Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja'far
Muqoddimah
الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ ، كَمَا
يُحِبُّ رَبُّنَا وَ يَرْضَى ، وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَآيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَ إِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ تَعَالَى ، وَ خيْرَ
الهَدْيِ هَدْيُ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ، وَ شَرَّ
الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَاتِ بِدْعَةٍ وَ كُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلَالَةٍ
أمَّا بَعْدُ ،
Segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya.
Betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, namun tidak banyak nikmat
yang diberikan olehNya kita manfaatkan untuk kebaikan dan ketaatan. Patut bagi
kita untuk selalu intropeksi diri setiap langkah yang kita lalui dalam
kehidupan dunia ini.
Kaedah Keempat
القاعدة الرابعة
أنّ مشركي زماننا أغلظ شركـًا من الأوّلين،
لأنّ الأوّلين يُشركون في الرخاء ويُخلصون في الشدّة، ومشركوا زماننا شركهم دائم؛
في الرخاء والشدّة. والدليل قوله تعالى: فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ
دَعَوْا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ
إِذَا هُمْ يُشْرِكُون) العنكبوت:65(.
Kaidah keempat:
Artinya : “Sesungguhnya
kaum musyrikin di zaman kita lebih parah kesyirikannya dibandingkan
(kesyirikan) kaum musyrikin zaman dahulu (yaitu: pada masa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, pent.). Karena kaum musyrikin zaman dahulu
mereka berbuat syirik pada saat lapang (bergelimang kenikmatan) dan mereka
mengikhlaskan (ibadah kepada Allah semata) ketika berada dalam keadaan sempit
(tertimpa musibah). Sedangkan
orang-orang musyrik di zaman kita, kesyirikan mereka terjadi dalam setiap
keadaan, baik ketika lapang maupun sempit. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوْا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ
يُشْرِكُونَ
Maka apabila
mereka naik kapal, mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan keta’atan
kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba
mereka (kembali) mempersekutukan (Allah). (QS.Al- Ankabut: 65).
Penjelasan :
“Penetapan
bahwa kesyirikan yang dilakukan kaum musyrikin zaman sekarang lebih parah
daripada kesyirikan yang dilakukan kaum musyrikin pada zaman Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, ditinjau dari sisi saat kesulitan/tertimpa
musibah, kaum musyrikin zaman sekarang tetap menyekutukan Allah Ta’ala.”.
Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan keadaan
musyrikin ketika mereka berada dalam keadaan bahaya, menaiki kapal lalu ditimpa
angin kencang dan khawatir tenggelam, mereka berdo’a kepada Allah semata dengan
ikhlas dan tidak berdo’a kepada patung-patung mereka, karena mereka tahu bahwa
tidak ada satupun yang mampu menyelamatkan mereka kecuali Allah.
Namun ketika mereka selamat di daratan, tiba-tiba mereka kembali
mempersekutukan Allah.
Inti Kaidah Keempat : Penetapan bahwa kesyirikan yang
dilakukan kaum musyrikin zaman sekarang[1]
lebih parah daripada kesyirikan yang dilakukan kaum musyrikin zaman Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, ditinjau dari sisi tertentu,yaitu :
- Kaum musyrikin dahulu mentauhidkan Allah
dalam berdo’a, ketika tertimpa musibah atau sedang kesulitan,namun
menyekutukan Allah ketika keadaan senang dan lapang, dengan menyembah
patung, pohon dan batu.
Adapun
musyrikin sekarang, menyekutukan Allah baik ketika senang dan lapang, maupun
ketika sulit dan tertimpa musibah,bahkan bisa jadi ketika tertimpa musibah
tambah besar kesyirikannya.
- Kaum
musyrikin dahulu menyembah pohon, para Nabi dan sholihin. Adapun musyrikin
sekarang menyembah semua sesembahan yang disebutkan di atas dan menyembah
orang kafir atau fasik, orang-orang yang tidak shalat , tidak puasa dan
tidak meninggalkan perbuatan keji, karena diyakini orang yang disembah itu
sudah tidak berlaku baginya Syari’at tentang pengharaman sesuatu, Syari’at
itu diyakini hanya berlaku bagi orang-orang awam.[2]
Faedah kaedah ini :
Menggugah kesadaran banyak orang,
bahwa walaupun suatu zaman sudah modern, namun ketika seseorang tidak berilmu
tentang kesyrikan dengan benar atau ilmunya sangat kurang atau kurang
diingatkan kembali akan bahayanya kesyirikan, maka sangat memungkinkan terjatuh
ke dalam kesyirikan. Bahkan, bisa jadi kesyirikan yang dilakukannya lebih parah
daripada kesyirikan yang dilakukan kaum musyrikin yang dihadapi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dahulu.
Maka, tidak ada jaminan bagi suatu
negeri yang berteknologi tinggi dan bagi negara yang maju, bahwa negara
tersebut pasti penduduknya selamat dari kesyirikan ! Karena kemuliaan suatu
negara itu adalah ketika penduduknya mengetahui dengan baik ajaran agama Islam
dan mengamalkannya. Sedangkan ajaran agama Islam teragung dan asas perbaikan
masyarakat terbesar adalah tauhid !
Dengan demikian, pelajaran tauhid
relevan dikaji di sepanjang zaman dan di semua tempat! Salah satu manhaj
ahlussunnah wal jama’ah adalah selalu mementingkan tauhid dari yang lainnya.
وصــلى الله وســلـــم عــلـى نـبــيــنـا مـحـــمــد
وعــلـى آلــه وصــحــبــه أجــمــعـيــن وآخر دعوانا أن الحــمد لله رب
العالميــن الــذي بــنــعمـته تتم الصالحات.
[1]
Zaman Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
pada abad 12 H atau awal Abad 13 H, sebagaiaman dijelaskan di kitab Syarh
Al-Qowa’id Al-Arba’ oleh Syaikh Khalid bin Abdullah Al-Muslih hal. 23 (tambahan
: Dan kesyirikan itu menjamur sampai sekarang di zaman kita -Allahu Musta’an-)
[2]
Lihat penjelasan lebih lengkap yang semakna dengan ini di Kitab Syarh
Al-Qowa’id Al-Arba’ oleh Syaikh Shaleh bin Fauzan Al-Fauzan hal 30-31.
0 komentar:
Posting Komentar