Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far
(Mahasiswa Fakultas Syari’ah Islamiyah Univ. Al-Azhar, Kairo)
Sebuah keinginan menuntut
ilmu di Negeri Para Nabi menimbulkan berbagai polemik, menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan. Sebagaimana banyak pertanyaan masuk kepada kami dari
calon duta bangsa, diantara pertanyaan itu berbunyi : Bagaimana kehidupan di Mesir? Apakah kita
disana mendapatkan beasiswa? Berapa biaya hidup di sana? Ya, mungkin pertanyaan
itu yang membuat kami ingin sekali berbagi pengalaman mengenai kehidupan di
Mesir, Negara yang jauh dari Tanah Air tercinta.
Satu persatu soal akan saya jabarkan menurut pengalaman dan
pengetahuan penulis, kurang lebih 8 bulan penulis hidup di Bumi Kinanah ini
serasa sudah sangat lama, dan sebenarnya ada yang lebih tahu tentang Mesir
daripada penulis, akan tetapi para senior kami sangat sibuk dengan
kesibukkannya, menjadikan kami mencoba untuk menuliskan risalah ini, setidaknya
bisa tersampaikan isinya dan bisa di gambarkan di fikiran masing-masing.
Lingkungan merupakan
salah satu elemen pendukung kita dalam menuntut ilmu, terlebih halnya apabila
lingkungan itu jauh dari sanak keluarga dan Tanah Air tercinta.
Seperti yang kami dengar,
bahwa tahun ini ada pilihan Beasiswa dan Non-Beasiswa di kolom pendaftaran,
akan tetapi kami tidak mengetahui sistematisnya. Oleh karenanya kami akan
memberitahukan sistematis yang tahun kemaren ataupun tahun-tahun sebelumnya.
Beasiswa ke Mesir memang
ada, tepatnya di Universitas Al-Azhar. Beasiswa yang di maksud adalah Kuliah
gratis tanpa ada biaya per-Semesternya, asrama mahasiswa, uang saku setiap
bulannya. Akan tetapi tidak semua orang bisa mendapatkan beasiswa berupa asrama
dan uang saku setiap bulannya, hal itu bisa di dapatkan harus melalui
tahap-tahap tertentu terlebih dahulu. Lain halnya dengan Universitas Islam
Madinah, para mahasiswa di sana mendapatkan beasiswa penuh dan mendapatkan
tiket pulang-pergi setiap tahun. Di Universitas Al-Azhar tidak seperti itu,
mungkin karena banyaknya mahasiswa atau mungkin ada sisi yang lainnya.
Oleh karenanya, mulai
dari tiket pesawat, akomodasi kehidupan dll kita memakai biaya pribadi. Berapa
kira-kira biaya yang akan di habiskan oleh mahasiswa baru ? mungkin itu
pertanyaan yang sangat bagus, karena kami tahu, tidak semua orang tua
berkecukupan untuk mengeluarkan biaya, apalagi biaya itu cukup besar. Meskipun
di sisi lain, orang tua rela melakukan apapun demi anaknya bisa melanjutkan
pendidikannya.
Tentunya setiap tahun
berbeda pula biayanya, karena zaman semakin modern, teknologi semakin canggih
dan segala akses semakin cepat. Mungkin saya akan memberikan rincian biaya
secara umum, sebagai berikut :
1.
Tiket
Pesawat : Rp. 7.500.000
2.
Biaya
Administrasi (Visa dan segala macamnya) : Rp. 5.000.000
3.
Biaya
Jasa Travel : Rp. 1.000.000
4.
Biaya
Sewa Rumah untuk 1 bulan awal : Rp. 500.000
5.
Dll : Rp. 1.000.000
Jadi jumlahnya Rp.
15.000.000 , dan biaya ini bisa jadi naik, karena ini hanya biaya untuk tahun
kemaren dan penulis tidak tahu untuk tahun ini, yang terpenting kisaran biayanya
tidak jauh dari angka itu. Dan biaya ini belum sama uang saku pribadi, karena
di Mesir kita akan beli barang-barang pribadi sendiri, misal kasur, lemari dll.
Dalam tulisan saya
sebelumnya, saya mengatakan bahwa belajar ke Mesir membutuhkan modal awal
berupa finansial, jadi tidak hanya mengandalkan kepintaran otak saja. Terus
bagaimana apabila kita tidak mempunyai biaya sebanyak itu ? Sebenarnya banyak
cara untuk mendapatkan biaya sebanyak itu, bisa dengan cara membuat proposal ke
kantor pemerintahan setempat atau kepada yayasan yang mencari kader-kader da’i
islam, atau minta tolong sama tokoh masyarakat untuk di carikan dana dll. Yang
terpenting kita bukan menghinakan diri atau bergantung kepada orang, dan
perhatikan hal yang sangat penting ini, berkaitan dengan masalah aqidah bahwa
Allah telah menjamin rezeki kita, jika niat kita tulus untuk menuntut ilmu di
Jalan Allah Ta’ala, pasti Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik,
sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an : “ Barangsiapa yang bersungguh-sungguh
berjuang di jalan kami (untuk mencari Ridha-Nya), maka kami (Allah) akan
memberikan jalan keluarnya (solusinya)” QS. Al-Ankabut : 69
Apakah biaya hanya
sebatas itu ? Tentu saja tidak. Setelah kalian sampai di Mesir, kalian akan
melakukan Ujian kembali, untuk menentukan , di kelas mana kalian berhak masuk.
