HOME

Kamis, 12 Mei 2016

SELUK-BELUK KEHIDUPAN DI MESIR




Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja’far
(Mahasiswa Fakultas Syari’ah Islamiyah Univ. Al-Azhar, Kairo)



     Sebuah keinginan menuntut ilmu di Negeri Para Nabi menimbulkan berbagai polemik, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan. Sebagaimana banyak pertanyaan masuk kepada kami dari calon duta bangsa, diantara pertanyaan itu berbunyi :  Bagaimana kehidupan di Mesir? Apakah kita disana mendapatkan beasiswa? Berapa biaya hidup di sana? Ya, mungkin pertanyaan itu yang membuat kami ingin sekali berbagi pengalaman mengenai kehidupan di Mesir, Negara yang jauh dari Tanah Air tercinta.
Satu persatu soal akan saya jabarkan menurut pengalaman dan pengetahuan penulis, kurang lebih 8 bulan penulis hidup di Bumi Kinanah ini serasa sudah sangat lama, dan sebenarnya ada yang lebih tahu tentang Mesir daripada penulis, akan tetapi para senior kami sangat sibuk dengan kesibukkannya, menjadikan kami mencoba untuk menuliskan risalah ini, setidaknya bisa tersampaikan isinya dan bisa di gambarkan di fikiran masing-masing.
     Lingkungan merupakan salah satu elemen pendukung kita dalam menuntut ilmu, terlebih halnya apabila lingkungan itu jauh dari sanak keluarga dan Tanah Air tercinta.
     Seperti yang kami dengar, bahwa tahun ini ada pilihan Beasiswa dan Non-Beasiswa di kolom pendaftaran, akan tetapi kami tidak mengetahui sistematisnya. Oleh karenanya kami akan memberitahukan sistematis yang tahun kemaren ataupun tahun-tahun sebelumnya.
     Beasiswa ke Mesir memang ada, tepatnya di Universitas Al-Azhar. Beasiswa yang di maksud adalah Kuliah gratis tanpa ada biaya per-Semesternya, asrama mahasiswa, uang saku setiap bulannya. Akan tetapi tidak semua orang bisa mendapatkan beasiswa berupa asrama dan uang saku setiap bulannya, hal itu bisa di dapatkan harus melalui tahap-tahap tertentu terlebih dahulu. Lain halnya dengan Universitas Islam Madinah, para mahasiswa di sana mendapatkan beasiswa penuh dan mendapatkan tiket pulang-pergi setiap tahun. Di Universitas Al-Azhar tidak seperti itu, mungkin karena banyaknya mahasiswa atau mungkin ada sisi yang lainnya.
     Oleh karenanya, mulai dari tiket pesawat, akomodasi kehidupan dll kita memakai biaya pribadi. Berapa kira-kira biaya yang akan di habiskan oleh mahasiswa baru ? mungkin itu pertanyaan yang sangat bagus, karena kami tahu, tidak semua orang tua berkecukupan untuk mengeluarkan biaya, apalagi biaya itu cukup besar. Meskipun di sisi lain, orang tua rela melakukan apapun demi anaknya bisa melanjutkan pendidikannya.
     Tentunya setiap tahun berbeda pula biayanya, karena zaman semakin modern, teknologi semakin canggih dan segala akses semakin cepat. Mungkin saya akan memberikan rincian biaya secara umum, sebagai berikut :
1.      Tiket Pesawat : Rp. 7.500.000
2.      Biaya Administrasi (Visa dan segala macamnya) : Rp. 5.000.000
3.      Biaya Jasa Travel : Rp. 1.000.000
4.      Biaya Sewa Rumah untuk 1 bulan awal : Rp. 500.000
5.      Dll  : Rp. 1.000.000
     Jadi jumlahnya Rp. 15.000.000 , dan biaya ini bisa jadi naik, karena ini hanya biaya untuk tahun kemaren dan penulis tidak tahu untuk tahun ini, yang terpenting kisaran biayanya tidak jauh dari angka itu. Dan biaya ini belum sama uang saku pribadi, karena di Mesir kita akan beli barang-barang pribadi sendiri, misal kasur, lemari dll.
     Dalam tulisan saya sebelumnya, saya mengatakan bahwa belajar ke Mesir membutuhkan modal awal berupa finansial, jadi tidak hanya mengandalkan kepintaran otak saja. Terus bagaimana apabila kita tidak mempunyai biaya sebanyak itu ? Sebenarnya banyak cara untuk mendapatkan biaya sebanyak itu, bisa dengan cara membuat proposal ke kantor pemerintahan setempat atau kepada yayasan yang mencari kader-kader da’i islam, atau minta tolong sama tokoh masyarakat untuk di carikan dana dll. Yang terpenting kita bukan menghinakan diri atau bergantung kepada orang, dan perhatikan hal yang sangat penting ini, berkaitan dengan masalah aqidah bahwa Allah telah menjamin rezeki kita, jika niat kita tulus untuk menuntut ilmu di Jalan Allah Ta’ala, pasti Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an : “ Barangsiapa yang bersungguh-sungguh berjuang di jalan kami (untuk mencari Ridha-Nya), maka kami (Allah) akan memberikan jalan keluarnya (solusinya)” QS. Al-Ankabut : 69
