dalam beriman pada hari akhir sebagai berikut :
a.       Beriman akan adanya hari kebangkitan
b.      Beriman akan adanya Telaga Nabi
c.       Beriman akan adanya Syafaat
d.      Beriman akan adanya Surga dan Neraka
e.       Beriman akan adanya hari perkumpulan
f.       Beriman akan adanya Timbangan
g.      Beriman akan adanya Jembatan Shirat

     6.      Beriman kepada Taqdir yang baik dan buruk
Urutan penetapan Taqdir ada 4 tingkatan :
a.       Ilmu
Maknanya bahwasannya Allah mengetahui segala sesuatu baik itu yang sudah ada, dan yang belum ada, yang akan terjadi, sesuatu yang mustahil.
b.      Kitabah
Maknanya bahwasannya Allah telah menulisakan segala sesuatu di Lauhil Mahfudz apa-apa yang akan terjadi hingga hari kiamat nanti.
c.       Masyiah
Maknanya jika Allah berkehendak sesuatu maka pasti akan terjadi, begitu sebaliknya jikalau Allah tidak berkendak maka tidak akan pernah terjadi.
d.      Al-Khalaq
Maknanya bahwasannya Allah menciptakan segala sesuatu dengan kemampuannya yang sangat sempurna.

            Macam-macam taqdir ada 5
a.       Taqdir Azaly
Artinya taqdir yang ditulis 50 ribu tahun sebelum diciptkannya langit dan bumi ketika diciptakan Qalam.
b.      Taqdir Umri
Artinya taqdir ketika diletakkannya air mani di rahim
c.       Taqdir Yaumi
Artinya penerapan taqdir dari taqdir yang telah di tetapkan sebelumnya
d.      Taqdir Mitsaqi
Artinya taqdir perjanjian yang diambil oleh Allah dari hambanya, dan mereka di punggung bapaknya Nabi Adam.
e.       Taqdir Hauly
Artinya taqdir tahunan di malam lailatul Qadr

Pembagian iman menjadi 6 rukun sebagaimana hadist Nabi salallahu ‘alaihissalam bersabda:
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. رَوَاهُ مُسْلِم
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” [HR Muslim]

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
۞ لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-Baqarah : 177)

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut taqdir.” (QS. Al-Qamar : 49)

Tingkatan_3
Ihsan

Definisi Ihsan telah disabdakan oleh Nabi Salallahu ‘Alaihissalam dalam hadist berikut :
قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
[HR Muslim]
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. An-Nahl : 128)
Syaikh Shaleh Fauzan berkata : Ayat ini menunjukkan bahwasannya Allah bersama orang-orang yang muhsin, mereka adalah orang-orang yang beribdah kepada Allah seakan-akan mereka melihat Allah, sesugguhnya mereka bersama maiiyah Allah secara khusus, maiyyah berupa pertolongan, dorongan selalu dekat dengan-Nya dan berupa taufiq (Keistiqomahan) dari Allah. [1]
Allah Ta’ala berfirman :
 (219) وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ   (218) الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ    
  (220)  إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang) (218) dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud (219) Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(220)” (QS. As-Syu’ara : 218-220)
وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS, Yunus : 61)

Perbuatan ihsan ada dua macam :
     1.     Kepada Allah
Yaitu selalu beribadah seakan-akan dia melihat Allah, kalau tidak demikian maka dia selalu merasa selalu diawasi oleh Allah. Ihsan merupakan derajat yang paling tinggi dari sisi keagamaan seseorang.
   2.  Kepada manusia yaitu senantiasa berbuat baik, tolong menolong dalam perkara yang ma’ruf, semuanya hanya mengharap ridha Allah Ta’ala.

Demikian Penjelasan Kajian kita mengenai Syarh kitab Tsalatsatu Al-Ushul 12. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita serta menambah pengetahuan kita tentnag Islam. Wallahu ‘Alam.



[1] Syarh Al-Ushul At-Tsalatsah oleh Syaikh Shaleh Fuzan, hal 134

0 komentar:

Posting Komentar