Karena kebijakan baru di pihak kampus, bahwa setiap mahasiswa baru wajib masuk markas lughoh terlebih dahulu. Dan di markas
lughoh tidak gratis layaknya di Univesitas, dan setiap level menghabiskan biaya
540 le (Rp. 810.000), kecuali pada tingkat Mutamayyiz biayanya hanya 340 le
(Rp. 510.000). Tidak semua mahasiswa bisa langsung kuliah pada tahun itu juga,
kebanyakan mereka harus menyelesaikan kelas persiapan bahasa sesuai dengan
tingkat masing-masing. Ada 7 tingkatan di markas lughoh, dan setiap tingkat di
lalui dalam waktu 1 setengah bulan bahkan lebih, tergantung kebijakan kampus.
Diantara tingkatannya adalah sebagai brikut :
a.
Mubtadi’
Awwal
b.
Mubtadi’
Tsani
c.
Mutawashit
Awwal
d.
Mutawashit
Tsani
e.
Mutaqoddim
Awwal
f.
Mutaqoddim
Tsani
g.
Mutamyyiz
Maka dari itu
bersungguh-sungguhlah dalam belajar, minimal kalian masuk di tingkat mutaqiddim
awal untuk bisa kuliah tahun itu juga, disamping tidak banyak mengeluarkan
biaya lebih banyak lagi, dan apabila kalian
masuk di tingkat Mutawasith ke bawah, maka bersiap-siaplah untuk menunggu
setahun lagi untuk bisa kuliah.
Sebenarnya masalah kuliah
tahun ini atau tahun depan itu tidak menjadi masalah, karena memang kita kesini
tujuannya belajar. Tapi kan tidak sesuai target kita ? mungkin itulah hal yang
kita rasakan.
Berapakah biaya hidup
disana ?
Berangkat dari pertanyaan
itu, kami berusaha untuk memberi gambaran secara umum saja, sesuai kenyataan
yang ada. Akan tetapi kami akan memerinci dahulu, apa saja kebutuhan kita?
Tentu hal ini berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Kami akan menyebutkan
secara umum, kebutuhan pokok mahasiswa per-bulan. Diantaranya :
a.
Sewa
Rumah : 200 EGP
b.
Makan
: 100 EGP
c.
Ongkos
: 150 EGP
d.
Dll
: 300 EGP (kebutuhan pendukung atau uang
saku)
Jumlahnya 750 EGP , sekitar
Rp. 1.000.000-, .
Jumlah ini bisa jadi berkurang ataupun malah bertambah, tergantung
bagaimana kita mengolah keuangan yang di kirim dari orang tua di Indonesia.
Mungkin itu gambaran
mengenai biaya hidup secara umum, kurang dan lebihnya tergantung pribadi
masing-masing.
Harga kebutuhan pokok di
Mesir relati murah seperti halnya di Indonesia, Cuma berbeda mengenai masalah
mata uang, sehingga terasa banyak.
Lantas bagaimana
mendaptkan beasiswa? Salah satu persyaratan untuk mendapat beasiswa adalah
najah di tahun pertama, minimal mendapatkan nilai jayyid. Jadi, apabila kita
masih belum kuliah atau masih di markas lughoh, otomatis tidak bisa mengajukan
beasiswa itu. Oleh karenanya kita memakai modal awal untuk penopang hidup di
Negara Kinanah ini.
Lembaga beasiswa di
Negeri Mesir berbagai macam, dan Al-Azhar sendiri juga memberi beasiswa bagi
mahasiswa apabila mendapatkan nilai jayyid. Selain Al-Azhar ada juga Baitul
Zakat Mesir dll.
Lalu bagaimana apabila
orang tua kita tidak mengirim biaya sejak awal kita berada di Mesir? Ini
pertanyaan yang banyak di tanyakan kepada kami, dan kami berusaha untuk
menjawab dengan singkat. OK, mungkin bisa saja kita kuliah dengan bekerja,
meskipun agak menyita waktu sedikit, dan disini kita harus pandai-pandai dalam
membagi waktu.
Lantas kerja apa, yang
bisa di lakukan sambil kuliah? Banyak
mata pencaharian yang di lakukan oleh kebanyakan Masisir (Mahasiswa Indonesia
di Mesir). Diantaranya : Berjualan, Pelayan restoran, Pelayan Hotel, Gait
Travel, Jasa Pengiriman Uang, Jasa Penukaran Uang , dll.
Semua kerja itu bisa saja
dilakukan oleh Mahasiswa, meskipun harus membagi waktu dengan kuliah dan waktu
belajar.
Sebagai penutup, selama
orang tua masih bisa mengirim biaya untuk kebutuhan pokok maka lebih baik tidak
bekerja, agar pembagian waktu belajar tetap kondusif. Dan apabila sebaliknya,
maka terpaksa untuk kuliah sambil kerja. Dan perlu di ingat juga, bahwa kerja
bukan tujuan utama kita ke Mesir, maka harus tetap berada dalam koridor yang
sesuai dengan tujuan awal kita kesini.
Semoga Allah Ta’ala
memberikan kemudahan dan kesabaran dalam menuntut ilmu, sehingga ilmu kita bisa
bermanfaat untuk diri pribadi dan orang lain pada umumnya. Aamiin.
KAIRO,
07 MEI 2016
0 komentar:
Posting Komentar