     Apakah biaya hanya sebatas itu ? Tentu saja tidak. Setelah kalian sampai di Mesir, kalian akan melakukan Ujian kembali, untuk menentukan , di kelas mana kalian berhak masuk. Karena kebijakan baru di pihak kampus, bahwa setiap mahasiswa baru wajib masuk  markas lughoh terlebih dahulu. Dan di markas lughoh tidak gratis layaknya di Univesitas, dan setiap level menghabiskan biaya 540 le (Rp. 810.000), kecuali pada tingkat Mutamayyiz biayanya hanya 340 le (Rp. 510.000). Tidak semua mahasiswa bisa langsung kuliah pada tahun itu juga, kebanyakan mereka harus menyelesaikan kelas persiapan bahasa sesuai dengan tingkat masing-masing. Ada 7 tingkatan di markas lughoh, dan setiap tingkat di lalui dalam waktu 1 setengah bulan bahkan lebih, tergantung kebijakan kampus. Diantara tingkatannya adalah sebagai brikut :
a.       Mubtadi’ Awwal
b.      Mubtadi’ Tsani
c.       Mutawashit Awwal
d.      Mutawashit Tsani
e.       Mutaqoddim Awwal
f.                    Mutaqoddim Tsani
g.      Mutamyyiz
     Maka dari itu bersungguh-sungguhlah dalam belajar, minimal kalian masuk di tingkat mutaqiddim awal untuk bisa kuliah tahun itu juga, disamping tidak banyak mengeluarkan biaya lebih banyak lagi, dan  apabila kalian masuk di tingkat Mutawasith ke bawah, maka bersiap-siaplah untuk menunggu setahun lagi untuk bisa kuliah.
     Sebenarnya masalah kuliah tahun ini atau tahun depan itu tidak menjadi masalah, karena memang kita kesini tujuannya belajar. Tapi kan tidak sesuai target kita ? mungkin itulah hal yang kita rasakan.
     Berapakah biaya hidup disana ?
     Berangkat dari pertanyaan itu, kami berusaha untuk memberi gambaran secara umum saja, sesuai kenyataan yang ada. Akan tetapi kami akan memerinci dahulu, apa saja kebutuhan kita? Tentu hal ini berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
     Kami akan menyebutkan secara umum, kebutuhan pokok mahasiswa per-bulan. Diantaranya :
a.       Sewa Rumah : 200 EGP
b.      Makan : 100 EGP
c.       Ongkos : 150 EGP
d.      Dll : 300 EGP  (kebutuhan pendukung atau uang saku)
Jumlahnya 750 EGP ,  sekitar Rp. 1.000.000-,  .
Jumlah ini bisa jadi berkurang ataupun malah bertambah, tergantung bagaimana kita mengolah keuangan yang di kirim dari orang tua di Indonesia.
     Mungkin itu gambaran mengenai biaya hidup secara umum, kurang dan lebihnya tergantung pribadi masing-masing.
     Harga kebutuhan pokok di Mesir relati murah seperti halnya di Indonesia, Cuma berbeda mengenai masalah mata uang, sehingga terasa banyak.
     Lantas bagaimana mendaptkan beasiswa? Salah satu persyaratan untuk mendapat beasiswa adalah najah di tahun pertama, minimal mendapatkan nilai jayyid. Jadi, apabila kita masih belum kuliah atau masih di markas lughoh, otomatis tidak bisa mengajukan beasiswa itu. Oleh karenanya kita memakai modal awal untuk penopang hidup di Negara Kinanah ini.
     Lembaga beasiswa di Negeri Mesir berbagai macam, dan Al-Azhar sendiri juga memberi beasiswa bagi mahasiswa apabila mendapatkan nilai jayyid. Selain Al-Azhar ada juga Baitul Zakat Mesir dll.
     Lalu bagaimana apabila orang tua kita tidak mengirim biaya sejak awal kita berada di Mesir? Ini pertanyaan yang banyak di tanyakan kepada kami, dan kami berusaha untuk menjawab dengan singkat. OK, mungkin bisa saja kita kuliah dengan bekerja, meskipun agak menyita waktu sedikit, dan disini kita harus pandai-pandai dalam membagi waktu.
     Lantas kerja apa, yang bisa di lakukan sambil  kuliah? Banyak mata pencaharian yang di lakukan oleh kebanyakan Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir). Diantaranya : Berjualan, Pelayan restoran, Pelayan Hotel, Gait Travel, Jasa Pengiriman Uang, Jasa Penukaran Uang , dll.
     Semua kerja itu bisa saja dilakukan oleh Mahasiswa, meskipun harus membagi waktu dengan kuliah dan waktu belajar.
     Sebagai penutup, selama orang tua masih bisa mengirim biaya untuk kebutuhan pokok maka lebih baik tidak bekerja, agar pembagian waktu belajar tetap kondusif. Dan apabila sebaliknya, maka terpaksa untuk kuliah sambil kerja. Dan perlu di ingat juga, bahwa kerja bukan tujuan utama kita ke Mesir, maka harus tetap berada dalam koridor yang sesuai dengan tujuan awal kita kesini.
     Semoga Allah Ta’ala memberikan kemudahan dan kesabaran dalam menuntut ilmu, sehingga ilmu kita bisa bermanfaat untuk diri pribadi dan orang lain pada umumnya. Aamiin.
           
                                                                                                KAIRO, 07 MEI 2016

0 komentar:

Posting Komentar